Chapter 10 : Why?

2.1K 253 29
                                    

"Irene pulang." Ujar Irene lalu dengan cepat ayahnya datang dan melihat Irene yang dituntun seorang pria yang tak lain abang ojek yang Irene pesan.

"Makasih mas." Dengan cepat ayahnya memapah Irene dan kemudian memberikan uang tip kepada abang ojek tadi.

Ayahnya mengerutkan kening melihat lutut Irene yang diperban, gadis itu mengulum bibirnya cemas, dia tidak mau ayahnya tau kalau dia kenapa-kenapa. Tapi, sekarang dia malah tertangkap basah.

"Kok bisa begini?" Tanya ayahnya.

"Keserempet nggak sengaja, yang nabrak juga udah tanggung jawab." Ujar Irene dan ayahnya menghela nafas lega.

"Untunglah kamu nggak parah sayang, lagi kenapa bisa keserempet motor?" Tanya ayahnya sambil membawa Irene masuk ke dalam rumah.

"Aku melamun pas nyebrang." Jawab Irene jujur dan ayahnya lagi lagi menghela nafas, tapi kali ini menghela nafas berat.

"Kamu harus fokus kalau lagi di jalan, kalau ternyata bukan motor tapi truk gimana? Gepeng kamu nanti." Omel ayahnya dan Irene terkekeh.

"Iya ayah." Jawab gadis itu lalu terkekeh.

"Aku bisa jalan sendiri." Ujar Irene lalu tersenyum dan ayahnya dengan berat hati harus melepaskan pegangan kepada anak gadis nya itu.

"Bisa ke kamar?" Tanya nya dan Irene mengangguk.

"Ya sudah kamu ke kamar, nanti ayah bawain susu ya." Ujar ayahnya lagi dan Irene lagi-lagi hanya mengangguk, dia naik ke atas dengan hati-hati.

Irene berhasil sampai di lantai atas dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia menutup pintu kamarnya dan duduk di atas ranjang.

Dia jadi teringat dengan Chandra yang ada di sana, laki-laki itu sepertinya sedang dalam mood yang tidak baik tadi, dan juga luka di seluruh wajahnya yang membuat Irene ngilu.

Ada apa dengan laki-laki itu? Kenapa wajahnya selalu penuh dengan luka?

Irene mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Chandra, tapi dia langsung mengurung niatnya itu dan memilih untuk tidak ikut campur dalam urusan Chandra, mereka hanya teman dan Irene tidak berhak tau tentang apa yang Chandra alami.

***

Chandra sampai di apartemen nya, dia merasa perasaan nya hari ini sagat campur aduk, dia benar-benar pusing dengan apa yang dihadapinya sekarang.

Dia membuka kulkas nya dan menghela nafas berat setelah tau di kulkas nya sama sekali tidak ada makanan, hanya ada minuman dan Chandra menjadi tambah kesal, dia harus mencari kerjaan sampingan agar dia bisa menghidupi dirinya sendiri dan tidak bergantung pada kartu kredit ibunya.

Chandra menghela nafas dan langsung duduk di sofa, dia benar-benar ingin menangis sekarang. Bagaimana hidupnya berubah menjadi sekacau ini, kenapa dia harus merasakan pahitnya hidup?

Chandra menutup wajahnya lalu terisak, dia juga seorang manusia yang akan menangis saat dirinya merasa sedih dan tertekan, Chandra sudah tidak tau harus bagaimana, kini hidupnya hancur dan dia tidak tau bagaimana cara mengembalikan hidupnya menjadi normal.

***

Hari-hari berlalu, Chandra sama sekali tidak terlihat, laki-laki itu tidak memberi Irene pesan sama sekali atau berkunjung ke sekolahnya, Chandra benar-benar menghilang.

Hari ini, setelah istirhat beberapa hari karena sakit Irene sudah diperbolehkan sekolah sejak dua hari yang lalu, kakinya sudah mulai pulih tinggak menunggu luka di kakinya kering maka dia akan sembuh total.

Irene sudah rapih dengan seragamnya dan sudah siap berangkat sekolah, dia turun ke bawah sudah dengan keadaan rapih dan siap berangkat sekolah.

"Sebentar," Ayahnya tiba-tiba menghadang nya dan Irene langsung terdiam, kenapa tib-tiba ayahnya menahan dirinya yang mau berangkat sekolah.

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang