Zarima sedang dalam perjalanan ke kota dengan travel.
Saudara pak Guntur, pak Usman akan menjemput di terminal kota.
Akhirnya setelah perjalanan hampir dua jam,mobil travel sampai juga..
Rima mengambil ponsel yang di pinjamkan pak Guntur untuk nya dan segera menghubungi pak Usman.
20 menit menunggu...
"Neng Rima ya? Saya Usman saudara Guntur." seorang pria paruh baya menghampiri Rima yang duduk di warung terminal.
"Iya pak, saya Rima." Rima langsung menyalami Usman.
"Ayo neng, kita langsung ke rumah juragan saya." Usman berjalan menuju mobil diikuti Rima di belakang.
"Saya supir di sana, istri saya juga bekerja melayani keluarga itu. Nanti tugas kamu melayani ndoro nyonya." jelas Usman, Rima hanya mengangguk.
"Memangnya pembantu sebelum saya kemana pak?" tanya Rima.
"Ooh..Eli sudah berhenti bekerja karena pulang kampung dan keadaan ndoro nyonya juga belum separah sekarang." lanjut Usman.
Rima hanya diam, tidak mau banyak bertanya lagi.
Mereka sampai di sebuah rumah yang megah, Rima sampai melongo tak berkedip.
Kedatangan mereka langsung di sambut Bu Suti, istri pak Usman.
"Kamu cantik sekali." Suti tersenyum sambil membantu Rima membawa tas nya dan menuntun ke kamar yang akan di tempati Rima.
"Ini kamar kamu, sekarang kamu ikut saya ke kamar ndoro nyonya." ajak Suti.
"Iya Bu." Rima mengikuti langkah Suti ke kamar pemilik rumah.
Tok..tok..tok..
Suti membuka pintu kamar, disana seorang wanita tua bersandar di kepala ranjang.
"Suti, kamu sama siapa?" wanita itu menyambut mereka dengan ramah.
"Ini Rima, yang akan mengurus ndoro sekarang." Suti menarik Rima agar mendekat.
"Selamat pagi ndoro nyonya." sapa Rima sopan.
"Selamat pagi juga, saya Kartika. Kamu masih muda sekali, berapa umur mu?" tanya Kartika.
"Saya 17 tahun ndoro." jawab Rima.
"Kamu nggak sekolah?" Kartika mengerutkan keningnya.
"Saya baru lulus SMA." Rima menunduk takut ditolak bekerja karena umur yang masih muda.
"Baiklah, selamat datang di keluarga ini. Semoga kamu betah kerja disini," ucap Kartika lembut.
"Suti, jam berapa Malik datang?" tanya Kartika kepada Suti.
"Tadi Bu Rosa bilang pesawatnya sampai jam 1 siang ndoro, mungkin sekarang dalam perjalanan kemari." jawab Suti, Kartika hanya mengangguk.
"Rima, kamu istirahat saja dulu. Beresin kamar dan barang-barang kamu," ucap Kartika, wanita itu benar-benar ramah.
Suti dan Rima keluar dari kamar Kartika.
"Neng, kamu istirahat saja dulu. Saya mau masak buat makan siang." Suti menuju dapur.
Rima menghela nafas, lalu membereskan bajunya ke dalam lemari.
Meletakkan foto keluarga mereka di atas meja kecil dekat sudut lemari.
"Bapak, ibu, adik-adik ku semoga kalian sehat terus disana. Nanti kalau gajian, mbak kirim uang," ucap Rima lirih.
==========
Malik dan Rosa baru sampai di rumah.
Suti segera keluar untuk membawa barang-barang milik tuan muda.
"Eyang dimana?" tanya Malik.
"Ndoro di kamarnya den." jawab Suti.
"Bude, aku ke kamar eyang dulu." Malik langsung menuju kamar Kartika.
"Eyang..." Malik langsung memeluk Kartika yang sedang berbaring.
"Malik, cucu eyang sayang." Kartika menatap Malik dengan tatapan sendu.
"Eyang pasti kecapean kan, aku udah bilang jangan kerja lagi." gerutu Malik.
"Eyang udah tua, jadi wajar sakit-sakitan terus." Kartika tertawa pelan
"Bagaimana kabar papa sama mama kamu? maaf eyang merepotkan kamu," ucap Kartika sedih
"Eyang ngomong apa sih? ini udah tugas aku." Malik menggenggam tangan Kartika lalu mencium nya.
"Ya sudah, kamu istirahat dulu. Nanti kesini lagi," ucap Kartika.
"Bik,nanti tolong antar teh hijau hangat ke kamar saya." pinta Malik saat Suti mengantar koper nya ke kamar.
"Iya den." Suti segera keluar dari kamar Malik.
Malik membuka kancing kemejanya dan masuk ke kamar mandi.
"Suti... tolong bantu saya sebentar." pinta Rosa yang sedang merangkai bunga segar ke dalam vas.
"Haduh, ini gimana? Rima sini..." panggil Suti saat melihat Rima yang sedang lewat.
"Iya Bu. Ada apa?" Rima mendekat ke arah Suti.
"Kamu mau kemana?" tanya Suti.
"Saya mau mengecek ndoro dulu, siapa tahu butuh sesuatu." jawab Rima.
"Sebelum itu, kamu antar ini ke kamar den Malik." Suti menyodorkan cangkir teh kepada Rima.
"Kamar nya disebelah kamarnya ndoro." lanjut Suti dan segera menghampiri Rosa.
Rima mengetuk pintu kamar Malik, tapi tidak ada sahutan. Jadi Rima langsung masuk dan meletakkan cangkir teh diatas meja.
"Kamu siapa?" tanya Malik saat Rima akan memutar kenop pintu, Rima langsung berbalik mendengar suara itu.
"Astaghfirullah..." Rima menutup matanya dengan tangan, Malik keluar dari kamar mandi hanya dengan sebuah handuk yang melilit pinggang nya.
"Maaf den, saya mengantarkan teh," ucap Rima tergagap.
"Permisi..." Rima langsung keluar dari kamar dengan terburu-buru, membuat Malik heran.
"Emangnya wajah ku seram ya?kenapa dia terlihat ketakutan." gumam Malik.
Bersambung....Jangan lupa kasih vote ya....
🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Cinta Untuk Zarima (TAMAT)
Romance( Sudah terbit di Google Playstore, klik link yang ada di bio ya👆 ) Aku Zarima Jelita.. Umur 17 tahun.. Cita-cita ku menjadi seorang perawat.. Tapi apalah daya itu seperti mimpi yang tak akan pernah ku gapai.. Ibarat pribahasa bagai pungguk merindu...