Warning: Part kali ini, beradegan sadis, jika kalian tak suka dengan kekerasan, sebaiknya di scrol saja.
.
.Mulyana mulai mengasah pisau ditangannya sampai benar-benar tajam dan memantulkan cahaya tersorot matahari. Dia adalah seorang juragan terkaya sekaligus memiliki hobi pengrajin pembuat tas berbahan kulit. Dan kulit tas itu bervariasi, diantaranya kulit buaya hasil tangkapannya tempo hari, kulit ular yang hampir saja mematuknya, kulit biyawak. Dan yang kali ini bakal ia buat, tas terbuat dari kulit manusia.
Entah kenapa, ambisi Mulyana begitu menggebu-gebu. Terlebih, setelah Maria si gadis desa, telah terang-terangan menolak cintanya, alasannya karena Maria tidak ingin menjadi orang ke tiga di dalam rumah tangga Mulyana. Padahal awalnya Mulyana yakin, wanita manapun tidak akan ada yang menolak cintanya, karena ia seorang juragan yang terkenal kaya di desa Saluri.
Pria berwajah sangar itu, terus saja membujuk Maria, agar dia mau menjadi istrinya. Ia bilang, jika Maria tidak ingin dimadu atau menjadi orang ketiga, dia rela menceraikan istrinya, bahkan rela memberikan semua harta kekayaannya, asalkan Maria bersedia menikah dengannya.
Gadis cantik bermata sayu itu, besikukuh tetap menolak. Dan akhirnya Mulyana pun merencanakan sesuatu sebagai pembalas dendam sekaligus menyalurkan hobinya sebagai pembuat tas antik.
"Jarwo, Segeng. Saya tugaskan kalian untuk membawa Maria ke gudang ini. Ingat, jangan sampai orang lain tahu."
"Siap Juragan."
Jarwo dan Sugeng mereka adalah kaki tangan Mulyana yang terkenal sadis. Dulu mereka adalah seorang mantan narapidana pembunuh sadis, dan dari itulah Mulyana memperkerjakan mereka berdua, dan memberi tugas untuk membawa gadis berkulit putih nan cantik itu.
"Ingat! Kalian harus bawa Maria ke sini jangan dengan cara paksa, tapi harus dengan tak sadarkan diri, kalau perlu bius saja dia."
"Baik juragan. Kalau begitu kami permisi dulu."
***
Senyum Mulyana menyingrai. Ia tak sabar mengelus-elus kulit putih Maria, dan perlahan menguliti kulit mulus itu. "Ahh, aku tak sabar membalaskan dendam rasa sakit hatiku ini."
Dua jam kemudian, Jarwo dan Sugeng, berhasil membawa Maria yang terkulai lemas.
"Taro di mana, wanita ini, Bos?" tanya Sugeng sambil membopong Maria menggunakan pundaknya.
"Di sana saja. Di kursi itu, lalu ikat kedua tangan dan kakinya."
"Baik juragan."
Dengan gesit, mereka berdua meletakkan tubuh mulus Maria di kursi usang yang sudah lama tak terpakai, dan mengikat tangan juga kaki Maria yang masih belum sadarkan diri.
"Karena kerja kalian bagus. Ini upah untuk kalian berdua. Dan kalian boleh pergi," tukas Mulyana sambil memberikan sejumlah uang di dalam amplop coklat.
"Terimakasih, Bos."
***
Mulyana menatap tajam ke arah wajah cantik Maria. "Seharusnya kamu tidak menolakku, dasar wanita bodoh!"
Perlahan, Maria membuka matanya. Ia kaget mendapati tubuhnya sudah terikat, dan berada di tempat yang sebelumnya tidak pernah ia tinggali.
"Di mana aku? Kenapa aku diikat seperti ini?"
"Kamu sudah sadar, Sayang?"
Mulyana kembali menyingrai dan mengelus pipi mulus Maria dengan nafsu.
"Ju--juragan Mulyana?"
"Ya, ini aku, Sayang."
"Le--lepaskan aku, Pak! Aku mohon."
"Tidak semudah itu, Sayang! Kamu benar-benar sudah membuat aku marah."
Mulyana menatap tajam gadis berhidung mancung itu, kemudian mengambil pisau yang baru saja ia bersihkan.
"Juragan mau apa?" tanya Maria ketakutan setengah melihat pisau tajam ditangan Mulyana.
"Aku akan mengambil kulit mulusmu, Sayang."
"Ja--jangan, Juragan. Aku mohon, jangan!"
"Kamu sudah benar-benar membuat aku marah. Dan sekarang kamu rasakan akibatnya."
Perlahan tapi pasti, Mulyana mulai menggoreskan pisau tajam ke bagian paha gadis cantik itu, lalu menguliti kulit mulus Maria. Darah segar mulai bercucuran. Ia meringis kesakitan. Tapi Mulyana tak perduli, dan terus saja mengambil bagian kulit wanita yang tadinya ingin ia nikahi ini, hingga daging bercampur darah terlihat jelas.
"Arrggghhh ... Ampun, sakiiiittt ....!
.
.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
TAS KULIT MANUSIA
HororSeorang wanita culun, hidupnya berubah setelah mendapat tas dari seorang Nenek. Namun, ternyata ada kisah misteri dimasalalu pembuatan tas itu. Apakah yang terjadi selanjutnya?