Chapter 5

12 4 0
                                    

   Vian tidak mau mengakui Ia menyukai Acha, tetapi Ia mengakui Ia rindu Acha yang sering iseng padanya seperti dulu. Kali ini Ia tidak bisa tinggal diam, Ia yang akan iseng pada Acha agar Acha memperhatikan Vian.
Vianpun menyusun rencana untuk mengerjai Acha.
  Mereka sedang jamkos dan Vian merasa ini waktu yang tepat untuk mengerjai Acha yang sedang membaca novel. Vian menghampiri Acha lalu mengambil novelnya. Acha tampak kaget melihat perlakuan Vian. "Baca apaan nih? Liat ya." Kata Vian sambil mengangkat bukunya tinggi tinggi. Acha menggerutu dan berusaha mengambil kembali novelnya. Vian semakin mengangkat novelnya lebih tinggi, hingga Acha dengan tidak sengaja jatuh tersandar ke badan Vian, dan Vian langsung reflek memeluknya. Suasana tampak awkward karena Vian yang memeluk Acha. Wajah Acha merah padam, Ia tidak menyadari Ia sedang menyembunyikan wajahnya ke tubuh Vian.
"CIEEEE CIEEE, LU BEDUA SEJAK KAPAN UDAH JADIAN?"
"WOI PACARAN JANGAN DI KELAS WOI"
Teriak seisi kelas melihat Acha dan Vian. Acha langsung sadar dan menjauh dari Vian, dan langsung keluar dari kelas. Vian panik karena wajah Acha yang memerah, Ia mengira Acha sedang marah besar. Vian langsung menaruh bukunya di meja Acha dan mengejar Acha.
"CHACHAAAA, JANGAN MARAHHH, GW NGAK BERMAKSUD BIKIN LU DICENGIN SEKELAS." Teriak Vian sambil mengejar Acha.
Acha kaget karena Vian mengejarnya dan berbalik. "Lu ngapain ngikut?" Tanya Acha pada Vian.
Vian menggaruk bagian belakang kepalanya bingung, Ia pun menyampaikan maafnya atas perlakuan tidak sopannya di kelas.

   Setelah kejadian tersebut, ia merasa tidak bisa mengerjai Acha karena kasihan pada Acha yang dipermalukan teman-temannya.
   Saat jam istirahat dimulai, teman teman Acha pergi dahulu ke kantin dan Acha masih membereskan catatannya. Vianpun mendatangi Acha, dan duduk disebelahnya.
"Kenapa Vi?" tanya Acha sambil masih mencatat.
Vian menjaawab Ia ingin menunggu Acha dan pergi ke kantin bersamanya. Acha hanya menjawab dengan oh.
Acha pun menyelesaikan catatannya dan pergi ke kantin bersama Vian.
"Chacha, kok lu berubah si?" Tanya Vian yang sedari tadi mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya.
Acha kebingungan dan balik bertanya, "berubah gimana?"
"Ya ngak kayak biasa aja gitu..." kata Vian yang semakin membuat Acha bingung.
Vian menarik nafas lalu bertanya, "lu... udah ngak suka sama gw ya??"
"Hah apaan? Lu ngelucu apa gimana sih." Jawab Acha sambil tertawa.
Vian menatap Acha, dan menggenggam tangan Acha agar berhenti berjalan, Acha langsung melepas tangannya dari genggaman Vian, tetapi tetap tidak melanjutkan perjalanan. "Gw serius, lu udah ngak suka sama gw?" Tanya Vian mengulangi pertanyaannya dengan nada yang lebih tegas.
"Suka kok, sebagai teman aja." Jawab Acha lalu Acha kembali berjalan ke kantin lagi.
Vian menatap Acha yang semakin menjauh. Ia merasakan jantungnya seperti ditusuk. "VIAN LU NGAK SUKA ACHA, LU NGAK SUKA ACHA." katanya pada diri sendiri. Rico menepuk punggung Vian, "kenapa lu bro? Kayak habis ditolak aja."
"EMANG!" teriak Vian tiba tiba yang membuat Rico kaget. "Pfft, seorang Vian ditolak siapa? Acha?" Kata Rico sambil tertawa tetapi membuat Vian melotot.
Rico menatap Vian yang melotot lalu berhenti tertawa. "Apa? Jangan bilang... LU DITOLAK ACHA?! BUKANNYA DIA CINTA MATI SAMA LU? GIMANA CARANYA DIA BISA NOLAK LU? TRUS LU KENAPA BISA SUKA DIA? KATANYA LU BENCI DIA, KOK SEKARANG BISA SUKA DIA?" Kata Rico panjang lebar dengan suara nyaringnya. Vian menggerutu dan langsung pergi. "Ye elah temen gw pake ambyar segala." Kata Rico sambil menatap Vian yang kesal.

   Acha masih merasa jantungnya akan copot. Ia sangat terkejut mendengar pertanyaan Vian. Ia sudah berusaha move on dan tidak mau menyia-nyiakan usahanya. Ia sendiri tidak yakin Vian menyukainya, mungkin hanya Vian yang terbiasa dengan sikap Acha yang suka iseng, pikir Acha.
Acha mengambil makanan dan mencari Zefa, Aris, dan Yoon Ji. Saat Acha duduk, teman temannya menatap wajah Acha yang terus memikirkan sesuatu. "Ngapa si lu?" Tanya Zefa. Acha hanya menjawab dengan ngapapa.
Giliran Yoon Ji yang bertanya tentang kejadian di kelas tadi. Acha menjelaskan kejadiannya, saat Vian mengambil bukunya. Zefa, Aris, dan Yoon Ji bingung dengan perlakuan Vian.

   2 minggu lagi Acha akan menjalani UTS di sekolahnya jadi Ia harus belajar extra. Saat pulang sekolah, Ia biasanya selalu pergi dahulu dengan teman temannya, tetapi untuk persiapan UTS, Acha pulang lebih dahulu. Sesampainya di rumah, Mama Acha menyapa Acha dan menanyakan mana pacar Acha. Acha kebingungan dan bertanya siapa yang di maksud. Mamapun menjawab Acha dengan mendeskripsikan Vian.
"Itu cuma temen Achaaaa, bukan pacarrr, Acha belum punya pacar ma." Jawab Acha pada mamanya setelah itu langsung masuk ke kamar.
 
   Acha sedang belajar dan tiba tiba muncul notif dari handphonenya. Pesan dari Vian. Acha tidak membacanya dan melanjutkan belajarnya. Vian men-spam Acha sampai menelfonnya. Acha semakin tidak fokus belajar dan akhirnya menjawab telfon Vian.
"Hallo Acha, lu udah pulang? Lu baek baek aja kan?"

"Lah iya lah gw udah pulang, emangnya gw mau nginep di sekolah apa."

"Gw cuma mau pastiin doang, soalnya lu kalo gw chat ngak dibales."

"Gw lagi belajar buat persiapan UTS"
Acha langsung menutup telfon dan mematikan hpnya agar tidak mengganggunya belajar.

  Keesokan harinya, saat Acha berada di lorong untuk masuk kelas, Ia berpapasan dengan Vian. Vian menjadi semakin aneh, kali ini Ia diam, tapi selalu menatap tajam Acha kapanpun dimanapun. Hari ini ada kelas seni dan Vian masih saja diam dan hanya menatap Acha. "Vi lu kenapa sih? Ga sehat apa gimana?"
"Ga, gapapa." Jawab Vian singkat.
Acha semakin bingung dengan kelakuan Vian yang semakin aneh. "Kenapa sih? Ga seneng chatnya ga dibales?" Tanya Acha lagi.
"Tuh tau. Cowo tuh juga harus diperhatiin tau." Kata Vian.
Acha semakin bingung dengan sikap Vian yang biasanya cool sekarang menjadi childish.

   Pulang sekolahnya, Acha membeli es krim lalu memberikannya pada Vian. "Nih, udah jangan ngambek lagi." Kata Acha.
Vian menerima es krim tersebut dan menjadi berbunga-bunga dalam hati tetap di depan Acha, Ia masih tetap sok cool. Acha pun akhirnya pulang lebih dahulu. Vian langsung berteriak saat Acha pulang. "OH LORD, GW DAPET ES KRIM DARI ACHA GILAAAA. GW YAKIN DIA MASIH SUKA SAMA GW. EMANG YA DIA MANA MUNGKIN MOVE ON DARI GW SIH." Kata Vian. Rico menertawakan Vian dan berkata padanya, "kenapa lu? Udah jatuh cinta ya sama Acha? Makan tuh Acha. Giliran dulu aja sok sokan bilang benci. Sekarang dikasih es krim langsung triak triak."
Vian langsung kembali cool seperti biasanya. "Siapa juga yang suka sama Acha, bocah kayak gitu ngak akan pernah bisa disukain gw." Kata Vian sombong. Ia masih tidak mau mengakui Ia menyukai Acha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang