Malik mengusap wajahnya dengan kasar.
Bagaimana caranya dia menjelaskan kesalahpahaman ini kepada Anita.
Malik kembali mengemudikan mobilnya pulang kerumah.
"Mas..." sapa Rima saat Malik membuka pintu kamar.
Malik hanya tersenyum simpul, sementara Rima berfikir mungkin Malik kelelahan dengan pekerjaan di kantor.
Rima duduk diatas tempat tidur, menunggu Malik yang sedang mandi.
"Kasihan mas Malik, dia pasti kecapean." Rima lalu beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar.
Rima membuatkan teh hijau yang disukai Malik.
"Mas, minum teh dulu. Kamu capek banget yah." Rima meletakkan cangkir teh ke atas meja.
Malik yang sedang memakai bajunya didepan cermin langsung tersenyum.
Ada perasaan bersalah karena berbohong kepada Rima.
"Haruskah aku jujur tentang Anita?lagipula dia hanya temanku." batin Malik.
"Terima kasih ya sayang." Malik mengecup pucuk kepala Rima.
Malik lalu duduk di tepi ranjang dan meminum teh hijau yang sudah disiapkan istrinya.
Rima lalu berinisiatif memijit bahu Malik.
Rima naik keatas tempat tidur, lalu duduk dibelakang Malik dan memijat bahu suaminya.
"Nggak apa-apa sayang. Kamu istirahat saja, kamu juga pasti capek hari ini." Malik menghentikan tangan Rima dan mengecup punggung tangannya.
Rima dengan malu-malu bersandar di pundak Malik.
Malik lalu memutar tubuhnya dan sekarang mereka saling berhadapan.
Malik membuka jilbab yang menutupi rambut Rima.
"Aku mencintaimu..." lirih Malik
"Aku juga mencintaimu mas." balas Rima dengan tersenyum manis.
Malik lalu mengecup bibir Rima dan menarik istrinya itu keatas pangkuannya.
Mereka saling bertatapan,Malik tak berhenti mengagumi kecantikan Rima.
"Aku beruntung memiliki mu." Malik menyatukan kedua dahi mereka.
"Aku yang merasa sangat beruntung mas." sela Rima cepat.
"Aku menginginkan mu malam ini." bisik Malik dan dibalas anggukan oleh Rima.
Malik mencumbu bibir mungil milik Rima, dia tidak bisa menahan diri ketika berhadapan dengan istrinya itu.
Malik perlahan membuka kancing gamis yang digunakan Rima dan juga membuka kaos yang ada ditubuh nya.
Malik melucuti semua kain yang melekat ditubuh mereka berdua, hingga mereka sudah polos tanpa sehelai benang pun.
Malik membaringkan Rima ke tempat tidur.
Mulai mengecup semua bagian wajah Rima satu persatu.
Membuat Rima mendesah pelan.
Lalu terjadilah pergulatan panas dikamar itu.
Malik benar-benar sangat memuja tubuh mungil istrinya.
Setelah pergulatan panas, Malik memeluk tubuh Rima dari belakang.
"Kamu benar-benar sangat menggoda." Malik terus mengecup bahu telanjang Rima.
"Mas nggak capek?" Rima tertawa kecil melihat kelakuan suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Cinta Untuk Zarima (TAMAT)
Romance( Sudah terbit di Google Playstore, klik link yang ada di bio ya👆 ) Aku Zarima Jelita.. Umur 17 tahun.. Cita-cita ku menjadi seorang perawat.. Tapi apalah daya itu seperti mimpi yang tak akan pernah ku gapai.. Ibarat pribahasa bagai pungguk merindu...