07. Gue kan cuma pengen bantuin Mala aja.

16 2 13
                                    

Mala kembali menatap kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mala kembali menatap kakinya. Teriakan Hyewon di kantin tadi membuatnya meringis. Ia tidak mau Hyewon dan yang lain tahu apa yang terjadi padanya.

"Lukanya udah ibu obatin ya cantik. Kenapa bisa sampe parah gini sih?"

"Gapapa bu, cuma ngga sengaja kena meja," bual Mala sambil tersenyum.

Perawat di ruang kesehatan sekolah yang biasa ia panggil ibu itu menggelengkan kepalanya. Ia tahu bahwa Mala adalah korban kekerasan dilihat dari lukanya. Namun, ia memilih diam dibanding membuat Mala tidak nyaman.

"Ibu panggil temen-temen kamu, ya? Keliatannya Serim yang paling khawatir. Aduh, ibu jadi inget masa muda."

Mala tertawa kecil sambil mengangguk menanggapi ibu perawat. "Makasih banyak ya, bu. Janji deh ngga bakal ke ruang kesehatan lagi."

"Harus, tapi kalau sakit harus datang. Janji ya?"

Mala tersenyum senang dan mengangguk. Perawat itu benar-benar punya sisi ke-ibu-an yang selama ini Mala harapkan.

"La, lo gapapa kan?" Serim terengah dalam bicaranya. Ia begitu khawatir melihat kaki Mala yang tadi begitu banyak mengeluarkan darah.

Mala mengangguk, "Gapapa kok. Kalian ngga masuk kelas aja? Bel udah bunyi tau."

"Apa gunanya kelas kalau temen kita masih disini sih? Kelas ngga lebih penting dari lo," kata Hyewon sambil memasang wajahnya yang marah. Mala tahu Hyewon kesal padanya karena tidak memberi tahu apa-apa padanya. Namun, Hyewon benar-benar membuatnya merasa spesial dengan perkataannya.

Ia bahagia sekali bertemu Hyewon.

"Lagian, kayaknya lo lebih butuh kita deh soalnya kelas sama sekali ngga butuhin kita," kata Yena. Benar-benar orang yang membangun suasana.

"La, lo beneran mau mampir kesini? Serius deh, kalau lo gamau bolos gapapa gausa bolos les

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"La, lo beneran mau mampir kesini? Serius deh, kalau lo gamau bolos gapapa gausa bolos les."

Hyewon menatap Mala dengan khawatir, apalagi jalannya belum sepenuhnya benar. Tapi, Mala nekat untuk ikut mereka sekarang. Urusan hukuman apa yang nanti ayahnya akan berikan ia bisa tanggung, tapi untuk bersenang-seneng dengan mereka mungkin hanya akan datang sekali seumur hidupnya.

Mala terkekeh gemas, "Gapapa, Hye. Kayaknya asik juga pergi sama kalian. Apalagi kalau Allen traktir,"

Yena dan Hyewon terkekeh mendengar penuturan Mala. Sedangkan Serim mengelus pelan pundak Allen. Ia turut sedih mendengar penuturan Mala.

Hyewon dan Yena dengan hati-hati mengandeng tangan Mala. "Ih, gue bisa jalan sendiri kok. Kalian keliling aja liat dekorasinya."

Yena menggeleng, "Gue gamau ya tiba-tiba lo jatuh terus kita gatau."

Allen menatap Yena tidak suka. Matanya melirik Yena dengan sinis. Allen sebenarnya menyayangi Yena kalau saja gadis itu tidak menyebalkan. "Lo malah jadi kayak do'ain dia sih?"

"Maksud gue ngga gitu ya bule," Yena menatap Allen dengan tatapan sengit. Mereka terus saja berkelahi tidak tahu tempat. Tapi, Mala malah senang melihatnya.

Tiba-tiba Serim mengambil alih Mala dari tangan Yena dan Hyewon. "Biar gue aja yang sama Mala. Kalian keliling aja gapapa."

"Serim beneran modus banget. Gue juga mau kali sama Mala," Hyewon menatap sinis Serim yang seenaknya mengambil alih Mala dari dirinya.

Yena dan Allen menatap Serim curiga, "Asli, lo ada apa sih sama Mala?"

"Emang ada yang salah apa? Gue kan cuma pengen bantuin Mala aja. Lo kenapa negatif terus sama gue deh, Len?" Allen menghela nafasnya mendengar jawaban Serim. Temannya ini memang selalu tebar pesona dimana-mana.

Yena menyahuti, "Jalan bareng-bareng aja apa nggabisa? Ribut mulu,"

Pengen tanya, ‘ceritanya bisa dinikmati?’ tapi mungkin kalian tidak menikmati 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pengen tanya, ‘ceritanya bisa dinikmati?’ tapi mungkin kalian tidak menikmati 😭

DIFFERENT, SERIM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang