-Happy Reading-
Kalau boleh egois
aku ingin semuanya
baik-baik saja, apa bisa?•••
SETELAH semuanya dirasa sudah beres. Leona mulai menata rambutnya yang panjang, menguncir rambutnya satu, bagus juga mengingat cuaca hari ini diperkirakan akan sedikit panas, pikirnya.
Sesudah itu Leona menuruni anak tangga menuju ruang meja makan, di sana sudah tersedia banyak pilihan untuk sarapan dan tentunya susu putih kesukaanya sudah bertengger menunggunya untuk diminum.
Tanganya langsung mengambil dan meneguk susu putih itu, rasanya enak sekali seperti biasanya bi Otih menakarkanya dengan sempurna.
"Non mau sarapan apa biar bibi ambilin" tanya bi Otih dengan senyuman ramahnya.
"Leon makan roti aja bi" jawabnya, kemudian tangan kananya mengambil dua lembar roti dan mengambil selai coklat lalu mengoleskanya di roti tadi tak lupa dengan susu kental manisnya.
Selain suka yang berbau pink. Leona juga suka dengan susu, ia akan semangat jika ada sangkut pautnya dengan susu.
Leona segera buru-buru menghabiskan sarapanya. Tak sabar melihat reaksi Raka nanti melihatnya disekolah.
Memberi kejutan untuk Raka membuat jantungnya berdegup kencang. Jujur Leona sedikit takut karna kejutan ini tak biasa orang-orang lakukan, tapi bodo amat sama pikiran itu toh Leona belum tahu akan bagaimana nantinya.
"Susu kotaknya bibi taro di tas ya non?" pinta bi Otih dan langsung diangguki Leona yang masih sibuk melahap roti dimulutnya.
"Bi nasgor buat gue mana" Askal muncul dengan pakaian yang tak beraturan, tidak memakai dasi dan kancing atas terbuka dua dengan rambut yang sedikit berantakan.
Leona bodo amat dengan keberadaan Askal, ia masih melahap rotinya. Setelah roti di mulutnya habis Leona bangkit dari duduknya dan mencari keberadaan papahnya untuk berpamitan.
"Pah? Papah??" panggil Leona dengan suara menggelegarnya.
"Iya sayang" teriakan itu berasal dari tangga, sosok papahnya pun kini terlihat dengan setelan jas yang sudah rapi.
"Leon pamit yah" pamit Leona.
Reyhan melirik Askal. "Berangkat sama abang aja"
Askal membulatkan matanya. "Ogah!! berangkat sendiri!" bantah Askal langsung dengan cepat.
Reyhan menghela nafasnya kasar, lalu menggerakan tanganya menyentuh bahu Askal "Kalian ini kan sekarang satu sekolah, udah sepatutnya abang jagain adeknya"
"Apaansi pah! Siapa suruh pindah sekolah cuma demi cowok. Murah amat jadi cewek" tunjuk Askal ke Leona.
"Mulut kamu yah!"
Sebelum semuanya jadi runyam sebaiknya Leona segera pergi. Ia tak ingin melihat abang dan papahnya berdebat di pagi hari ini. Bisa-bisa membuat moodnya berantakan.
Lagi pula hari ini Leona akan memulai hidup barunya lagi. Tentu tidak boleh moodnya hilang cuman gegara melihat mereka berdebat.
"Leon pergi sama mang Mamang aja pah" pinta alena kemudian berlalu pergi.
Punya kakak tapi kaya nggak punya. Udah rese nyebelin lagi emang kudu di tonyor tuh mulutnya biar tertata omonganya.
Baru saja berjalan beberapa meter mobil yang ia tumpangi tiba-tiba mengalami kendala. Banya bocor dan di sekitar situ tidak terlihat bengkel atau semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARDO [BTS]
Teen FictionUntuk apa hati ini bertahan jika semuanya tak berjalan, untuk apa saling mencintai dan menyayangi jika akhirnya saling menyakiti. -Leona Adriana