Hari minggu kemarin, Carlie dibuat bingung dengan ibu cakra yang terus memaksanya untuk menjauhi cakra.
Alasannya sudah jelas, ia tidak ingin carlie menjadi pasangan cakra. Hanya karna dirinya terlalu seperti laki laki dan tidak seperti wanita.
Padahal menurutnya ia adalah wanita, berjenis kelamin wanita. Dan selalu memakai rok hanya saat sekolah. Bukannya itu bagus, walaupun hanya saat sekolah tapi dirinya sudah pernah mencoba memakai rok.
Kalau maira bukan ibu cakra, akan ia habisi ibu ibu rempong itu. Cewek tomboy atau bukan menurut nya sama, sama sama bisa bikin anak.
"Jadi, kemarin ibu cakra marah marah sama lo?!" teriak elitta
buru buru alenda menutupi mulut nya dengan tangan mungil nya, "Jangan berisik ta, malu tau didengar orang!"
Elitta mengangguk, "Iya iya maaf."
Carlie bangun dari tidurnya, kepalanya masih saja pusing mangkanya ia rebahkan di meja. Sebenarnya hanya menutup mata tidak tidur beneran, mangkanya masih bisa mendengar suara cempreng elitta.
Ia menarik napas lalu mengangguk.
"kok bisa?" tanya audy bingung
Ia hanya menggelengkan kepala.
"Terus, lo diem aja? kenapa nggak dilawan?!" kesal elitta
"Gimana mau dilawan, dia itu ibu cakra. Calon mertua gue juga, masa mau dilawan. Kualat nanti." sahutnya dengan muka malas
alenda mengangguk, "Bener juga, Yaudah sabarin aja car." ucapnya sambil menepuk nepuk pundak Carlie
Carlie hanya mengangguk"Terus lo udah ada pilihan?" tanya audy
lagi lagi carlie murung, keliatan dari matanya yang sembab entah abis nangis atau kurang tidur.
ia menggeleng, "Gatau bingung, Sebenarnya... Cuma ada dua pilihan. Lanjutin atau berhenti. Kalo gue lanjut, kita ngga akan bisa bersama, ujung ujungnya juga tau gak bakal direstui. tapi kalo pisah,... Gue masih sayang sama cakra. Kita masih saling sayang. Gak kebayang kalo pisah beneran." Jelasnya
Audy, alenda dan elitta saling menatap. Setelah itu mereka memeluk Carlie.
"Sabar ya car.." alenda
"Tenang aja, apapun pilihan lo kita bakal dukung." Ucap Audy.
elitta mengangguk, "Jangan sedih terus, nanti juga ada jalan keluarnya."
"Semangattt!" seru alenda.
•••••••
Malam ini seperti janjinya kemarin, arkana mengajak audy jalan.
Keduanya sedang sibuk makan di sebuah restoran yang banyak di penuhi patung. Entah hanya pajangan atau ada maksud lain.
"Udah selesai?"
Audy mengangguk
"Gue bayar dulu ya," Ucap arkana lalu ke kasir untuk membayar makanan mereka.
tidak lama setelah bayar arkana kembali menghampiri audy, mereka berdua Bejalan ke keluar restoran itu.
Tapi entah ada apa arkana malah berhenti, lalu menatap patung yang ada di pintu masuk.
"Kenapa?" tanya audy
Arkana mengelus patung itu lembut, "Patung ini cantik ya, tapi sayang nya cuma patung." sahutnya
audy mentap patung yang masih di pegang arkana, Memang cantik. Patung wanita memakai kebaya, yang sedang tersenyum manis.
"Kalo dia manusia, lo juga mau pacaran sama dia?" tanya audy
Arkana menggeleng, "Kan gue udah punya lo."
"Tapi kita belum jadian."
"Nanti juga jadian."
audy tersenyum tipis, arkana kembali menoleh pada patung itu. Di usap pipinya lembut sambil tersenyum.
"Kita pulang dulu ya patung." Ucapnya pada patung ituAudy menatap bingung, kenapa arkana seperti akrab dengan patung itu. "Ayo ar, ini cuma patung. Dia nggak bisa bicara." audy langsung menarik tangan arkana untuk pulang.
•••••••Jam istirahat sudah berbunyi, Audy dan teman temannya memilih makan di meja dekat lapangan.
Makan bersama sambil melihat anak futsal sedang latihan.
kemarin saat ia pulang dengan arkana, sikap lelaki itu aneh. Seperti bukan dirinya.
"Anehnya kenapa die?" tanya alenda sambil mengunyah
Audy berpikir sejenak, "Aneh aja, masa setelah nganterin gue pulang dia malah ngga inget gue siapa." jelas audy
"What!" seru carlie
"Emangnya sebelumnya dia kenapa?" tanya elitta
audy menggelengkan kepala
"Pasti ada sebabnya, gak mungkin dia bisa lupa siapa lo." ujar carlie
"Ah, gue tau! jangan jangan ini cuma prank arkana buat lo die." seru alenda
elitta mengangguk setuju, "Betul tuh."
Tak lama setelah itu mata mereka teralih saat cakra dan darren mendekat.
keduanya dengan napas yang memburu, keringat sudah membasahi kepala cakra dan darren.
Kenapa lelaki ini berlari kencang.
"Kalian kenapa?" tanya audy bingung
Carlie mengelap pelipis cakra yang di penuhi keringat, "kenapa lari lari?" tanya Carlie
"Arkana..."
"Arkana kenapa?" tanya alenda
"Arkana berubah." sambar darren
Audy, carlie, elitta, dan alenda tertawa saat mendengar ucapan darren
"Di kira Power Rangers kali ah,." audy yang masih terkekeh pelan
"kita serius!" kesal cakra
darren mengangguk, "Arkana jadi benci sama cewek, Tadi aja yetta di gentak. Padahal sebelumnya dia gak pernah sakitin yetta." jelas darren
"Kok bisa?!" elitta mulai bingung
cakra mengangguk, "Gatau, pokoknya tadi dia bilang dia itu benci sama cewek. Bikin jijik katanya."
"Mending lo samperin arkana aja die, buruan." ujar darren
KAMU SEDANG MEMBACA
AUDY ARKANA (SELESAI)
Teen FictionFollow dulu yuk, sebelum membaca! •AUDY ARKANA Kisah dua anak SMA, yang meyakinkan diri untuk bertahan dan tetap mencintai. Rasa gengsi yang selalu menyeliputi, Rasa bosan, kesal, marah dan cemburu selalu ada didalam cerita audy arkana. Arkana ya...