Keesokan harinya, mereka bersembilan kembali berkumpul di tempat yang sama yaitu gedung tua yang sudah mereka claim sebagai tempat kumpul mereka alias markas.
Berbeda dari hari kemarin, suasana hari ini cukup cerah dan hangat. Mereka bersembilan mulai mengakrabkan diri mereka satu sama lain. Banyak hal yang mereka lakukan sejak pukul delapan pagi hingga sekarang pukul dua siang.
"Guys, apa kalian ngga penasaran sama undangan itu?" tanya Arvion tiba-tiba. Lantas saja membuat yang lainnya kini beralih padanya.
"Aku penasaran sih, Kak, tapi aku nggak berani buat cari tau lebih dalem," jawab Alden masih terlihat malu-malu.
Jefran membenarkan perkataan Alden, "gua penasaran parah, tapi semalem gua ga sempet cari tau gara-gara tugas numpuk."
"Nah, yang lain ga penasaran?" Kali ini Arvion beralih pada sisanya.
"Pasti, dan gua lebih penasaran siapa yang ngirim itu, ngga mungkin takdir lagi, ini pasti ada orang lain yang ngirim gituan," balas Rafiga, setelah itu ia beranjak dari duduknya menuju meja usang yang ada di sana.
Keynan menjentikkan jarinya dengan mata membulat, "bener itu, pasti orang. Tapi ... Siapa?"
"Oh seteres kis itu," jawab Janu seraya melahap tiktok kedalam mulutnya.
"Seteres kis apaan njir?" sambar Saba heran.
Janu menoleh pada Saba, "ya itu yang undang kita."
Langsung saja Janu mendapat pukulan hangat di kepalanya, siapa lagi pelakunya jika bukan Jufan?
"Apa salah gua njir?!" sorot Janu menatap geram Jufan.
"Mana ada seteres kis, tapi Stray Kids." balas Jufan dengan menekan kan kata terakhir.
Keynan menggeleng-gelengkan kepalanya, "edan emang Janu."
Setelahnya mereka tertawa karena untuk hari ini Janu yang menjadi korban bahan ejekan mereka. Sementara Janu sendiri hanya bisa usap-usap dada.
Tak lama Rafiga kembali ketempat semulanya duduk setelah terlihat sedang mengotak-atik sesuatu di meja usang sana. Ternyata Rafiga kembali dengan membawa satu laptop yang sudah menyala.
"Mau ngapain?" tanya Keynan yang kini sudah mendekat pada Rafiga.
Rafiga tak menghiraukan pertanyaan Keynan, sekarang ia malag menggerakkan jarinya di atas keyboard laptop tersebut, lalu mendongak untuk melihat kedelapan temannya yang lain.
"Kalian mau tau siapa Stray Kids?" tanyanya dan yang lainnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya lugu sebagai jawaban.
Rafiga hampir saja tertawa melihat ekspresi teman-temannya, namun ia tahan dan segera membaca kembali layar yang menampil deretan informasi di sana.
"Stray Kids itu Boyband asal Korea Selatan yang berada di naungan JYP Entertainment. Mereka resmi debut tanggal 25 Maret 2018 kemaren. Dan ya ...." Kemudian Rafiga mengalihkan pandangannya dari layar laptop ke teman-temannya, "intinya mereka ini boyband Korea."
Yang lainnya terdiam dengan saling bertukar pandang, mereka masih bingung dengan apa yang diucapkan Rafiga. Seperti Jefran, ia menggaruk-garuk kepalanya, padahal ia tidak gatal.
"Gua belom pernah denger nama Stray Kids, gua juga gatau sih kalo tentang Korea-an," kata Jefran.
Alden mengangguk setuju, "sama, Kak."
"Ra, ada info lebih yang berhubungan sama undangan kemaren ngga?" tanya Jufan pada Rafiga.
Rafiga kembali mengecek laptopnya lalu menggeleng tanda tak ada informasi lebih tentang undangan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ I ] Syndrom Kids
RandomTakdir yang menyatukan. Takdir yang memisahkan. Mereka bersembilan hanya manusia biasa yang mempunyai tekad untuk selalu bersama, tekad untuk bahagia bersama, tekad untuk berjuang bersama, tekad untuk takkan berpisah. Namun, kejamnya takdir memainka...