“Aruna...”
“Ya?”
“Kalau aku sudah sukses di masa depan, apa kamu bakal mau melakukan semua kegiatanmu sama aku?”
Aku terdiam mendengar pertanyannya, merasa bingung. Bisa kulihat juga wajahnya sedikit gugup dengan beberapa bulir keringat mulai terlihat di dahinya.
“M-Maksudnya?”
“Maksudku adalah waktu kamu bangun tidur yang kamu lihat pertama adalah aku, aku yang bakal bantuin kamu masak, kamu yang bakal bantuin aku pasang dasiku kalau tidak rapi, disaat aku lelah kamu tempat pertama buat aku pulang dan bersandar, aku yang bakal ngehamilin kamu sekaligus juga bertanggung jawab sebagai ayah dari bayi kita, kita bakal nganterin anak kita ke sekolah bersama, membacakan dongeng untuk anak kita ketika mereka ingin pergi tidur, dan kegiatan itu akan berlanjut sampai aku sama kamu tidur di liang lahat kita masing-masing.”
“Pfft.. Kamu mau ngelamar aku?” aku sedikit terbahak mendengar ucapannya. Tidak biasanya ia menjadi kaku seperti itu.
“Kok kamu ketawa?” dia menatapku heran, alisnya berkerut kebingungan.
“Kamu lucu banget sih.” aku masih menertawakannya.
“Ih, aku serius...”
“Kamu mau tau ga tadi wajahmu kaya gimana? Kaya kanebo kering tauu, kaku banget.”
“Hah? Serius? Jelek dong aku tadi.”
“Bukan jelek, Johnny. Kamu kaku tadi, ngga biasanya loh kita ngomong aku-kamu. Biasanya juga lo-gue. So cringe u know.” aku bergidik ngeri dan juga masih tertawa melihatnya.
“Ya kan biar romantis, Aruna. Jadi gimana?”
“Hm?”
“Jawaban pertanyaan gue tadi.”
“John, gue ga bisa menjanjikan hal yang baik ke lo. Karena menurut gue sejatinya manusia pasti akan ingkar pada janjinya, ngga tau kapan dan kepada siapa. Tapi gue bakal berusaha buat menjadi orang yang baik, yang bakal menemani lo dimana dan kapanpun lo butuh gue.” jawabku seraya menggenggam tangannya, mencoba memberikan keyakinan kepadanya.
Hal manis setelahnya adalah dia juga menggenggam tangan gue, seolah kita bisa mempercayai satu sama lain.
Johnny Najandra.
Satu dari sekian banyak orang yang terdapat pada daftar “Orang Paling Berarti dalam Hidup Aruna Gantari.”
Berawal dari bertemunya mereka pada acara dies natalis kampus. Membuat keduanya berusaha mencari sandaran terhadap hati yang rapuh.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIPUR LARA
FanfictionSatu hal yang pasti, yang perlu kamu ingat. Eksistensi kamu dalam hidup saya membuatnya berubah. Berbagai warna kamu tumpahkan pada hidup saya. Kamu berharga untuk hidup saya. Entah kalimat apalagi yang pantas untuk saya sampaikan kepada kamu seba...