[Name] berjalan gontai menyusuri sepanjang trotoar jalan menuju rumahnya. Tangan kanannya membawa segelas kopi dan tangan kirinya menjinjing tas kerja yang selalu ia pakai. Ia benar-benar lelah setelah bekerja seharian. Saat ini ia hanya ingin cepat sampai di rumah dan segera berguling-guling manja di kasur posesif nya.
Tapi entah dari mana tiba-tiba [Name] jadi rindu dengan pacarnya, tunggu bukan lagi. Ia jadi rindu dengan mantan pacarnya, Natsuya. Ia heran mengapa rindu bisa datang secara tiba-tiba— bahkan disaat banyak pikiran seperti ini, masih sempat-sempatnya rindu datang menghampiri.
Pikiran [Name] benar-benar kacau. Banyak hal penting lainnya yang harus ia pikirkan. Tidak seharusnya orang yang sudah tak peduli padanya itu tiba-tiba muncul di benaknya.
Halte berdiri lima meter di depannya, dan kebetulan ada sebuah bus yang sedang berhenti. Jarak rumahnya memang tidak terlalu jauh dari tempat ini, tapi dengan naik bus dan berhenti di halte dekat rumahnya ia bisa sedikit menghemat tenaga.
Ia buru-buru berlari menuju halte, sampai ia lupa kalau hari ini ia mengenakan high heels setinggi 10 cm. Kakinya yang tidak terbiasa mengenakan high heels akhirnya terkilir ketika dibawa berlari-lari.
Kakinya yang tidak mampu menopang berat tubuhnya akhirnya terjatuh. Anehnya sebelum ia benar-benar tersungkur ke trotoar ada seseorang yang menahan tubuhnya agar tidak jatuh di jalanan yang becek.
"Terima kasih," ucap [Name].
[Name] mendongak untuk mengetahui siapakah orang baik hati yang sudah menolongnya.
"Kamu..." ucap orang tersebut.
"Loh kamu... Loh kita kenal?"
"Oh iya kita nggak kenal," ucapnya sambil melepaskan tangannya yang tadi menahan tubuh [Name].
Alhasil sekarang [Name] terjatuh dengan tidak elitnya, sedangkan bus sudah melaju.
Bohong sebenarnya kalau mereka tidak saling kenal, karena sebenarnya mereka adalah sepasang kekasih yang sayangnya sudah putus beberapa bulan lalu.
"Natsuya!!" teriak [Name].
"Katanya nggak kenal?" tanya orang yang dipanggil 'Natsuya'.
Baru saja [Name] bilang ia kangen, eh sekarang malah muncul dengan wajah ngeseli. Walaupun sebenarnya [Name] masih tetep sayang.
"Yang bilang nggak kenal kan kamu," ucap [Name]. Ia kemudian melihat ke arah sepatu high heels nya yang sudah patah, "yah patah," ucapnya dengan nada sedih.
Natsuya melihat kearah [Name] beberapa saat, kemudian berlalu begitu saja seolah mengabaikan [Name].
"Natsuya," panggil [Name], dan Natsuya pun berbalik.
"Kenapa?"
"Kakiku sakit," keluh [Name] dengan wajah memelas.
"Terus kenapa?" tanya Natsuya dengan santai, seolah tak merasa berdosa setelah membiarkan [Name] jatuh kelesotan begitu saja.
"Cuma ngasih tau," jawab [Name] singkat.
Natsuya pun hanya mengernyit heran, 'dasar tsundere,' ucapnya dalam hati. 'Tinggal ngaku aja apa susahnya?'
'Dasar nggak peka, gengsi ya kak?' ucap [Name].
^^^
[Name] sampai di rumahnya dengan berjalan kaki. Satu tangannya menenteng tas, sedangkan tangan satunya lagi membawa sepatunya yang sudah rusak. Kopinya? Ia buang sewaktu di perjalanan tadi. Sekarang [Name] merasa kakinya seolah dipatahkan dan ditusuk-tusuk setelah insiden tak mengenakkan beberapa saat lalu.
[Name] menoleh ke rumah yang tepat berada di samping rumahnya kemudian menghela napas panjang.
Rumah keluarga Kirishima bersampingan dengan rumahnya. Bayangkan saja, bagaimana ia bisa move on dengan cepat kalau rumah mantan aja cuma lima langkah dari rumah. Bahkan balkon kamar [Name] dengan balkon kamar Natsuya saling berhadapan. Menyebalkan.
Dulu sewaktu mereka masih pacaran, mereka sering telfonan dari balkon masing-masing, malam mingguan di rumah masing-masing, dan nge-date dari kamar masing-masing. Manis banget deh, cara pacaran yang ga perlu biaya mahal.
Lalu apa yang menyebabkan keduanya putus? [Name] mengakui semua itu kesalahan [Name] sendiri. Salahnya yang sudah berulah konyol pada Natsuya. Waktu itu tanggal satu April, dimana sebagian orang melakukan April mop. [Name] kemudian iseng minta putus pada Natsuya lewat chat.
[Name]
Natsuya, aku tau ini tiba-tiba...[Name]
Tapi aku minta putusSaat itu [Name] mengetik pesan itu sambil tertawa jahat, ia seolah merasa puas sudah menjahili Natsuya. Terbayang di kepalanya reaksi panik yang akan ditunjukkan oleh Natsuya. Tapi beberapa saat kemudian Natsuya membalas pesan darinya, hanya dengan satu kata.
Natsuya
IyaSetelah itu Natsuya memblokir kontak milik [Name] dan mereka tidak pernah bertemu lagi karena Natsuya bolak-balik ke Amerika-Australia. [Name] yang awalnya tertawa terbahak-bahak langsung menangis semalaman karena jawaban singkat dari Natsuya.
Itulah mengapa [Name] merasa sangat menyesal. Ia ingin hubungannya dengan Natsuya kembali seperti semula. Sekian lama putus dengan alasan konyol itu, sebenarnya perasaan [Name] tetaplah sama. Tapi kadang ia juga berpikir jika Natsuya mungkin memang sudah tidak mencintainya lagi, sudah tidak peduli dengannya lagi mengingat jika Natsuya langsung mengiyakan waktu [Name] minta putus. [Name] selalu bertanya-tanya, masihkah perasaan itu untuknya?
Tapi selagi belum dicoba, ia tidak akan pernah tau hasilnya bukan?
"Karena kali ini aku lah yang akan berjuang membawamu kembali, persetan kalau kau tidak peka."
╰Tbc╮
759 : words
KAMU SEDANG MEMBACA
Peka Dong! || Kirishima Natsuya ✔
FanficSetelah hampir satu tahun putus dengan alasan konyol [Name] merasa menyesal. Ia ingin memperbaiki semua kesalahannya dengan cara 'Balikan', tapi ia malah mendapat karma yang tak pernah ia duga. Karma apakah yang di dapat oleh [name]? "Peka bisa ngg...