[16] HOLCYON : Noble Throne

2.4K 328 16
                                    

Para petugas rumah sakit dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa mereka lihat. Untuk pertama kalinya, pasien VIP 01 keluar dari ruangannya. Bisikan-bisikan pun mulai terdengar, namun yang menjadi perbincangan mereka adalah si pirang yang selalu datang mengunjungi si pasien. Dua orang itu menarik perhatian seakan memiliki hubungan.

"Apa mereka memiliki hubungan? Hampir setiap hari pria itu berkunjung."

"Kau benar, dia bahkan mengurus gadis itu. Perlakuannya benar-benar romantis."

"Sungguh?"

Pembicaraan itu menarik perhatian Dr. Sakura, telinganya tidak nyaman karena mendengar gosip di pagi hari. Padahal para petugas sedang sibuk-sibuknya saat ini, namun mereka menyempatkan untuk bergosip.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Dr. Sakura berkacak pinggang di depan mereka, para perempuan gosip itu segera mengambil langkah mundur karena telah mendapatkan teguran. "Aku akan meminta pihak rumah sakit untuk memotong gaji kalian, jika kalian seperti itu lagi!" ia meninggikan suaranya, memberikan gertakan agar para anak magang semangat untuk kembali bekerja.

Dr. Sakura menghela napas, matanya memandang ke arah dua orang di sana yang begitu mencolok. Ia merasa lega karena telah mendapati perubahan yang cukup baik untuk pasiennya.

"Mama!" seorang anak perempuan berlari ke arahnya, memberikan pelukan. "Ayo kita pergi dengan papa, dia berjanji akan mengajak kita jalan-jalan hari ini." rasa lelah yang ada, seketika pergi ketika melihat putri kecil dan suaminya ada bersama dirinya.

◊◊◊◊

Kondisi saat ini benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman, gadis itu sedari tadi bersembunyi di belakang punggungnya. Tidak membiarkan sekali pun pria itu untuk bergerak, hal ini membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di taman rumah sakit.

Naruto bisa merasakan tubuh yang sedari tadi terus gemetaran. Ketika ia ingin berbalik dan segera memeriksa, namun kedua tangan langsung meremas kuat bajunya.

"Tubuhku tidak beradaptasi dengan baik," Hinata menempelkan wajahnya pada punggung pria itu, ia benar-benar merasa tidak nyaman dan tidak bisa bersikap layaknya seorang normal yang berada di tengah kerumunan banyak orang. Mengingat hampir satu tahun ia sudah berada di dalam kamar tanpa ingin keluar. "Maafkan aku karena telah merepotkanmu."

"Tidak apa, semua akan baik saja." dengan gerakan pelan ia berbalik untuk segera menghadap depan, dan segera menuntun Hinata untuk berjalan layaknya anak kecil yang sedang belajar melangkah. Naruto membantu gadis itu untuk memberanikan diri mengambil langkah maju.

Dia mengambil usapan lembut pada kepala gadis itu untuk menenangkan. Tidak menyangka bahwa ini akan sedikit sulit baginya, berpikir mungkin akan baik-baik saja namun ternyata sebaliknya. "Melangkah dan fokus padaku saja, anggap tidak ada orang di sekelilingmu." ia memberi solusi, membantu untuk menuntun langkah kembali.

Satu dua langkah semuanya baik-baik saja, Hinata mulai terbiasa. Namun ketika mengambil langkah kembali, ia memilih melompat untuk memeluk Naruto dengan erat yang berhasil membuat pria itu jatuh ke belakang karena tidak sigap menahan.

"Aku tidak bisa!" gadis itu berteriak di dalam pelukan, perlakuan tiba-tiba ini kembali menyoroti tatapan mata sekitar. Demi apa pun, Naruto sudah malu saat ini. "Aku tidak bisa fokus karena menatap wajahmu." ia berkata dengan jujur, tanpa peduli bagaimana si pirang yang kelewat malu luar biasa karena pengakuan tersebut.

Ini benar-benar memalukan. Tidak tahan dengan situasi saat ini, sebab jantungnya memompa lebih cepat, "Mau tidak mau aku harus bersabar sampai kau benar-benar lebih baik ̶ ̶ " mungkin ini akan lama dan aku harus bersabar ekstra. Ia kembali menatap gadis itu yang berada di pelukannya, masih gugup dan gemetar. Naruto menghela napas, kalau boleh jujur situasi saat ini membuatnya begitu nyaman.

HOLCYON :The Place of Peacful [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang