Hwang Eunbi menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan. Iris sayunya terpejam, menikmati semilir angin yang berhembus pelan. Menerbangkan helaian rambut hitamnya yang ia biarkan tidak terikat.
Sepertinya pilihannya untuk naik ke rooftop sekolah adalah pilihan yang tepat. Hari ini pembelajaran ditiadakan. Para guru saat ini tengah berkumpul di ruang rapat untuk membahas beberapa hal. Hal itu membuat banyak siswa bersorak kegirangan karena tidak akan terjebak di dalam kelas berjam-jam dengan pelajaran yang begitu membosankan.
Kebanyakan dari mereka memilih pergi ke kantin untuk makan atau hanya sekedar berkumpul bersama teman-teman. Selain itu banyak anak laki-laki yang lebih memilih untuk memanfaatkan lapangan dengan bermain basket. Sisanya lebih memilih untuk berdiam diri di dalam kelas. Sebagian kecil mungkin masih ingat untuk mengerjakan tugas, namun rata-rata akan lebih memilih bermain ponsel atau sekedar menonton drama yang sedang hangat di-bicarakan.
Eunbi tidak tau kapan rooftop menjadi tempat kesukaannya. Seingatnya sejak ia menginjakkan kaki di sekolah ini hingga sekarang yang sudah menginjak tahun ketiganya dia hanya beberapa kali pergi kesini. Namun sekarang sepertinya Eunbi harus mulai menambahkan tempat ini sebagai salah satu tempat favoritnya. Eunbi mencari ketenangan dan rooftop memberikan itu semua padanya.
Sejak hari itu Eunbi merasa hidupnya berubah. Ya bagaimana tidak, selama ini dirinya sudah terlalu terbiasa dengan keberadaan Kino disampingnya. Mengucapkan selamat pagi, memberi kabar bahkan bercerita tentang apa yang mereka lakukan setiap harinya sudah seperti rutinitas bagi Eunbi. Dan sekarang, saat hubungan mereka telah berakhir Eunbi dipaksa harus bisa menerima kenyataan. Jika Kino bukan lagi miliknya. Keadaan mereka sudah jauh berbeda.
Semua hal dilakukan Eunbi untuk berusaha melupakan Kino. Gadis itu sudah memblokir nomer ponsel Kino dan juga segala macam akun sosial medianya. Semua barang-barang pemberian Kino, barang pasangan mereka hingga lembar demi lembar foto mereka berdua sudah Eunbi singkirkan.
Di sekolah pun juga demikian. Eunbi berusaha berangkat sangat awal, gadis itu menolak untuk ikut ke kantin saat jam istirahat. Eunbi juga lebih memilih jalan memutar jika ia harus melewati kelas Kino. Bahkan dirinya meminta ijin pada Kim Chungha, mentor dance di sekolah mereka untuk tidak dapat mengikuti klub dance selama beberapa waktu.
Awalnya Chungha bertanya-tanya apa alasannya dikarenakan Eunbi merupakan salah satu andalan disana, namun setelah mendengar penjelasan Eunbi, Chungha akhirnya mencoba untuk mengerti. Hei, bagaimanapun ketika kau sedang putus cinta, segalanya akan tampak begitu rumit untuk dimengerti ya kan ?
Semua Eunbi lakukan agar dirinya tidak bertemu dengan Kino. Karena demi apapun segala pertahanan Eunbi akan sia-sia jika ia berpapasan lagi dengan pria itu.
" Disini kau ternyata "
Eunbi membuka matanya. Irisnya menoleh ke arah pintu yang menghubungkan rooftop dengan tangga. Mendapati sosok Kyulkyung dan juga Yewon yang tengah berjalan ke arahnya. Tangannya terangkat melepas earphone dari telinganya. Tersenyum tipis menyambut kedatangan kedua temannya itu.
Kedua gadis itu kemudian mendudukkan tubuh mereka di samping Eunbi. Lengan Kyulkyung terulur, menyerahkan sebungkus roti melon serta susu pisang ke arah Eunbi.
" Untukmu. Kami tau kau pasti melewatkan sarapan lagi kan " ucap gadis itu
Eunbi tersenyum tipis. Gadis itu menerima makanan yang disodorkan oleh Kyulkyung.
" Terima kasih "
" Kau selalu kemari akhir-akhir ini Eunbi " ucap Yewon.
Eunbi tersenyum tipis. Dirinya tidak menjawab, tangannya sibuk membuka bungkusan roti melon kemudian melahapnya Ah, roti melon memang adalah segala penyembuh dari segala macam masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Poem ; Sinkook
FanfictionEunbi dan Jungkook bertemu dalam kondisi hati yang sama-sama terluka. Eunbi dengan luka akibat berakhirnya hubungannya dengan sang cinta pertama dan Jungkook yang mulai meragu pada kekasih jarak jauhnya.