PART 20

2.2K 58 9
                                    

Hallo guys...
Ingat! Jangan lupa vote.
Don't silent rider!
.
.
.
.
Happy Reading!

Hari ini Billy terlihat semangat sekali, sampai-sampai bunda-nya pun terheran dengan anak keduanya itu. Bagaimana tidak? Yang biasanya kalau bangun pagi harus dibangunkan dulu, tetapi hari ini dia sudah bangun duluan bahkan sudah rapi mengenakan seragam.

"Tumben kamu bil," celetuk ayah Billy -Ferdian.

"Sekali-kali yah, hehe" jawab pria itu cengengesan.

"Kamu tuh, ayah perhatiin main-main terus, contoh dong kakak kamu. Berprestasi. Selalu dapat juara" Ucap Ferdian membandingkan.

Mendengar ucapan ayahnya, sontak langsung membuat Billy kehilangan semangatnya. Billy memang memiliki kakak laki-laki. Tetapi dia tinggal di London bersama kakek dan neneknya. Billy dan kakaknya hanya terpaut umur satu tahun. Dulu kakaknya itu sempat tinggal di Indonesia tetapi setelah lulus SMP dia memutuskan untuk melanjutkan sekolah di London.

Melihat perubahan dari wajah putranya, Rere mengusap punggung Billy dan memberi senyuman hangat untuk putranya. Billy hanya membalas senyum tipis dan mengangguk pasrah. Sungguh, dibanding-bandingkan itu tidak enak rasanya.

Ini sudah biasa bagi Billy. Sejak kecil ia selalu dituntut untuk menjadi seperti Chandra. Dia selalu berusaha untuk menjadi apa yang ayahnya inginkan, tetapi meskipun begitu ia tidak bisa seperti Chandra. Ia bukan Chandra. Ayahnya terlalu memaksa. Hingga akhirnya ia lelah dengan semuanya. Tetapi meskipun begitu ia tidak bisa benci kepada ayah nya, walaupun ayahnya selalu memojokannya. Ia tetap sabar.

Flasback on.

Billy sedang sibuk bermain game play station di kamarnya. Harusnya ia berangkat sekolah hari ini. Tetapi karena Billy sedang demam, jadilah dia harus diam dirumah bersama Bi Lastri yang bertugas sebagai pembantu dirumahnya. Sedangkan ayah dan bundanya sedang menemani Chandra yang sekarang sedang mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah.

Terdengar suara mobil, membuat Billy buru-buru langsung keluar kamarnya. Disana ayah dan bundanya bahagia melihat Chandra yang sedang tertawa sambil membawa piala besar di tangannya.

Billy menghampiri mereka.

"Wah, kak Chandra hebat! Dapat piala" Billy kecil berseru kagum dengan kakaknya.

"Iyaa dong, aku kan pandai. Kayak ayah" jawab Chandra senang sambil melirik Ferdian.

"Emangnya kamu, dapat peringkat kelas aja gak pernah" ucap Ferdian yang menggendong Chandra dan tanpa melihat Billy sama sekali. Membuat anak itu menatapnya sendu.

"Anak bunda yang satu ini juga hebat kok. Kan Billy pandai main basket" ucap Rere yang kemudian menggendong Billy sayang, dan berhasil membuat anak itu tersenyum kembali. Rere sangat menyayangi kedua putranya.

Ferdian sama sekali tidak menghiraukan ucapan istrinya. Dia malah pergi bersama Chandra yang terlihat senang dengan apa yang baru saja dia dapatkan.

Flasback off.

"Yauda yah, bun, Billy berangkat sekolah dulu" ucap Billy kemudian mencium tangan ayah dan bundanya.

*****
Rencananya hari ini Billy akan menjemput Glo dan mengajak gadis itu untuk berangkat sekolah bersama. Meskipun Glo selalu cuek, tapi Billy tidak ada bosan-bosannya untuk mendekati gadis itu. Mungkin ada alasan mengapa gadis itu begitu dingin? Ia ingin menjadi mentari. Iya! Mentari yang bisa menghangatkan dinginnya es.

Pria itu mengendarai motornya dengan santai. Karena ini masih terbilang terlalu pagi. Sebenarnya dia masih kepikiran tentang omongan ayahnya.

Ferdian adalah seorang pengusaha. Dia adalah salah satu pemilik perusahaan besar di Indonesia. Terbilang orang sibuk, membuat Ferdian jarang berada dirumah.

Terlalu larut dengan pikiran. Tidak terasa motornya telah memasuki komplek perumahan rumah Glo. Setelah sampai pria itu turun dari motornya.

"Permisi," ucapnya kepada bapak-bapak yang sedang membersihkan halaman.

"Iyaa den, cari siapa yak?" Tanya Mang Udin.

"Glo'nya ada pak?"

"Ohh neng Glo, bentar mamang panggilkan dulu yak den," ucap Mang Udin kemudian masuk meninggalkan Billy.

"Permisi Pak, Bu" ucap mang udin membuat pasutri yang berada di meja makan itu menoleh kearahnya.

"Iya mang?" Sahut Sarah yang sedang mengambilkan lauk untuk suaminya.

"Ada yang cari neng Glo bu, di luar"

"Siapa?"

"Tidak tau bu, laki-laki"

Setelah itu sarah beranjak dari tempatnya berniat menuju kamar putrinya.

"Suruh masuk aja mang" titah Bara kepada mang udin.

"Baik, pak"

Mang Udin kembali ke halaman dan mengantarkan Billy untuk masuk.

"Mangga den, mamang mau lanjut dulu" ucap Mang Udin dan dibalas anggukan dari Billy.

"Silahkan duduk---" ucap Bara yang mencoba membaca  name tag yang terpasang di seragam pemuda tersebut.

"Billy, om" balas Billy membuat Bara menggangguk.

Bara memperhatikan Billy dari atas sampai bawah dengan seksama. Membuat Billy sedikit salah tingkah.

'Untung seragam gue rapi sekarang' gumam Billy dalam hati.

"Pacar Glo?" Tanya Bara tanpa basa basi.

"Calon om" Jawab Billy cengengesan.

Bersambung...

Sorry yak telat update:( soalnya hp ku rusak:( ini juga numpang update di hp adikku:(

Vote+coment biar semangat lagi buat lanjutinnya.

Maafkan jika banyak typo dan salah kata dalam penulisan🙏

Terima kasih buat yang udah luangin waktu kalian buat baca ceritaku yang masi berantakan ini:(

Selamat hari raya Idul Fitri😊 mohon maaf lahir dan batin😊🙏

See you! 💕😚

J









Most Wanted Boy And GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang