02. Si menyebalkan

91 36 15
                                    


"Youngblood. Say you want me, say you want me out of your life."

-Youngblood, 5second of summer.

__


"Kia! Temuin gue di Cafe sekarang gue mau curhat tentang si 'itu'"

"Ya ampun Le, gue mager!"

"Plis ayo dong.."

Kiara memutar matanya. "Oke okee." Setelah memutus sambungan teleponnya dengan Leah. Kiara menghembuskan napas malas. Lalu beranjak untuk mengganti pakaiannya.

Setelah selesai, Kiara mengecek penampilannya di cermin selepasnya turun ke bawah. Di ruang tengah Kiara melihat mamanya yang sedang membaca majalah di sofa.

"Mama, Kia mau keluar bentar ya sama Leah."

"Eh?" Mama Kiara tersentak sedikit. "Iya deh, jangan pulang sampe malam ya nak."

"Okeee ma."

***

Kiara melihat ke sekeliling, mencari-cari dimana Leah berada. Disini suasana cafe memang sedang ramai. Maklum ini malam minggu.

"KIA!"

Kiara menoleh kearah Leah yang memanggilnya sambil mengangkat tangannya ke udara. Kiara tersenyum, memberikan isyarat bahwa dia ingin memesan minuman dulu.

"Frappuchino satu!"

"Moccachino satu!"

Kiara kaget saat tiba-tiba seorang cowok muncul di sampingnya, tanpa mengantri, dan langsung memesan. Cowok itu melihat Kiara dengan tatapan menilai. "Gue dulu, kan?"

Alis Kiara menyatu sempurna. "Tapi gue yang antri duluan," Cowok itu mendengus pelan. "Okay ladies first."

Kiara memperhatikan cowok itu dari ujung rambut sampai kaki. Terlihat seperti cowok SMA seumurannya kalo Kiara tidak salah. Dan dengan tidak sopannya menyela seorang yang mau pesan tanpa mengantri? Kayak nggak ada etika aja, batin Kiara.

"Kia!" Leah terlihat menghampiri Kiara dengan terburu-buru. "Kia, maaf. Gue ada urusan mendadak sumpah. Kapan-kapan deh curhatnya, mama gue udah telfon nih!"

"Ih tapi kan lo yang.. oke fine"
Kia memutar kedua bola matanya. "Makasih beb... Gue duluan, ya." Tanpa menunggu jawaban Kiara, Leah langsung bergegas keluar dari cafe. Meninggalkan Kiara yang mencak-cak sebal disana.

Setelah mendapat apa yang dipesan, Kiara memutuskan untuk tidak pulang dulu. Ia memilih tetap berada di cafe, Kiara melihat ke sekeliling, mencari kursi yang kosong untuknya. Dan.. ya Kiara menemukan meja yang kosong, tempat yang kira-kira masih muat untuk dua orang.

Kiara memilih duduk sambil memainkan ponselnya membuka aplikasi instagram miliknya, sambil sesekali menyesap frappuchino yang di pesannya tadi. Sampai suara kursi yang digeser membuat Kiara mengalihkan pandangan dari ponselnya ke obyek yang kini duduk di kursi kosong depannya. Cowok itu! Yang tadi menyelanya saat memesan. Sekarang dengan santainya duduk di depannya tanpa permisi, hanya dengan cengirannya yang ditujukan pada Kiara.

Alis Kiara kembali tertaut. Ia berdehem pelan, dan membuat cowok itu menatap kearah Kiara dengan pandangan kenapa. Tapi karena tersadar dengan tatapan Kiara yang sepertinya sangat keheranan. Cowok itu angkat suara.

"Hey! Gue Radhika." Cowok itu memperkenalkan dirinya. Apa-apaan? Bukannya berkata 'sori, gue duduk sini, ya?' Tapi cowok aneh didepan Kiara, yang katanya bernama Radhika itu malah memperkenalkan dirinya tanpa canggung. Tanpa merasa berdosa.

Dan nggak punya malu.

"Sori?" Ucap Kiara seperti bertanya. Cowok bernama Radhika itu mulai menyadari bahwa Kiara merasa terusik. Dapat dilihat dari pandangan dan tatapannya, by the way. "Well, nggak ada tempat lain buat gue duduk lagi."

Kiara memutar kedua bola matanya pelan. Lalu mendengus kecil, sebelum mengalihkan kembali pandangan ke ponselnya.

"Gue Radhika."

Kiara mendongak dan menatapnya dengan kening berkerut. "Ngomong sama gue?"

Uh pertanyaan yang bodoh.

Cowok itu tersenyum lebar, memperlihatkan gigi nya yang berjajar rapi. "Iyalah, sama siapa lagi?" Kiara mengangguk saja tidak berniat menanggapi cowok itu lagi.

"Gue Radhika, Dhika." Kali ini Dhika mengulurkan tangannya. Kenapa sih cowok ini? Kiara kembali membatin dalam hatinya. Kiara memperhatikan wajah yang sedang tersenyum ramah didepannya ini. seperti tersadar bahwa sebuah masih terulur untuknya Kiara segera membalas.

"Kiara."

Cowok bernama Dhika itu tersenyum kecil menyadari Cewek didepannya ini benar-benar cuek. "Masih SMA sekolah, ya?"

Kiara menggeram kecil, tapi tidak sampai didengar orang didepannya.
"Iya." Rasanya Kiara pengen cepat pulang saja dari sini!

Kiara kini memperhatikan cowok bernama Radhio, eh siapa tadi? Radhika, ah iya Dhika. Dhika memainkan tangannya dan matanya bergerak berpindah pindah keatas dan kesamping seraya mengulum bibirnya.

"Lo sekolah dimana?"

Kali ini Kiara menatap tidak suka pada Dhika secara terang-terangan. Memperhatikan cowok itu dari atas sampai bawah, rambutnya yang cukup acak-acakan. Dengan kaus hitam polos dan dilapisi kemeja flanel kotak-kotak warna biru. Sekelebat pemikiran Kiara tentang Dhika sementara ini adalah.

Dhika cowok urakan.

"Weiitss, ah, jangan gitu dong liatin gue. Takutnya nanti kebawa mimpi lagi." ucap Dhika bergurau sambil menarik tubuhnya sedikit kebelakang. Fiks! Kiara ingin pulang sekarang, tanpa babibu lagi Kiara beranjak dari kursinya, tidak peduli dengan pertanyaan Dhika yang belum di jawabnya. Kiara tidak peduli, cowok itu menyebalkan, langsung menghilangkan mood Kiara hari ini.

"Eh tunggu! Kok pergi?"

Astaga, Cowok itu! Ngapain juga ikutan keluar, demi tuhan Kiara risih! "Mau ikut gue pulang ya?" Tanya Kiara sarkas.

Dhika tersenyum geli, "boleh, ya?" ucapnya sambil tergelak. Melihat cewek itu mengerutkan dahi dengan kesal membuat Dhika berhenti tergelak. Dhika mengulurkan sesuatu kepada Kiara "Eum, Sorry tapi, Handphone lo ketinggalan di meja."

Kiara memandang Hp nya yang berada di genggaman Dhika. Lalu tanpa berucap ia mengambil benda pipih itu dan segera pergi menjauh dari si cowok menyebalkan itu.

Tidak mendapat respon apa-apa membuat Dhika menggigit pipi dalamnya dan dengan segera mengikuti langkah Kiara yang pelan.
"Eh, He-hey, Kiara-"

Belum sempat Dhika meneruskan ucapannya, Kiara berbalik menghadap Dhika dengan wajah yang terlihat kesal sekali. "Jangan sok kenal deh!" Bentak kiara sambil meremas kedua tangannya sendiri dengan geram.

"Kita udah kenalan tadi. Kiara."

Kali ini Kiara memutar kedua bola matanya Lalu melipat kedua tangannya di depan dada. "Dasar aneh!" Dengan begitu Kiara bergegas pergi, menyetop taksi yang kebetulan lewat.

"Semoga kita ketemu lagi ya!" teriak Dhika sebelum Kiara masuk ke taksi dan menoleh kearahnya dengan tatapan tajam.

Dhika tersenyum memainkan ponselnya. "Duh, lupa minta nomernya lagi."

Sementara Kiara, Ia mendengar saat Dhika berkata kearahnya tadi. Dalam hati Kiara berharap nggak akan pernah bertemu lagi dengan cowok spesies seperti Dhika. Nggak akan! Jangan sampai itu kejadian, walau cuman mimpi pun, Kiara nggak terima.

Dan jangan sampai itu kejadian. Amit-amit deh.




-Kiara's Type Crush-

Kiara's Type CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang