Meet

11 3 0
                                    

Suatu pagi yang cerah, angin sepoi-sepoi bertiup lirih. Udara pedesaan yang permai menyeruak ke dalam hati para warga desa.

Di depan pintu masuk bertuliskan 'Selamat Datang'
Berdiri puluhan warga desa dengan gurat wajah bahagia tiada tara. Mulai dari golongan micin hingga golongan paruhbaya. Semua hadir seperti hendak menyambut kedatangan seseorang.

Seseorang yang pernah membuat keributan di desa tersebut. Seseorang yang kalau makan bisa habis sedrum. Seseorang yang pernah menikahi pak haji. Seseorang yang pernah menghilang bertahun lamanya.

Sebuah mobil bermerk 'Angkutan Ampera–Plaju' berhenti tepat di depan kerumunan warga desa tersebut. Hingga hiruk piuk seruan warga bergema di depan gardu 'Selamat Datang' tersebut.

Beberapa detik kemudian, keluar seseorang pria berjaket biru, berkaus putih dan berkacamata hitam sambil menenteng beberapa tas yang gembul-gembul.

Pria itu melepaskan kacamata hitam yang sedari tadi ia kenakan. Matanya menatap kerumunan warga di depannya dengan tatapan berbinar. Ia menyeringai menunjukkan sederet gigi putihnya.

Kemudian semua kerumunan warga tersebut masing-masing berseru,

"WOE! UCUP! UTANG ELU BELUM DIBAYAR!"

"UCUP BALIKIN SEMVAK OE!"

"UCUP! BAPAKMU KAWIN LAGEH!"

"UCUP! MBOK SUMI PUNYA RESTORAN GEDE!"

"UCUP! MISS YOU!"

"UCUP! MAMAT JADI PUTIH!"

"UCUP! BAPAKMU KESURUPAN JIN"

"UCUP! PAK HAJI SELINGKUH!"

"ENGGA CUP! AKU GA SELINGKUH!"

"BWA BWA BWA BWA!"

"UCUP! CUP! CUP! PUCU! CUUP! PCUU! PUCU PUCU!"

Pria tersebut menarik napas kuat-kuat kemudian ia berteriak,

"BACOT KALEAN SEMUA!"

"Astagfirullah... Ucup..." ucap seorang wanita berhijab syar'i.

Mata pria tersebut terbelalak.

"A-AISYAH?!"

Wanita berhijab tersebut tersenyum manis.

"Kamu kembali, Cup."

Hifa
10/05/20

Bismillah...


FoodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang