DA 6

5 0 0
                                    

Terkadang waktu bisa menjadi hal yang paling menyakitkan.

•Araya Mahardika•
🍭🍭🍭

Guru pun mulai memasuki area kelas. Dan mereka pun mulai belajar dengan tenang. Hingga sang guru pun bertanya.

"Dimana Azka?" Tanyanya heran. Pasalnya Azka baru masuk sekolah semalam dan dia notabene-nya masih siswa baru.

Jadi wajar saja guru itu mempertanyakan keberadaanya.

Para murid pun saling pandang satu sama lain. Dan kemudian mereka mengendikkan bahu tanda tidak tau.

Raya pun menghadap kebelekang bertanya pada Reza dan Kenan. Bukankah mereka sudah berteman? Mungkin saja mereka tau dimana Azka.

"Dimana Azka?" Tanya Raya to the point. Gadis itu memang sangat malas jika harus berbasa-basi.

Dan mereka berdua hanya mengendikkan bahu. Raya pun hanya menghela nafas.

"Sudah sudah mari kita lanjut saja pelajarannya. Jadi bla..bla..bla..bla.." penjelasan sang Guru memulai kelasnya.

Para murid pun mencoba untuk fokus dan mendengarkan serta memahami.

Dan tak lama bel pun berbunyi nyaring membuat para penghuninya bersorak riang. Seperti mendapat door prize ajah hehe.

"Ray kantin kuy." Ajak Nana.

"Sebelah lo ga ikutan tuh?" Tanya Raya kemudian.

"Ikutlah ngapain gue disini sendirian. Lagian gue juga laper." Ucap Anin nge-gas.

"Selo dong jawabnya." Ujar Nana.

"Ga bisa selo kalo sama lo."

"Dihhh ngambek buk?"

"Gak."

Raya pun hanya memandang jengah perdebatan mereka."Kantin ga nih?" Tanya Raya kesal.

"Kantinlah." Jawab mereka berdua serempak.

"Yaudh ayo gausah ngebacot mulu." Ucap Raya kesal.

Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju kantin.

"Astatang penuh banget kaya mau antri sembako ajah." Ucap Anin.

"Kalo mau sepi diperpus sono." Jawab Nana.

"Udah kalian pesen sana gue yang cari bangku." Ucap Raya menengahi.

Mereka bertiga pun berpencar melakukan tugasnya masing-masing.

'Ya Allah penuh semua lagi. Ah itu masih ada bodo amat sama mereka yang ga setuju' batin Raya.

Raya pun berjalan menuju meja Kenan dan Reza yang berada di pojokan kantin.

"Ekhem." Dehem Raya.

Dan membuat perhatian kedua lelaki tampan itu beralih menatap gadis yang sedang berdiri itu.

"Eh Raya sayang ada apa?." Tanya Kenan disertai cengiran tanpa dosanya.

Raya hanya mencebikkan bibirnya. "Gue sama temen-temen gue boleh ga duduk disini?" Tanya Raya.

"Ya boleh lah apalagi ada bebeb gue." Ucap Reza ceria.

"Thanks."

Sedangkan kedua sahabatnya mengedarkan pandangan mereka mencari gadis mungil itu. Hingga tatapan mereka jatuh disebuah pojok kantin.

Yupz terlihat Raya tengah berbincang dengan kedua makhluk absurd yang berasal dari kelas mereka.

"Ray kenapa lo duduk disini sihhh." Ucap Anin mendengus kesal.

"Santai kali Nin. Daripada ga duduk mau lo?" Tanya Raya.

"Udah gausah ribut dah Nin mending kita makan." Jawab Nana jengah.

Dan Anin hanya mengerucutkan bibirnya kesal karena kedua sahabatnya.

Mereka pun menikmati makanan dengan berbincang kecil. Hingga bel tanda masuk pun berbunyi.

Skippppp

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu tapi seolah tak mengusik seorang gadis yang duduk dengan tenang. Dan memindahkan catatan yang tertinggal.

Dia adalah Araya Mahardika gadis manis yang masih duduk dengan tenang.

Hingga seorang pria menghampirinya.

"Hai Ara." Sapa pria itu dengan tersenyum manis.

Ara hanya bergumam menanggapi pria itu. Kemudian ia menatap pria itu. Rasanya ia tak pernah mengenal pria ini sebelumnya.

"Oh iyah kenalin gue Dafa. Ehm gue juga yang udah ngirimin lo surat itu. Dan gue kelas XII." Ucapnya panjang lebar dan mengulurkan tangannya.

Raya hanya memandang cengo pria itu.

Dan Raya hanya ber'oh'ria menanggapi pria itu.

"Maaf karena gue udah lancang jatuh cinta sama lo hehe. Semua diluar kendali gue. Lo ga perlu bales perasaan gue karena hati ga bisa dipaksakan. Right?" Ucapnya panjang kali lebar kali tinggi.

"Maaf. Gue ga bisa bales perasaan lo. Gue yakin lo bakal dapetin yang lebih baik dari gue." Ucap Raya merasa bersalah.

"Iyah gue ngerti kok. Gue pergi dulu dan kayaknya besok kita udah ga ketemu soalnya gue harus berangkat ke Amerika malam ini. Sayang banget yah hehe." Seru  Dafa dengan cengiran khasnya.

Dafa pun mengacak pelan rambut gadis itu. "Gue pergi dulu jaga diri baik-baik and always happy." Lalu pria itu mulai meninggalkan Raya sendirian.

Raya hanya bisa menghembuskan nafas pelan. Lalu dia berjalan menuju gerbang sekolahnya.

🍭🍭🍭

Allo gaes jangan lupa vomment nya yah dan jangan lupa juga buat follow akun aku:) biar aku lebih semangat ngetiknya 😘

Follow juga ig aku
indahlezz_
tumblr.oofc

Ti Amo 💕🍁

Dear AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang