Hujan

7 2 0
                                    

Happy Reading
Tinggalkan jejak sayang♡
__________________________

Bukan senja teman terbaik ketika sedih,tapi hujan lah teman terbaiknya.
-Anita-

🕊🕊🕊

"Nita tungguin gue" kata febby sambil mengejar nita yang semakin jauh saja.

Setelah lari jauh, anita pun sampai di taman waktu bersama rendy. Ia langsung duduk di rumput-rumput hijau sambil memeluk lutut.

"Taa, udahan dong" kata febby yang baru saja datang. Febby pun langsung membenarkan nafasnya.

"Taa, udah ayo pulang. Gak akan ada senja sekarang. Ini mendung ta" kata febby membujuk nita pulang, karena langit sudah mendung banget.

"Lo pulang duluan aja, gue masih mau disini" perintah nita datar.

"Gak bisa taa, ayo pulang. Lo nanti sakitnya kambuh
"bujuk febby terus-menerus

'Anita sakit apa?-tanya
Author '

Anita hanya diam.
Tak lama hujan turun perlahan lalu membesar, menyapu setiap langkah dijalanan, mengingatkan setiap kenangan, yang membuat ia harus menangis dalam diam.

"Lo nangis aja ta, gapapa. Gue tetap disini" ujar febby setia.

"Lo tunggu dimobil aja" sentak anita, membuat febby menurut.

Anita diam, merasakan setiap sentuhan hujan. Mengingat setiap kejadian ketika hujan, dan hujan yang turun semakin deras di pipi. Tapi hujan di bumi bisa menutupinya

"Ternyata bukan senja teman terbaikku ketika sedih,tapi hujan lah teman terbaiknya" batin nita

"Senja datang membawa cinta tapi hanya sementara, sedangkan hujan ia tak membawa cinta tapi bisa menutupi luka" batinnya lagi.

Sudah pukul 7 malam, hujan masih terus mengguyur dan anita belum balik ke mobil. Parahnya febby malah ketiduran di mobil.

"Euggh..jam berapa ini?" Monolognya sambil mengecek jam.
"APAA" teriaknya kaget tahu sekarang sudah jam 7 malam.
"Tolil gue,malah ketiduran. Nita belum pulang lagi" gerutunya sendiri

Febby pun buru-buru ke luar, menuju nita.
"Ya Allah maafin febby, udah lupa sama sahabat sendiri" do'anya sepanjang jalan.

Tiba di lokasi, febby tidak melihat. "Dimana anjir?" Gumannya. Pandangan febby berputar, mencari keberadaan nita.
Tepat di ujung, sana ada kedai dan disana juga ada anita yang sedang makan.

"Anji lo nit, gue udah khawatir" gerutu febby, sambil nyamperin nita.

"Enak ya makan" sindir febby
"Heheh, ayo feb makan. Pesen sana" tanpa basa-basi febby pun langsung memesan.

"Udah tenang?"
"Mayan"
"Kok lumayan sih nit? Masih kepikiran? Lupain aja lah nit! Mungkin dia lagi punya urusan lain"
"Udah ah skip" nafsu makannya tambah hilang dimakan kesedihan.

"Udah makan lagi, udah gitu kita pulang"
Akhirnya mereka makan kembali, walau sudah tidak berselera bagi anita.

🕊🕊🕊

Diary AnitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang