not silent readers🌬
Larinya semakin cepat, nafas yang memburu, dan keringat yang bercucuran untuk cepat sampai ke rooftop sekolah. Lima langkah, tiga langkah, dan akhirnya selangkah lagi Hening. Itulah yang menggambarkan kondisi rooftop saat ini namun tidak jauh dari penglihatan gadis itu melihat seorang gadis lain yang sedang duduk termenung di kursi panjang ujung sana. Rea berlari menuju ke tempat gadis itu dan berdiri tepat didepan gadis yang sedari tadi duduk di kursi itu.
"Dengar jika penyesalan terus terjadi, it'll never be over." ucapan Rea berhasil meruntuhkan lamunan Tata seketika dan mengdongkak menatap mata Rea.
Kondisi Tata saat ini jauh dari kata baik-baik saja karena dengan mata yang sebam serta kelopak mata yang hitam menandakan Tata seperti terjaga sepanjang malam.
"Lo tahu ingatan itu akan terus menghantui gue sampai gue udah nggak ada di dunia ini." ketus Tata sembari mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.
"hmm... lo benar ingatan itu akan terus ikut sama lo sampai lo udah nggak bisa liat adik lo itu." ucapan Rea mendapatkan sorotan tajam dari Tata dan juga kekesalan yang dapat terlihat jelas dari matanya. Mereka saling menatap satu sama lain yang tidak bisa mereka artikan namun sebelum Tata mengeluarkan suara Rea lebih dulu mengeluarkan suaranya "Lo pikir dengan sikap lo seperti itu masalah lo bakalan kelar, nggak malah ini jadi buumerang buat lo." ucap Rea penuh penekanan.
"Jadi menurut lo gue harus apa?" tanya Tata ragu karena dia tahu jika sifat Rea yang over protektif terhadapnya.
"Pergi dari rumah lo itu, lo bisa tinggal sama gue dan juga keluarga gue." ucap Rea sambil ngeluarin smirknya.
"Terus apa bedanya kalau gue udah nggak ada dan gue tinggal bareng lo?" tanya Tata penuh percaya diri, dia berpikir jika Rea tidak memiliki alasan terhadap pertanyaannya itu.
"Bedalah kalau lo udah nggak ada lo pasti udah nggak di anggap yah... walaupun sekarang lo nggak dianggap sih sebagian dari keluarga lo itu, tapi kalau lo tinggal bareng gue setidaknya lo masih dianggap dan dijaga sama keluarga gue termasuk adik lo." jelas Rea santai.
"Thanks buat perhatian lo tapi gue masih belum bisa keluar dari rumah itu setidaknya masih ada yang gue pertahanin di rumah itu ." jawab Tata "Tapi tenang aja kalau memang udah waktunya gue bakal ikut sama lo." lanjut Tata sambil menepuk pundak Rea dan melangkah menjauh dari tempat itu, namun sebelum menuruni anak tangga Tata berbalik dan melihat Rea berdiri mematung sedari tadi seperti dia masih belum mencerna yang Tata katakan padanya.
"Lo mau turun atau lo mau gue tinggal?" tanya Tata melanjutkan langkahnya tanpa ia sadari jarang sekali tersenyum seperti itu.
"apa yang dia harapkan dari rumah itu...apakah harta tapi sepertinya tidak." batin Rea
Rea tersadar dari lamunannya karena teriakan dari Tata.
"Bitch." gumam Rea pelan sambil berlari mengejar sahabatnya itu Tata
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLETPROOF
Teen FictionJangan lupa follow yah... Tata tak punya apa-apa selain mimpi. Ketika membuka mata dan terjaga sepanjang malam untuk meraih mimpi yang tak berujung. Dengan berani berteriak memberi tanda pertarungan pertama dengan dunia. Tapi terlalu banyak rasa sak...