08; Unfamiliar

284 59 2
                                    


Semuanya terasa asing

Bahkan sampai langkah kakiku di jalan ini, semuanya menjadi terasa asing

.

.

" Kino "

Tidak ada jawaban. Jung Wooseok dan Yuto saling berpandang dengan tatapan yang sulit diartikan. Kegaduhan yang sebelumnya mereka keluarkan akibat pembicaraan nyeleneh tentang hal-hal ajaib yang dilakukan Seungkwan dan Yuvin untuk mengisi liburan hari ini tiba-tiba menghilang.

Berganti senyap dengan tatap khawatir yang tertuju pada satu-satunya teman yang tersisa.

Tepat, setelah tiga sosok yang salah satunya tidak asing bagi mereka bahkan terlampau familiar memasuki cafe dengan senyuman lebar. Berjalan dengan langkah ringan. Mengucapkan pesanan kepada salah satu pelayan yang bertanya dengan sopan.

Wooseok dan Yuto sempat bertatapan, tatkala seperti mengenal siapa sosok lain disana yang menjadi alasan dibalik diamnya Kang Kino beberapa menit belakangan.

Mata mereka tetap mengikuti. Menatap bagaimana kedua orang dewasa itu terkekeh kecil ketika sosok paling kecil diantara ketiganya terlihat susah payah untuk menjangkau meja kasir yang jauh lebih tinggi dari tubuh nya.

Mengikuti kemana ketiga orang itu melangkahkan kakinya kemudian. Menatap pada satu bagian lain dari cafe yang sudah mereka datangi kurang lebih selama setengah jam.

Di sudut bagian selatan. Di dekat jendela yang tidak langsung bersinggungan dengan dunia luar.

Kang Kino menatap tanpa ekspresi yang berpendar. Pria itu hanya diam, namun matanya tak mampu untuk menutup kebohongan . Ada amarah, kesal dan juga campuran perasaan menyesal.

Ada sensasi terbakar, ketika dengan matanya ia melihat bagaimana senyum bahagia itu terlihat terpancar. Dari wajah cantik yang membuat tidur malamnya akhir-akhir ini selalu tidak tenang.

Ditambah lagi ketika tawa gemas anak kecil terdengar ketika sebelah tangan itu mengelus kepalanya sayang.

Aneh. Perasaan Kino sudah pernah hancur kemarin. Tapi ternyata tidak pernah lebih hancur lagi dibandingkan sekarang.

Ada yang hilang. Perasaan tidak terima tiba-tiba saja berpengaruh paling besar. Bagaimana memori-memori lama itu terus berputa. Membuatnya tersadar jika posisinya sudah digantikan.

Senyum tulus itu pernah tertuju hanya untuk dirinya seorang. Pun dengan tawa gemas anak kecil dengan sweater mickey mouse nya yang dulu selalu menempel padanya setiap kali mereka berjumpa atau sekedar keluar untuk jalan-jalan.

Sebuah senyuman miring terpantri jelas di bibir tipisnya. Itu posisinya. Tapi sepertinya tidak dengan sekarang.

" Gwenchana ? "

Wooseok menyentuh bahunya. Tatapan matanya menatap Kino dengan perasaan tak enak.

Bagaimanapun Jung Wooseok andil banyak sebagai pemberi ide untuk mengajak temanya itu ke cafe ini.

Bukan tanpa alasan. Wooseok hanya kasian melihat temannya itu yang terus menerus berkalut sendu selama beberapa waktu belakangan. Terlihat begitu kehilangan.

Tujuannya hanya ingin membuat Kino sedikit melupakan masalahnya. Mencarikan temannya itu sedikit hiburan. Namun sekarang justru malah ditampar keras oleh kenyataan.

Hembusan nafas kasar terdengar. Jemari Kino meraup kunci motor yang tergelatak bersandingan dengan segelas latte miliknya yang baru seperempat tandas di atas meja.

Love Poem ; SinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang