Happy Reading
*****
Every promise will be valid at any time
Hujan deras di sertai suara gemuruh petir terus menghantui pendegaran seorang gadis. Dia Queen gadis cantik dengan jepit rambut hitam polos kini terjebak di tengah hutan karna kecerobohannya sendiri. Tak ada yang bisa Queen lakukan selain menangis, berteriak meminta tolong meski Queen tau tak ada orang yang mendegarnya karna jauh dari kawasan villa milik kakeknya.JDARRRRR...
"Ahhhhh..kakek hikss.. Queen takutt.. hikss.. nenek hikss hikss" Queen terus terisak sampai dia merasakan ada sesuatu yang sedang memperhatikannya. Queen mengalihkan pandangan ke arah belakang pohon, di situ dia melihat jelas ada orang dengan pakaian serba hitam menatap dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
Dengan takut Queen berlari menjauh dari pria misterius. Queen terus berlari hingga tak sadar ada banyak ranting kayu dan batu di hadapanya.
Brukkk..
"Akhhh.. hikss sakitt...aww papa mama..hikss queen..sakit hikss" Queen terjatuh dengan keras karna ada ranting besar yang membuat lutut dan sikunya bertubrukan langsung dengan batu-batu kasar.
Queen memberanikan diri melihat keadaan lutut dan sikunya yang terasa perih. Queen semakin terisak kala mengetahui lutut dan sikunya mengeluarkan darah begitu banyak. Queen terduduk dengan tangisan yang semakin keras.
"Papaa hikss..kakek hikss..mama hikss..sakitt..hikss"
"kamu ga papa?"
Queen sontak mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara seseorang di depannya. Queen melihat seorang anak laki-laki dengan tatapan khawatir.
"kamu...hikss..siapa?" Queen masih terus terisak lalu menutup kedua matanya takut. Queen takut karna anak laki-laki di hadapanya ini muncul tiba-tiba. Queen semakin di buat takut saat anak laki-laki itu terus memandang kedua manik hitam pekat milik Queen.
Dengan hati-hati Queen membuka kedua matanya. Queen menatap dalam sepasang iris berwarna hijau jernih yang begitu tajam. Anak laki-laki itu menatap lekat manik Queen, lalu berjongkok tepat di depan Queen.
"Ezza, panggil aku Ezza"
"hikss..Ezza kenapa..hikss..di sini?" Queen masih terus terisak, namun hatinya menghangat ketika Ezza mengelus perlahan pipi chubby milik Queen.
"Janggan nagis lagi. Malaikat pelindung kamu ada di sini" Ezza menempelkan keningnya dengan kening Queen, dan hal itu berhasil membuat Queen berhenti terisak.
"Ezza mau jadi malaikat pelindung Queen?" Perhatian Queen yang sudah teralihkan membuat Ezza bernapas lega,pasalnya Ezza benar bwnar khawatir akan kondisi gadia kecil di hadapannya.
"Ezza janji sama Queen, Ezza bakalan jadi malaikat pelindung" Ezza menghapus jejak air mata di pipi Queen. Ezza merobek kaos hitam miliknya, melilitkan kain tersebut pada luka Queen.
"akhh aww" Queen meringis saat kain yang di lilitkan Ezza terlalu kuat sehingga dapat menekan luka pada lutut dan siku Queen.
"maaf ya. Sekarang kita pulang" Ezza hendak berdiri namun lengan kanannya di tahan oleh Queen. Ezza menaikan sebelah halisnya pertanda dia menanya 'apa'.
"Queen ga tau ini dimana. Janggan pergi tadi ada orang serem di belakang pohon" Ucap Queen membuat Ezza mengeryitkan dahinya heran, sedetik kemudian Ezza tertawa lepas.
![](https://img.wattpad.com/cover/222286627-288-k24906.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE -
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARNA AKAN ADA CHAPTER YANG DI PRIVAT Dia Altezza, si ketua genk Wollfez dengan paras yang luar biasa tampan, tak pernah ada yang berani menentang perintahnya. Kecuali gadis cantik itu, Alea. Murid baru itu berani menenta...