Assalamualaikum sayang!
•••
Subuh telah tiba, azan Subuh berkumandang dengan merdunya membangunkan insan-insan yang terlelap untuk menjalankan Sholat Subuh.
Termaksud pula para santri dan satri wati di pesatren Al-Hikmah. Mereka terbangun mendengar azan yang berkumandang untuk menjalankan Sholat Subuh berjemaah di Masjid.
Namun tidak dengan lelaki satu ini. Dia tertidur pulas seperti tak ada yang mengganggunya.
"Gi, bangun Gi uda subuh, kamu buruan mandi nanti keburu dimarahin Ustad Hajin." Jimin mengguncang bandan Yoongi yang tertidur pulas bak mayat, tak bergerak sedikitpun.
"Hngg, apasihh. Yoongi berbicara dengan mata masih tertutup dipadu dengan suara yang agak merengek.
Biasanya di rumah jam segini Yoongi masih tertidur dengan pulas. Namun karena ini di pesatren, sepertinya tidak akan ada lagi kesempatan untuk hobinya itu.
"Cepetan mandi sana." Kali ini Jimin menarik-narik tangan Yoongi.
"Ck, Iya iya, udah bangun ini." Yoongi membuka matanya, melayangkan tatapan jengkelnya kepada Jimin.
Yoongi berjalan sempoyongan menuju lemari bajunya, mengambil handuk dan ditenggerkan ke lehernya, lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Hendak membuka pintu kamar mandi, namun orang yang berada di bilik kamar mandi muncul, "Buruan mandi sana, keburu azan. Cowok jam segini kok baru bangun." Yoongi hanya diam tak mengubris sindiran Jungkook, terlalu mengantuk untuk melawan, nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.
Selesai mandi, Yoongi sudah siap dengan setelan baju kokohnya, lengkap dengan Kopiah pemberian Jimin yang sudah bertengger indah di kepalanya, menutupi sebagian rambut lelaki itu.
Disebabkan celana Yoongi yang bermodel Jeans semua, untuk sementara Yoongi diharuskan memakai sarung. Namun yang menjadi masalah, Yoongi tidak pintar memakai sarung.
"GIMANA SIH AKH!?" Belum penuh 24 jam berada di pesatren ini, Yoongi sudah dibuat tersiksa dikarenakan masalah sarung saja.
"Sini aku batuin." Jimin yang kasihan juga melihat keputus asaan Yoongi akhirnya turun tangan.
"Ganteng doang, make sarung gak bisa." Menyenderkan badan di dinding dengan menyilangkan tangannya di depan dada, Jungkook berkata tanpa beban.
Yoongi membelalakkan matanya. Jelas saja dia tersinggung dikatai demikian, terlebih lebih lagi orang yang mengatainnya adalah Jungkook yang notabernya adik tingkatannya dan orang paling tengil bagi Yoongi.
"Lo ngatain gue, bocah?! Minggir lo Min, gue bisa sendiri." Yoongi mendorong bahu Jimin kesamping. Dengan menggebu-gebu Yoongi melipat-lipat sarungnya dan terakhir menggulung bagian atas sarung.
"JADI! Ape lu, masih mau ngatain?" Jimin dan Jungkook melihat dari bawah ke atas. Gelak tawak mereka berdua menguar.
"Kamu mau sholat apa mau mandi ke kali? Gantung banget, BUAHAHAHAHA!" Jungkook memegangi perutnya sangkin lelah tertawa.
Yoongi melirik sarungnya ke bawah, dan demi apapun Yoongi tidak pernah semalu ini, hancur sudah harga dirinya dihadapan mereka. Sarung yang ia pasang menggantung hingga dibawah lutut, persis seperti bapak-bapak yang setiap pagi memberi makan burungnya.
•••
Sesampainya di Masjid mereka bertiga duduk di shaf paling depan. Dan Soal masalah sarung tadi, akhirnya Jimin yang turun tangan membenarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐧𝐚 𝐔𝐡𝐢𝐛𝐛𝐮𝐤𝐚 𝐅𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 | 𝙔𝙊𝙊𝙉𝙉𝙄𝙀
Fanfiction" Ustad, saya suka sama anak Ustad ." " Udah hafal berapa surah kamu? " ...