20- MISS

32 10 1
                                    

"Kalau aku kangen kamu,
apa itu salah?"

"Elo ar, tampang serem. Tapi diem diem stalker-in audy." ucap cakra sambil tertawa terbahak bahak

Arkana tidak menghiraukan, ia lebih fokus pada Nasi goreng didepannya.

Ia dan teman temannya memang sedang berada di pinggir jalan, depan rumah kiano bersama teman temannya. Sambil makan nasi goreng langganan.

"Semua uplod-tan audy di like. Dari atas sampe bawah anjir." lanjut darren lalu ikut tertawa.

"Dasar bucin." Celetuk guiza

Arkana masih diam.

"Bikin status galau biar apa ar?" Tanya baron

"Biar diliat audy. Ha ha ha" sahut kiano dengan tertawa meremehkan

"Ketua kita lagi galau uyyy!" teriak rafael sambil melirik arkana

lelaki itu terus diam, Masih mengunyah nasi goreng dengan penuh kasih sayang.

"Tenang ar, biar bagaimanapun kita sabahat lo." ucap darren seraya menepuk nepuk pundak arkana, "Ngeliat lo kaya gini kita-"

"Bahagia." sambar baron membuat semuanya tertawa termasuk tukang nasi goreng itu.

"Tambah air kang," Ucap arkana seraya menyodorkan gelas kosong

Tukang itu paham, dengan cepat ia menuangkan air lalu diberikan kembali pada arkana.

Arkana meminumnya hingga habis. Dan hanya tersisa gelas kosong lagi.

"Haus ar?" tanya rafael

"Haus air boleh, Haus kasih sayang jangan." lanjut cakra.

Cakra sialan. sialan. sialan. Mulai berani dia menghina arkana!

"Jangan begitu cak, Biar bagaimanapun juga arkana lagi-"

"Menderita." Sambar darren

ucapan kiano terhenti lalu langsung disambar oleh darren.

Sabar. Sabar. Sabar.

teman temannya memang sialan.
Tertawa terbahak bahak diatas penderitaan orang lain. Bahkan guiza pun ikut tertawa, lelaki yang biasanya hanya diam tanpa mempedulikan.

Bukannya menghabiskan nasi goreng itu, mereka malah membuat arkana jadi bahan candaan.

sunggguh tidak lucu.

•••••••••

"Gue ngga mau. Lepasin." Audy yang meronta ronta minta dilepaskan.

carlie dan elitta menggenggam erat tangannya, sulit untuk ia kabur dari mereka. Alenda hanya diam sambil terus menghitung banyak bintang di langit.

Audy menatapnya kesal, Bukannya bantuin alenda justru sibuk dengan bintang. Pasti sudah dihasut oleh carlie dan elitta.

"Bentar doang die, setelah itu kita pulang." Ucap elitta

"Lagian, ngapain kita ke komplek kiano!"

"Ketemu arkana!" kompak mereka bertiga.

Audy hanya menatapnya malas..

carlie dan elitta terus memegangi tangan audy kencang. Membuat gadis itu tidak bisa menolak.

Mereka berempat berjalan menghadapi arkana dan teman temannya.

Jangan mentang mentang besok libur, nginep dirumah elitta yang satu komplek dengan kiano lalu teman temannya memaksa seperti ini.

Audy berhenti, Mendadak bungkam saat arkana sudah berada dihadapannya saat ini.

"Ayo bilang die." titah carlie

Audy menatap teman temannya, mereka menyuruhnya berbicara tapi tidak tau bicara apa. Di perjalanan memang mereka menyuruh nya meminta maaf pada arkana, dan mengatakan kalau ucapan waktu itu tidak benar. Audy harus jujur padanya kalo dia memang tidak ingin arkana bersama yetta.

lalu bagaimana cara mengasi tahu ada arkana?

"Bilang apa?" tanya arkana dengan wajah bingung.

"Eum, gu- gue... gue ngga suka liat lo sama-"

"Darren." sambar cakra.

semua orang menatap cakra sinis, harusnya audy sudah jujur tapi gagal. Ini semua salah cakra.

"Kenapa gue!" kesal darren.

"Lo demen kan sama arkana."cakra dengan tampang Songong. Carlie memegangi tangan pacarnya, sadangkan elitta sudah was was.

"Maksud lo gue homo!" ucap darren dengan kencang.

"Itu lo sendiri yang bilang," sahut cakra dengan senyum meremehkan.

Dengan cepat, darren menubruk cakra. Bergulat namun tidak saling tonjok.

Cewe cewe berteriak histeris, Audy hanya menatapnya malas.

"Drama apalagi ini." batin audy.

Carlie dan elitta serta yang lainnya saling sibuk untuk memisahkan.
Alenda yang teriak teriak karna takut, sedangkan guiza terus menggenggam tengannya. Seblah lagi ia gunakan untuk memisahkan darren dan cakra.
"Dasar tolol. Nggak ada otak." ucap darren dengan terus menarik rambut cakra, "Kapan gue demen sama arkana Lol. Selama ini gue punya elitta, buta mata lo. ha?!"

"Laki kok baperan." cibir cakra yang sudah lebih kencang menarik rambut darren.

"Sayang, udah berhenti." teriak elitta, "Cakra! rambut pacar gue! kasihan. Nanti kalo botak gimana?!" elitta yang sudah mulai panik

"Biarin, gue mau jadiin bola. Biar bisa ditendang!" sahut cakra

Darren lebih kencang menjambak rambut cakra. Bahkan sampai rontok.
"Cak udah cak, kasian darren." ucap kiano

"Berhenti gila." baron yang mulai kewalahan.

"Ren inget, kita itu sahabat." Ucap rafael.

"Berhenti woi." Teriak guiza.

Kedua lelaki itu masih terus bergulat, saling menjambak rambut Kayak ibu ibu. Tolol. Sudah saling meringis kesakitan masih saja, saling membalas lebih kencang.

Semuanya masih sibuk memisahkan cakra dan darren termasuk tukang nasi goreng itu.

Arkana dan audy masih diam berdiri dibelakang. Menatap teman temannya yang bodoh, tanpa berniat memisahkan.

"Gue kangen sama lo ar." ucap audy lantang.

Arkana diam, menatap tak percaya.

Suara yang tak terlalu kencang, mampu memisahkan keributan itu. Sedangkan teriakan tidak mampu.

Arkana dan semua yang ada disitu, menatap audy bengong. sedangkan audy hanya memutar bola mata malas saraya menghela napas.

AUDY ARKANA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang