4

21 3 0
                                    

Mobil Honda HR-V berwarna putih Nini terparkir di depan gerbang depan rumah Rere, tak selang beberapa menit seorang gadis rambut panjang bergelombang keluar dari gerbang tersebut, senyum mekarnya mengawali perjumpaannya terhadap sahabatnya pada hari ini yang dibalas dengan senyum tipis Nina.

" udah lama Nin?"

Tanyanya sebari menutup pintu mobil lalu memasang seat belt

" nggak, gue baru sampai."

balas Nini lalu melajukan mobilnya menuju sekolah

15 menit di perjalanan mereka melewati jalan, mereka keluar lalu melewati koridor bersama-sama dengan perbincangan yang sesekali membuat Rere tertawa. awal perjumpaan mereka dimulai pada saat Nini kelas 11 yang sedang berdiri sendiri di halte menunggu angkot. pada saat itu mobil Nini digunakan oleh ibunya. bagi Nini, Rere adalah sesosok bidadari yang turun dari langit menolongnya. namun mungkin bagi Rere menolong sesama itu keharusan.

" Re gue duluan ya, entar kita ketemuan di kantin sama anak-anak"

ucap Nini yang kini tengah berada di depan kelas Rere, kelas Nini berada di lantai 2 sehingga melewati kelas Rere yang di lantai 1. Rere hanya memberikan jempol pertanda dia setuju. setelah itu dia memasuki kelasnya dengan mengucapkan salam yang dibalas dengan teman-temannya.

sama dengan hari- hari lainnya semua sibuk dengan mengejarkan tugas-tugasnya yang terbengkala dengan berbagai macam alasan. Rere mendapati temannya yang sangat sibuk berkutat dengan kertas polio.

"pasti ini tugas sejarah"

gumamnya dalam hati

dia menyimpang tas bermerek ADIDAS hitamnya di atas kursi, seperti pada umumnya dia duduk dan memperhatikan teman sebangkunya.

"Re tugas lo dah kelar?"

Tanya len yang masih berkutat dengan pulpen dan kertas di depannya

" udah Len"

balasnya singkat

"CUYY TUGAS RERE UDAHH KELARR"

Teriak Len dengan girang sebari melompat mendekat dengan Rere

kekompakan dikelas ini memang sudah diakui oleh Rere baik di jalan benar maupun jalan sesat. Rere yang mengerti situasi segera mengambil map merah bersisi tugas-tugas yang tengah diperebutkan teman-temannya. aktivitas Rere terhenti ketika melihat satu kelas di depannya dengan ponsel yang sudah siap ditangannya, apalagi kalau bukan memotret tugas lembar demi lembar itu dan menulis dengan kecepatan yang sangat, bagaikan ujung nyawanya berada di ujung pulpen tersebut. anak jaman sekarang suka memotret tugas sehabis itu pergi tanpa mengucapkan terimakasih, tiba-tiba Rere membuka mulutnya melihat sekerumungan temannya di depannya

"kok benngong aja sih Re"

ucap salah satu temannya yang bernama Iyan yang ukuran tubuhnya sedikit pendek dari pada Rere

Rere menutup mulutnya lalu menyimpang tugas sakral itu di bangkunya, yang pertama memotretnya adalah tiada lain kalau bukan Len, dialah yang paling antusias diantara temen-temen lainnya. Rere hanya tersenyum dan berfikir apa saja yang mereka kerjakan setelah pulang sekolah, kita pulang jam 3 sore dan masuk jam pertama pada pukul 7.30 pagi. dia mengangkat jari-jarinya berniat menghitung berapa jam yang temen-temannya buang dan tidak mengerjakan tugasnya.

"lo ga usah itung Ree, lo kan tau kita sibuk main game, lo aja suka"

cerocos Len yang kini berdiri menuju bangku yang tidak jauh dari bangku Rere

niatnya terurung ketika bel tanda jam pertama berbunyi, untung saja tugas sejarah di kumpul pada jam sehabis istirahat. dia menghembuskan nafasnya ketika guru mapel biologi sudah memasuki kelasnya dan jamnya pun dimulai.

Rere sangat serius memperhatikan pelajaran yang ia harus tekuni, papahnya sudah berpesan ketika lulus SMA nanti dia juga harus Lulus SNMPTN KEDOKTERAN DI UI, Sebenarnya agak sulit baginya untuk menerima penekanan dari orang tuanya namun dia tidak mau mengecewakan papahnya, baginya papahnya adalah laki-laki nomor satu yang membuatnya bahagia, membuatnya tahu dunia seperti apa. dan tidak terasa sisa 5 menit terakhir pelajaran mapel bilogi akan selesai, yang membuat Rere selalu bimbang adalah ini waktu yang sangat tepat membahas materi yang belum ia paham namun melihat kondisi teman sekelasnya yang memasang wajah yang sangat kelaparan mengurungkan niatnya untuk bertanya. dia berfikir kita tidak bisa terus-terus egois dalam mementingkan pendidikan. namun dilain sisi sungguh dia sangat penasaran dan tak henti-hentinya ia ingin selalu bertanya. " ada yang sama seperti posisiku di sekolah?" tanyanya dalam hati. lamunannya terhenti saat bel istirahat berbunyi dan guru mapel bilogi sudah keluar

" terimakasih Reee, hari ini kau malaikat bagi kami"

teriak sekelasnya dan membuat satu kelas tertawa. moment ini akan selalu Rere abadikan ketika nanti kita sudah lulus namun terlalu dewasa bukan? dia masih kelas 11 dan sudah memikirkan hal tersebut. lamunannya terhenti ketika suara cempreng Fany menggema kelasnya

" REEE LO GA KE KANTINN?"

teriaknya diambang pintu yang bertuliskan 11 ipa 4. Rere tersadar dan menemui Fany yang sudah memasang wajah yang lesuh dan mengucapkan di bibirnya bahwa dia lapar. Fany memiliki wajah yang cubby, rambutnya yang sebahu membuat semua orang ingin mencubit pipinya yang gemes namun dari cerita yang pernah ia katakan dulu dia selalu di ganggu oleh mantan pacarnya yaitu Leon, kakak kelasnya yang berada di kelas 12 ips 5. salah satu kelemahan yang rere ketahui adalah mantan pacarnya . dia takut apabila leon akan memukuli Fany.

Rere meraih tangan Fany lalu menariknya menuju kantin favoritnya, tak selang beberapa menit sekerumunang siswa-siswi yang melihat Rere dan Fany berdiri di pintu kantin.

bener-bener bidadari

ungkap siswa-siswa disana.

Mata Rere masih sibuk mencari dimana Risa dan Nini

" REEEEEE, FANNNNNN"

Teriak Risa sukses membuat semua orang melihatnya, Rere tersenyum dan menghampiri mereka. melihat setumpukan makanan dan minuman yang sudah tersedia matanya menjadi berbinar, yang paling Rere suka dari Risa adalah dia anak yang gesit, tanpa memesan makanan dan antri untuk mendapatkan minuman yang dia suka semua sudah tersedia dan siap untuk disantap. tanpa Ba-BI-Bu lagi mereka duduk dengan kursi yang ia sediakan lalu menyantap makanannya masing-masing. sementara menikmati dan tidak melihat sekelilingnya Rere tersedak dengan mie spaghetti yang ia makan

" Makanya kalau makan itu harus pelan-pelan"

ucap seseorang lalu menoyorkan sebotol air putih mineral, tanpa melihat pemberinya ia lalu mengambilnya dan meneguknya

" MA KA sihhh "

ucapnya terbata dan melihat wajah dengan senyum memancarkan lesung pipi khasnya. itu adalah REYNAND

"gais gue gabung ya,"

Izin rey terhadap teman-teman Rere yang hanya diberikan anggukan oleh semua temannya

setelah melihat reaksi teman-temannya , Rere lansung melanjutkan makanannya dengan sedikit menjaga imagenya, Nini yang sadar melihat itu hanya terkekeh.

"kak rey incer siapa sih?"

bisik adik kelas yang masih kelas 10

" ga tau tapi siapapun yang ada di dalam geng itu semuanya cocok"

balas temannya yang cuek

yang bertanya pun merasa sedikit marah dan tidak menerima kenyataan bahwa kakak kelas yang ia puja menjadi milik orang lain.

WHITE GRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang