RINDU -20

40 9 6
                                    

Seperti biasa, bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring. Seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas, keributan telah dimulai. Bahkan, ada yang sampai teriak-teriak untuk memanggil nama temannya, ada juga yang rusuh akibat ingin cepat-cepat keluar dari desakan belakang.

Lainnya dengan Syifa, ia memilih pulang akhir karena ia tidak mau menunggu dan merasakan hal kerusuhan seperti itu. Syifa membereskan buku-bukunya lalu masukan dalam tas.

"Lu jadi pinjam buku gue nggak?" tanya seorang gadis di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan Melly?

Saat beberapa jam yang lalu Syifa tertinggal materi yang diberikan oleh gurunya. Maka dari itu ia meminjam buku Melly untuk melengkapi catatannya. "Iya jadi, mana bukunya?"

Melly langsung memberikan buku yang diminta oleh Syifa dan memasukkannya ke dalam tas milik Syifa. "Gue balik duluan, ya."

"Nggak bareng gue, Mel?" tanya Syifa yang sudah hampir selesai merapikan barang-barang miliknya.

Melly yang mendengar ucapan Syifa langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak, gue duluan ya, Syif!" pamitnya langsung berlari cepat.

Syifa bingung, bagaimana bisa sahabatnya itu meninggalkannya? Tanpa alasan pula. Pikiran Syifa sebenarnya ingin tahu dengan tujuan Melly sekarang, tapi ia tidak ingin menjadi orang kepo. Syifa melangkah menuju mobil jemputan yang sudah menunggu dirinya untuk pulang.

Di sisi lain, Melly sedang mencari-cari seseorang yang baginya penting. Ya, Rico. Dia sedang mencari pujaan hatinya di setiap sudut.

"Kak Rico!" teriak Melly.

Rico yang sedang asik berjalan harus berhenti saat namanya terpanggil. Ia membalikkan tubuhnya dan mulai mencari asal suara itu. "Iya, kenapa?"

"Hmm, Kak Rico ... boleh minta nomornya?" tanya Melly dengan hati-hati.

"Untuk apa?"

"Mau dekat aja, Kak. Please ... sekalian barangkali ada mata pelajaran yang kurang paham, 'kan bisa tanya-tanya gitu," ucap Melly cengengesan. Melly sangat berharap jika ia bisa mendapatkan nomor pujaan hatinya walaupun ia harus menahan rasa malunya itu.

"Lain kali aja, ya. Kakak lagi buru-buru," ucap Rico yang mulai melangkah meninggalkan Melly sendiri.

"Kak, please ... Melly, mohon ...." Melly tidak peduli mau wajahnya dipandang seperti apa, yang terpenting ia berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.

Rico mengembuskan napas berat. Dirinya baru saja merasa terganggu  dengan kehadiran seseorang yang baginya tidak penting. Rico mengambil buku dalam tasnya dan merobek sebagian untuk menuliskan nomor miliknya lalu ia berikan pada Melly.

"Terima kasih, Kak. Hati-hati, ya, pulangnya." Saat sudah mendapatkan nomornya Melly tersenyum lalu perlahan pergi meninggalkan Rico.

***

Syifa merebahkan tubuhnya di atas kasur. Hari yang sangat melelahkan. Syifa menatap langit-langit dengan tatapan kosong.

Drtt ... Drtt ... Drtt ....

Mengagetkan saja, Syifa baru saja ingin tertidur pulas tetapi ada saja halangannya. Syifa mengambil ponselnya lalu ia angkat secara perlahan-lahan.

"Hallo, Syif! Gue punya kabar bahagia! Pasti lu kaget banget, gue yakin itu!" ucapnya di seberang telepon.

Syifa kembali menatap ponselnya dan membaca nama kontak yang sudah tertulis 'Melly si bucin halu'.
Ya, Syifa telah memberikan nama yang pas untuk seorang Melly yang suka membucin parah.

RINDU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang