Chapter 3

57 17 10
                                    

Hello guys.... happy reading and don't forget to vote well

"Ee...elo nggak papa?" Tanya seorang remaja dengan setelan jersey basket yang membalut tubuh bidangnya.

-----

Tata tidak menghiraukan panggilan dari remaja itu. Remaja tersebut akhirnya menggoyang-goyangkan tangan Tata dan memanggilnya sesekali.

"hei...kamu kenapa?" Tanyanya dengan lembut

Tapi nihil, tak ada respon dari Tata yang membuat remaja itu berdecak sebal. Hingga beberapa menit kemudian dengan kepala yang masih bertumpu di atas lipatan tangannya remaja tersebut memutuskan untuk pergi dan berpikir gadis didepannya itu perlu sendiri. Namun belum sampai di ambang pintu ia mendengar isakan tangisan Tata dan itu membuatnya merasa khawatir,ia juga tidak mengerti kenapa ia langsung peduli kepada seorang gadis yang belum ia kenal. Mungkin itu hanya rasa kepeduliannya sesama manusia.

Akhirnya ia langsung berlari kecil dan mendekat kearah Tata.

"Angkat kepala lo" perintahnya dengan serius, namun bunkannya menuruti perintahnya malah Tata hanya berdecak sebal dengan kening yang masih bertumpu pada lipatan tangan. Tentu hal itu membuatnya kesal. Beberapa detik tak ada sahutan dari kedua pihak.

Tata langsung saja berdiri dari duduknya dan membuat orang yang berada didepannya itu kaget

"LO ITU SIAPA SIH NGATUR GUE TERUS, GUE CUMA PENGEN SENDIRI" jelas Tata dengan nada yang tinggi sontak itu membuat remaja yang berada didepannya itu mematung sesaat.

Ia langsung mengambil tasnya dan beranjak pergi dari kelas dan meninggalkan remaja yang masih terlihat bingung dengan tingkah laku dari Tata.

Remaja itu berlari sampai ke ambang pintu " Nama gue BAGASKARA SAPUTRA DARMAWANSYAH dari kelas XII.IPA.3 gue harap lo bisa dengar" teriaknya dan berharap semoga Tata bisa mendengar ucapannya itu.

"kakak kelas ternyata" gumam Tata sambil menghembuskan nafas lelah melihat kelakuan dari Bagas dan tetap melangkah menuju parkiran sekolah.

Di sisi lain Bagas yang masih setia memandang Tata dari kejauhan sampai punggungnya tidak terlihat lagi.

"unik" batin Bagas seraya melangkah menuju ke lapangan.

*****

Tata memasuki ruangan yang sudah tampak familiar baginya namun seperti neraka menurutnya. Belum sempat untuk menaiki anak tangga ia sudah mendapat teguran dari seorang parubaya, suara itu membuat Tata menghentikan langkahnya untuk naik ke kamarnya.

"Kamu dari mana, kamu itu perempuan sukanya keluyuran aja" Tegas dari ibu Tata yang sedang duduk santai dengan kedua anaknya yaitu Aldo dan Salsa

"Terus apa urusannya dengan anda?" Tanya Tata sambil memutar bola matanya malas tanpa berbalik melihat mereka.

"Kamu itu anak kurang ajar yah dasar anak sial" Teriakan dari ibu Tata

"Kamu jangan bersikap tidak sopan terhadap ibu Ta, kamu memang tidak tahu malu kamu sudah membuat kami kehilangan kasih sayang dari ay___" Ucapan Aldo, kakak dari Tata itu terhenti ketika Tata membuka suara.

"Kak, apa yang bisa dilakukan oleh anak yang berumur 12 tahun melihat ayahnya diambang kematian dan disekap oleh para penjahat itu jika kakak berada di posisi Tata mungkin kakak juga tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tahu ayah sedang berjuang di rumah sakit untuk bertahan hidup, itu juga membuat Tata sakit.Seandainya kita bisa membenci dan membunuh yang namanya takdir sudah lama Tata membunuhnya." Jelas Tata sambil menangis dan mulai berlari meninggalkan tempat itu.

"kak... salsa mohon jangan menyalahkan kak Tata atas kejadian itu, kakak juga sangat terpukul dan tidak sepenuhnya kesalahan kak Tata." Belaan dari salsa itu membuat ibunya terlihat sangat marah.

" Jika dia tidak mengajak ayahnya untuk keluar malam itu, ini semua tidak akan terjadi dia itu hanyalah anak pembawa sial" Jelas ibunya dengan hempasan nafas kasar yang terdengar begitu melelahkan.

" Kamu tidak perlu membela anak itu salsa" ucap Aldo santai

"Kak...aku juga kesal dengan kak Tata tapi aku tidak sekejam kalian karena aku manusia bukan hewan" ucapan Salsa membuat ibu dan kakanya terdiam kaku karena Salsa yang terbilang lembut bisa mengucapkan hal yang kasar apalagi itu adalah keluarganya. "Maaf jika kata-kata Salsa membuat kalian merasa tidak enak, permisi" lanjut Salsa lalu pergi meninggalkan aldo dan ibunya.

"Salsa" Teriakan Aldo yang tidak dihiraukan oleh Salsa dan menghembuskan nafas kasar yang berarti ia kesal terhadap adiknya itu.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE♥️

BULLETPROOFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang