"Rafiga!"
Pemuda itu hanya menghela nafas lelah. Lagi-lagi sang Ayah memanggil dirinya untuk mengantarkan ramen pesanan pelanggan. Sejak tiga hari lalu dirinya menjadi pelayan di kedai ramen milik sang Ayah, karena kata sang Ayah kedainya kekurangan pelayan.
Rafiga segera mengantarkan nampan yang berisikan dua mangkok ramen beserta pesanan tambahan lainnya. Lalu menaruhkan di meja pembeli yang berada di dekat pintu kedainya.
"Silahkan dinikmati," ujarnya ramah.
Setelahnya ia berniat untuk kembali ke belakang kedai, namun entah kenapa kakinya melangkah keluar kedai. Perasaan aneh mulai menyeludup di dirinya, ia tak tau kenapa, namun yang pasti ini adalah suatu rasa yang menyenangkan.
"Rafiga?"
Rafiga segera mengalihkan pandangannya, sedikit bingung pada pemuda yang sekarang berdiri di sampingnya.
"Iya?"
"Akhirnya kita ketemu," Antusias pemuda itu terlihat Rafiga.
Ada yang aneh. Kenapa dirinya merasa senang dan familiar dengan pemuda ini? Rasa-rasanya dirinya belum pernah bertemu dengannya.
"Ini," Pemuda jangkung itu menyodorkan ponselnya yang menampilkan sesuatu seperti notifikasi di ponsel itu, yaitu
Stray kids mengundang Anda!
Datang ke gedung xxx. Datang pukul 01.00 Pm.
Hanya berlaku untuk 9 orang, datang dan nikmati!"Ayo datang!" lanjut pemuda itu.
"Ayo!"
Rafiga sendiri bingung mengapa dengan mudah iya menerima ajakan pemuda ini. Dirinya seperti dikendalikan oleh orang lain, namun ia juga tak dapat berbohong jika ia merasa sangat menyukai dan menantikan hal ini.
[|•|]
Saba terus melangkahkan kakinya yang membuat dirinya seperti sebuah setrika yang sedang menyetrika pakaian. Sesekali dia berhenti melangkah lalu mengacak-ngacak rambutnya sendiri, setelah itu kembali melangkah.
"Tugas gua gimana ini," gumamnya.
Karena lelah terus melangkah tak karuan, Saba akhirnya merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya. Namun otaknya masih memikirkan tugasnya yang lupa ia kumpulkan.
"Bodo lah, tinggal kasih alasan klasik."
Tangannya terulur untuk meraih ponselnya yang berada tak jauh darinya. Memilih untuk memainkan ponsel dari pada harus terus memikirkan tugas yang belum tentu memikirkannya. Tentu saja itu pikiran Saba.
Setelah beberapa menit dirinya memainkan ponsel, dirinya dibuat bingung dengan satu notifikasi yang muncul memenuhi layar ponselnya.
Stray Kids mengundang Anda!
Datang ke gedung xxx. Datang pukul 01.00 Pm.
Hanya berlaku untuk 9 orang, datang dan nikmati!Saba menaikan sebelah alisnya bingung. Ia menekan tombol 'kembali' di ponselnya, namun itu seperti tak berfungsi. Setelah lima menit dirinya terus membaca ulang notifikasi tersebut, rasa penasaran pun tiba.
Saba dengan cepat mengganti pakaian, bersiap-siap untuk pergi. Saba pun tak mengerti, yang pasti hatinya mengatakan untuk datang, dan itu harus.
[|•|]
Keynan tertawa kencang setelah mendengar lelucon yang diucapkan oleh temannya. Tangannya terulur untuk meraih satu botol minuman soda yang berada di meja. Tenggorokkannya terasa kering setelah terus tertawa sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ I ] Syndrom Kids
RandomTakdir yang menyatukan. Takdir yang memisahkan. Mereka bersembilan hanya manusia biasa yang mempunyai tekad untuk selalu bersama, tekad untuk bahagia bersama, tekad untuk berjuang bersama, tekad untuk takkan berpisah. Namun, kejamnya takdir memainka...