Juyeon Special Part

1K 127 15
                                    

Aku tidak akan pernah menyangka, siapapun mungkin tidak akan pernah menduganya. Kalau seorang seperti aku akan menjalin hubungan dengan Lee Jaehyun, Ah tidak. Maksudku Lee Hyunjae.

Aku masih ingat, saat pertama kali aku melihatnya. Hyunjae hyung dikenal baik disekolah, dulu ia sangat aktif di theater. Dan aku cuma seorang pemain basket biasa, saat itu aku sedang berada di kantin bersama temanku, Lee Know. Kami berniat membeli minuman sebentar sebelum melanjutkan latihan basket kami, tapi aku malah melihat Hyunjae dan temannya nampak sedang ada masalah dengan Doyoung, kapten tim kami.

Setelahnya aku meminta Lee Know untuk pulang lebih dulu ke dalam kelas, entah kenapa aku merasa kasian dengan Hyunjae yang sepertinya sudah akan menangis. Sangat menggemaskan, kesan pertama yang aku punya.

Aku mengikutinya, sampai dibelakang sekolah. Aku hanya berani mengintipnya dari balik tembok, sesaat kemudian terdengar suara seperti orang jatuh. Awalnya aku kira ia terjatuh, namun aku salah. Tembok didepannya sudah retak dengan darah yang mengucur dari tangannya. Seseorang yang terlihat tenang seperti dia bisa menakutkan sekali kalau sedang marah.

Panik. Satu kata yang bisa aku gunakan untuk menggambarkan situasi waktu itu, aku mencari sesuatu untuk menolongnya. Tak ada apapun disampingku, hanya ada beberapa barang bekas sekolah. Sampai aku ingat kalau aku menyimpan handuk kecil disaku. Tanpa menunggu lama, aku segera menghampirinya dan memberikannya, ya walaupun aku tahu pastinya Hyunjae akan memarahiku.

Setelahnya, aku kembali menuju kelas. Hanya berharap kalau Hyunjae akan baik-baik saja.

Sebenarnya kehidupanku sebelumnya hanya seperti anak remaja biasa, pergi sekolah lalu bermain sebentar di PC room dan pulang. Namun semuanya berubah saat Lee Know mengajakku untuk mengikuti audisi di sebuah agency, dia mengatakan kalau kemampuan menariku cukup mumpuni. Aku menurut. Sayangnya, Lee Know gagal saat itu, hanya aku yang berhasil masuk. Saat kutanyakan bagaimana, ia malah menjawab akan mencoba di agency lain.

Hari itu, saat handuk kecil milikku digunakan untuk membalut lukanya. Awalnya aku ingin memintanya sepulang sekolah, aku hanya menduga mungkin dia sudah diobati temannya dan menggantinya dengan kain. Sudah menunggu lama didepan sekolah, wajah manisnya belum juga terlihat. Terpaksa aku harus menundanya dan meminta kembali esok pagi. Hari ini juga hari pertamaku latihan bersama trainee lainnya, iya, hari ini diriku resmi menjadi seorang trainee disebuah agency.

Rasa gugup langsung menyelimuti begitu masuk ke ruang latihan, dan bertemu banyak pasang mata. Setelah melihat sekeliling dan memperhatikan satu persatu wajah yang lainnya, mataku tertuju pada lelaki yang berdiri dibarisan belakang. Wajah manis itu, aku melihatnya lagi disini. Mengitarkan mataku ke bawah dan dapat kulihat handuk kecilku masih setia membalut tangannya.

Sedikit senyuman mengembang diwajahku.

Apapun yang ia lakukan, semuanya menjadi menggemaskan. Caranya membuka botol minuman, caranya menari dan bahkan saat ia kesal dengan trainee lainnya. Lee Juyeon kau baru bertemu dengannya pagi tadi dan secara tidak sengaja, bagaimana bisa kau langsung jatuh hati? Ucapku pada diri sendiri.

Aku terus berusaha untuk mengajaknya mengobrol, tapi nihil. Sikapnya dingin sekali. Dia malah pergi meninggalkanku di ruang latihan.

Saat itu, hujan begitu deras diluar. Tak menyangka aku akan langsung menginap disini saat hari pertamaku. Begitu sampai diluar, trainee lain bukannya berbalik untuk masuk kembali tapi mereka malah meneriaki seseorang yang sepertinya sedang bermain dengan air hujan. Sampai aku menyadari kalau itu Hyunjae.

Tanpa berpikir panjang, aku mengeluarkan payung yang kubawa dan mengejarnya.

Perasaanku semakin tumbuh saat kami menginap dirumah Moonbin. Sikapnya tetap dingin dan terus saja berteriak padaku, tapi itu malah semakin membuatku semangat untuk mendekatinya.

Siang itu, aku melihatnya dengan nyaman tidur diatas sofa. Selimutnya sudah terlempar ke bawah, aku mendekat dan membenarkannya. Aku berbalik dan mendapati meja didepan kami masih kosong, mungkin masakanku bisa melembutkan hatinya.

Dan benar saja, dia mengobatiku begitu tahu jari tangannya tergores oleh pisau saat memasak tadi. Perhatian kecilnya membuat telingaku memerah. Mungkin ini juga yang dirasakannya saat aku memberinya handuk kecil itu.

Kami semakin dekat, Hyunjae sudah tidak bersikap dingin lagi terhadapku. Dirinya kini malah selalu menempel, giliran menunggu waktu untuk mengucapkannya.

Namun saat Younghoon datang, aku merasakan sedikit cemburu. Mereka datang dari tempat yang sama, Younghoon pasti jauh lebih banyak mengetahui tentang Hyunjae. Kekanakan memang hanya karena hal seperti itu aku merasa kesal.

Tanpa menunggu lama, malam itu aku harus mengatakannya.

Hyunjae memberiku lampu hijau, malam itu aku merasa seperti hari terbaikku. Aku sampai dengan berani menciumnya dan menggandeng tangannya.

Hyunjae sekarang menjadi milikku, dan kalian tidak boleh mengambilnya.

Aku akan menjaganya, mencintainya dan terus sayang padanya. Apalagi aku dan Hyunjae akan debut digrup yang sama, semangatku untuk menjaganya semakin kuat. Tapi ada satu hal, aku tidak bisa mengumbar kemesraan dengannya didepan umum ataupun member lainnya. Kalau tidak itu akan menimbulkan masalah besar.

Kami menjalani hubungan dalam diam, sampai 4 bulan kemudian semua member mengetahui semuanya. Hyunjae sempat berpikir untuk mengakhirinya, tentu saja aku menolaknya. Aku sangat mencintainya, bagaimana bisa aku melepaskannya. Aku memohon pada semua untuk tetap merahasiakan ini dari semuanya, penggemar dan manager kami.

Sampai sekarang aku hanya berharap semuanya akan baik-baik saja. Dan doakan hubungan kami selalu tenang tanpa gangguan stalker lagi. Apa kalian tega melihat Hyunjae menangis terus atau melihat wajah muramku.

Aku senang kalau kalian mendukung hubungan kami. Dan juga mendukung grup kami, The Boyz.

•••

Ps. Buat authornim, kenapa aku dan Hyunjae hyung jarang sekali mengucap i love you atau aku mencintaimu kepada satu sama lain?

[Karena, rasa cinta gak selamanya harus lewat ungkapan dua kata itu, bisa dengan tindakan dan juga perhatian Lee Juyeon.]

Ah, tapi tetap saja rasanya berbeda kalau mengucapkannya secara langsung. Kami bahkan baru mengucapkannya satu kali.

[Kau hanya ingin dua kata itu? Yakin? Atau kau ingin ehem....itu?]

Itu? Apa? Ehem apa?

[Di part sebelumnya kan belum terlalu detail, kali ini aku akan membuatmu senang, Juy]

Yang benar? Eh, tunggu jangan memanggilku Juy atau authornim mau digampar Hyunjae hyung. Aku jadi menunggu part selanjutnya. Cepat selesaikan part selanjutnya!

•••

5 Desember 2020

Aku post special karena JUYEON RAMBUT MERAH ARGHHH😭🙂

Sebentar lagi bakal end ceritanya hahahahahahahahahahha

Vote + comment🧸🐱

Best Part - Juyeon X Hyunjae [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang