Nia terus memperhatikan orang-orang yang duduk tepat di depannya di mana mereka sedang tertawa membuat ruang makan terdengar begitu ramai. Nia beralih melirik Ansel yang duduk di sebelahnya.
Pertemuan keluarga jadi dilaksanakan dan Nia harap orang tuanya dan orang tua Ansel tidak membahas tentang pertunangan apalagi pernikahan.
"Diatur mulai dari sekarang, deh. Kapan tanggal yang bagus buat mereka tunangan."
Nia memejamkan mata sejenak mendengar ucapan ibu Ansel, hal yang baru saja ia pikirkan benar-benar terjadi sekarang.
"Lebih cepet lebih bagus. Iya, kan, Nia, Ansel?"
Nia tersenyum membalas ucapan Vina, tidak ada yang bisa ia lakukan selain tersenyum.
Nevan dan Reya lebih banyak diam karena mereka sadar jika Nia belum siap dan menurutnya anak mereka itu masih butuh waktu untuk mengenal lebih jauh tentang Ansel.
"Kalian siap, kan? Kalo emang udah siap kita tentuin aja tanggalnya," ucap Rendra.
Nia menatap Ansel memerintahkan laki-laki itu untuk berbicara melalui sorot matanya, melayani setiap ucapan dan pertanyaan yang dilontarkan pada mereka.
"Iya. Siap, kok."
Mata Nia mendelik sejenak mendengar ucapan Ansel.
"Nah, ya, udah kita tentuin aja tanggalnya sekarang. Gimana?"
"Tante kayaknya semangat banget," kata Nia seraya tertawa kecil.
"Udah gak sabar pengen punya cucu," Vina tertawa membalas ucapan Nia.
🩺
Nia meletakkan nampan makanannya dengan cukup kuat sehingga menimbulkan suara yang langsung membuat dua temannya yang tengah makan terlonjak kaget.
"Kenapa lagi, sih, Nia."
"Berantem lagi lo, ya, sama Pricilla?"
"Ck, bisa gak, sih, gak usah bawa-bawa dia mulu?"
Syilla dan Tari diam karena sepertinya suasana hati Nia benar-benar tidak enak.
"Minggu depan gue tunangan."
Syilla dan Tari mendelik dengan pipi yang menggembung karena makanan yang belum sempat tertelan.
"Sama Ansel, lo mau tau siapa si Ansel?"
Tubuh Syilla dan Tari langsung mendekat pada Nia.
"Laki-laki yang waktu itu lo usir, Tar. Yang punya rumah sakit ini." Nia berterus terang karena menurutnya percuma saja jika terus-terusan ditutup-tutupi, ditambah Nia sedang kesal dan hal itu semakin mendukungnya untuk berkata yang sebenarnya.
Mulut Syilla dan Tari terbuka dan mata mereka juga semakin membulat.
"Lo gak halu, kan?"
Nia menatap Tari yang masih tampak tidak percaya kepadanya.
"Kalo mau bukti, ya, udah dateng aja ke rumah gue hari Sabtu nanti, lo liat sama calon laki gue."
Syilla dan Tari saling tatap lalu kembali makan dengan masih diselimuti rasa terkejut dan tidak percaya.
🩺
"Kamu lagi sibuk?"
Nia menggeleng. "Enggak kok tante. Lagi jam istirahat juga."
"Kamu pulang jam berapa nanti?"
"Mungkin malem karena nanti sore saya ada jadwal operasi."
Ibu Ansel meletakkan sebuah paper bag di atas meja berniat untuk memberikannya pada Nia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage (RANIA) [COMPLETED]
Lãng mạnRania tidak menyangka akan pulang dari tugasnya sebagai dokter dan mendengar kabar bahwa dirinya akan dijodohkan dengan anak dari teman papinya. Namun, siapa sangka orang yang dijodohkan dengan Rania adalah Ansel, pemilik rumah sakit tempatnya beker...
Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi