2

40 3 0
                                    

10 menit sudah berlalu, suara detak jarum jam dinding semakin terdengar menandakan waktu terus berjalan. Gadis itu masih setia berdiri di depan papan tulis dengan tangan lincah menulis semua rumus rumus yang ia ketahui, mungkin sebagian orang pelajaran fisika adalah pelajaran yang biasa-biasa saja tapi tidak untuk kelas 11 ipa 4. Bagaimana tidak jam ini adalah jam terbilang sial bagi rere, sedari tadi rere berdiri dengan seutas keringat yang membasahi dan bercucuran di pelipisnya. Di kelas ini fisika adalah pelajaran yang paling greget. Bagaimana tidak guru yang mengajar sesekali menulis soal dan menunjuk salah satu siswi untuk mengerjakannya tanpa penolakan. Bagi rere kalau disuruh memilih antara ulangan dadakan atau mengerjakan soal dadakan ,pasti dia akan pilih ulangan dadakan.

Ting ting tinggg
Bel pertanda pulang berbunyi

Stopp!
Perintah dari pak Arif selaku pembimbing mapel pelajaran Fisika
Pak Arif berjalan menuju papan tulis dan sedikit memicingkan matanya dari sekian banyak yang Rere tulis mulai dari Diketahui, Rumus penalaran, subtitusi, pak Arif hanya langsung fokus di jawaban terakhirnya yaitu 53 cm
Pak arif menganggukan kepalanya dan memberi tanda jempol kepada Rere

"Bagus Re, jawaban kamu benar. Minggu depan kamu bebas tidak ikut ulangan di pelajaran saya"
Ucapnya mantap membuat Rere hampir lompat-lompat namun dia tahan kakinya dan tersenyum lalu membungkuk sopan, dia bernafas legah dan mengucapkan

"Terimakasih pak Arif"
Ucapnya senang

Rere kembali ke tempat duduknya dan mengepalkan tangannya yang basah itu, rere bingung kenapa telapak tangannya selalu mengeluarkan berupa cairan air

"Anak-anak sampai disini pelajaran saya, kalian bisa catat yang di atas dan belajar di rumah, minggu depan kita ulangan"

Ucap pak Arif mantap lalu bergegas keluar dari kelas 11 ipa 4
Sementara itu lagi lagi Rere menjadi pusat perhatian

"Mantap Re, ga masuk ulangann wkwkw"
Teriak Fadil yang berada di bangku paling belakang

"Untung bukan gue yang naik"
Ucap Ani si ketua kelas mengelus ngelus dadanya

Sementara teman yang lainnya sudah keluar dari kelas.

Rere menghembuskan nafasnya dengan perasaan legah sebari masih membenahi buku-bukunya.
Seusai itu dia berjalan menuju tempat parkir mobilnya, mobil sport abu-abunya yang selalu setia menemaninya saat ke sekolah.

Di rumah kediaman Rere

Seusai memarkirkan mobilnya di garasi, dia berjalan menuju pintu rumahnya lalu membukanya. Dia mengucapkan salam namun tidak menerima balasan. Di dalam rumah ini hanya ada 3 penghuni yaitu Bunda rere, papi rere dan Rere . selebihnya author tidak tahu wkwkw
Ayah rere adalah seorang arsitektur dan ibu rere adalah seorang pengusaha butik

Rere duduk di sofa ruangan dimana ada rak-rak yang menjulang tinggi tempat ia menyimpang semua koleksi sepatunya. Selain bermain game rere suka dengan yang namanya sneakers dan hal yang lainnya yang membuat kakinya merasa nyaman. Setelah itu ia melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumahannya yang berwarna kuning. Rambut yang sedikit bergelombangnya ia ikat dengan karet hitam yang selalu menemani pergelangan tangannya

Huffttt
"Kenapa rumah ini selalu sepi"
Pikirnya dalam hatinya

Dia menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai 2 setelah itu dia melakukan rutinitasnya mengganti pakaian dan mandi

Bunyi dering iphone keluaran barunya terdengar di ruangan kamar Rere. Rere yang sedang mengeringkan rambutnya berjalan beberapa langkah dan menggeser ke arah hijau pertanda ponselnya terhubung dengan seseorang

WHITE GRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang