Anita masih menunggu jawaban dari Malik.
"Sebenarnya aku ingin memberitahukan kepadamu kemarin. Tapi karena kau sedang bersedih, aku jadi lupa. Aku ingin mengatakan kalau aku sudah menikah." tegas Malik sambil menatap serius kepada Anita.
Tubuh Anita langsung lemas, angan-angannya agar bisa bahagia bersama Malik sirna sudah.
Dia lupa kalau dua tahun sudah berlalu, pasti laki-laki yang ada dihadapannya itu sudah melupakan tentangnya.
"Selamat kalau begitu." Anita memaksakan untuk tersenyum.
"Terima kasih." Malik merasa lega, Anita ternyata menerima kejujuran nya.
"Aku akan mengenalkan mu kepada istri ku," ucap Malik.
Mendengar bagaimana Malik menyebut wanita lain sebagai istrinya, membuat Anita sakit hati.
"Baiklah... aku menantikan nya," ucap Anita lirih.
Dia ingin melihat wanita seperti apa yang bisa menaklukkan hati Malik.
Selama mereka berteman, Anita tidak pernah melihat Malik bersama wanita lain selain dirinya.
"Kalau begitu aku pergi dulu." Malik tersenyum dan segera pergi meninggalkan Anita.
Anita menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sesak yang terasa menusuk dadanya.
==========
Rima dan Zakia duduk dikantin rumah sakit.
"Boleh aku gabung duduk disini ya." Kenzo meletakkan nampan makanan nya dimeja Rima dan Zakia.
Zakia mengerjapkan matanya, memastikan ini bukan mimpi. Laki-laki tampan itu, tiba-tiba saja duduk bersama mereka.
Rima pun mengangguk.
"Tentu saja boleh pak." Zakia menjawab dengan cepat.
"Kalau lagi nggak ada orang jangan panggil saya pak dong." Kenzo berbisik pelan kepada Zakia dan Rima.
"Terus kita panggil nya apa dong?" tanya Zakia .
Kenzo menatap Rima seolah bertanya apa Zakia tahu tentang pernikahan nya, Rima pun mengangguk.
"Kamu tahu kan kalo mbak Rima sudah menikah? nah, saya sepupu suaminya." jelas Kenzo, membuat Zakia membelakan matanya.
"Panggil saja senyaman kamu," ucap Kenzo ramah.
"Beneran Rim?" Zakia bertanya kepada Rima.
"Iya, dia sepupuan sama mas Malik." jawab Rima pelan, dia tidak ingin ada yang mendengar percakapan mereka saat ini, atau gosip buruk akan menyebar.
Sementara Anita terlihat lesu berjalan menuju kantin.
"Bu Anita, duduk sini saja." panggil Nia.
Anita pun menoleh dan duduk bersama Reva dan Anita.
"Lihat deh, wakil direktur malah duduk disana." Reva menunjuk ke arah meja Rima, yang berada diujung kantin.
"Iya, anak praktek itu pada kecentilan deh. Tebar pesona terus sama dokter-dokter disini, mentang-mentang masih muda." sahut Nia tak suka.
Sementara Anita tidak memperdulikan keduanya.
"Bu Anita, saya dengar ibu temannya dokter Malik waktu di Australia ya?" tanya Nia ingin tahu.
"Iya, kami kuliah di kampus yang sama trus kerja di rumah sakit yang sama." jawab Anita.
"Ooh..." seru keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Cinta Untuk Zarima (TAMAT)
Roman d'amour( Sudah terbit di Google Playstore, klik link yang ada di bio ya👆 ) Aku Zarima Jelita.. Umur 17 tahun.. Cita-cita ku menjadi seorang perawat.. Tapi apalah daya itu seperti mimpi yang tak akan pernah ku gapai.. Ibarat pribahasa bagai pungguk merindu...