"Makan yang banyak ya Millo," ucap [Name] sambil mengelus kepala kucingnya dengan sayang.
"Kira-kira kapan ya Natsuya peka kalau aku sebenarnya masih sayang, atau jangan-jangan dia sudah punya pacar."
Ia kemudian bangkit dan mengambil segelas coklat yang terletak di meja makan. Kakinya melangkah menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
Tak lama kemudian ponsel di sakunya berbunyi.
14 Maret, Meteor shower Gamma y Normid
"Hujan meteor!" ucapnya.
Ia segera bergegas menuju balkon kamarnya dengan tujuan ingin melihat hujan meteor.
"Katanya saat ada meteor kita bisa membuat permohonan," gumamnya sambil menutup pintu balkon dan berjalan keluar. "Nanti aku minta balikan sama Natsuya!" ucapnya girang.
Sesaat kemudian matanya teralihkan ke balkon yang berhadapan dengan miliknya. Dan ternyata Natsuya juga berada di balkon kamarnya sambil menatap [Name].
'Aaaa!! Jangan-jangan Natsuya mendengarku,' teriaknya dalam hati.
Jarak balkon mereka hanya lima meter, mana mungkin Natsuya tidak mendengarnya.
Ia berniat kembali ke kamar, tapi karena [Name] ceroboh ia lupa kalau pintu balkon dalam keadaan tertutup. Alhasil ia malah menabrak pintu tersebut.
"Aduh," lirih [Name] sambil mengusap-usap dahinya.
Sedangkan di tempat lain, Natsuya tampak terkekeh melihat [Name] yang salah tingkah karena kepergok pengen balikan.
Karena malu dengan tingkahnya sendiri [Name] mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar, bagaimanapun juga ia ingin melihat hujan meteor. Abaikan saja cogan yang sedang berdiri di seberang sana.
[Name] menggenggam kuat mug yang ada di tangannya. Ia merasa tangannya dingin, padahal mug itu berisi coklat panas. Kadang matanya mencuri-curi pandang ke arah Natsuya yang sedang berfokus pada langit malam.
Kalau keheningan ini diteruskan [Name] tidak akan sanggup.
"Natsuya," panggil [Name].
Natsuya yang semula berfokus mengamati langit malam mengalihkan pandangannya pada [Name].
"Apa?"
"Aku tidak bisa mengirim pesan ke kontakmu," ucap [Name] sambil menunjukkan ponselnya. 'Iyalah, orang udah diblokir,' lanjutnya dalam hati.
"Iya lalu?" ucap Natsuya.
"Anu...."
[Name] bingung harus mengatakan apa pada Natsuya, 'Peka bisa nggak sih!? Malu tau.'
"Itu...."
"Apa?" tanya Natsuya, dilihat dari nada bicaranya sepertinya ia juga tidak sabar menunggu kalimat [Name] selanjutnya.
"Anu...."
"Apa?"
"Buka blokirannya," ucap [Name] pelan.
"Katakan sekali lagi, aku tidak bisa mendengarmu," ucap Natsuya.
"Buka blokirannya Natsuya." Bukannya mengulang dengan suara keras, [Name] malah semakin memelankan suaranya.
"Keraskan suaramu."
[Name] menarik napas dalam-dalam, "Buka blokirannya!!" ucap [Name] sambil menutup mata.
Natsuya tertegun sejenak kemudian mengambil ponselnya dari dalam kamar. Jarinya bergerak lincah di atas layar ponselnya, dan tak berapa lama kemudian ada pesan masuk ke ke ponsel [Name].
[Name] meletakkan gelas yang ada di tangannya kemudian membuka pesan tersebut.
Natsuya
x^2+(y-x^(2/3))^2=20"Apa ini?" [Name] mengamati pesan dari Natsuya dengan wajah bingung. "Bodoh," gumamnya.
"Kau yang bodoh," ucap Natsuya.
"Kenapa?" [Name] tak terima.
"Sudahlah."
[Name] merengut kesal, apa-apaan maksud Natsuya mengatainya 'bodoh'. Ia mengalihkan pandangannya dari ponsel ke langit malam. Satu persatu meteor melesat dari rasi bintang norma. Langit menampakkan keindahannya yang lain.
[Name] menggerakkan tangannya seolah menagkap salah satu bintang jatuh tersebut, kemudian membisikkan sesuatu ke genggaman tangannya.
'Aku ingin tetap bahagia bersama teman-teman dan keluargaku.'
Mengapa [Name] tidak menyebut nama Natsuya? Karena ia berharap Natsuya menjadi keluarga sekaligus teman hidupnya. Ia tau harapannya sangat tinggi, tapi memang itulah yang ia inginkan.
'Kira-kira apa yang diinginkan oleh Natsuya? Apa isi harapannya?'
╰Tbc╮
536 words
KAMU SEDANG MEMBACA
Peka Dong! || Kirishima Natsuya ✔
FanficSetelah hampir satu tahun putus dengan alasan konyol [Name] merasa menyesal. Ia ingin memperbaiki semua kesalahannya dengan cara 'Balikan', tapi ia malah mendapat karma yang tak pernah ia duga. Karma apakah yang di dapat oleh [name]? "Peka bisa ngg...