Layaknya bintang-bintang diangkasa yang bertabur indah, kamu sama seperti mereka. Bedanya kamu indah, tapi di mataku.[4. Rewrite The Stars]
"Sasaaaaa!" Sharen berlarian, cewek tidak tau diri itu dengan seenaknya menginjakkan sepatunya yang super, duper kotor itu kelantai. Mana ga pake keset terlebih dahulu lagi.
Sasa menyapu lantai dengan kasar, mana mungkin dia bisa ikhlas disuruh piket. Apalagi teman yang lainnya juga ogah-ogahan.
"Eh pantat koala! Lo tuh bisa ngga sih, keset dulu. Gue nyapu capek-capek. Main seenaknya aja Lo!"
Sharen menyengir kuda. Emang dasar sahabat gaada akhlaknya, emangnya Sasa tidak tau apa, kalo sebenarnya Sharen itu mau nyontek. "Mau ngapain Lo manggil gue?" Berlagak bego, gabakalan dosa kan ya? Batin Sasa.
"Gue pinjem buku sejarahnya dong. Gue semalem ada acara, jadi lupa deh."
Lupa? Sasa bahkan tidak ingat, berapa kali Sharen beralasan lupa padanya. "Kali ini acara apa lagi? Nonton sinetron? Apa, nungguin Sharon di WC lama?"
Sharen kelimpungan, bisa-bisanya Sasa banyak bacot, disaat genting seperti ini. "Udah deh Sa, keburu bel ini, pliss ya." Ucapnya memohon. Kalo diladeni si Sasa ini, bisa sampe Maghrib ntar.
"Yaudah deh sono, ambil sendiri di tas."
Gadis tomboy itu tersenyum, lantas ngacir ke meja Sasa, tanpa berterima kasih. Untung udah sabar Sasa, kalo enggak kan bisa darah tinggi setiap hari.
"Sasaaaa!" Sasa mendengus keras. Kenapa disaat dia piket, banyak sekali gangguannya. Gini kali ya, godaan kalau mau jadi orang yang baik.
"Apa lagi? Perasaan banyak banget halangan orang mau nyapu."
Kali ini Rasti, dia tersenyum kikuk. "Maaf deh, tapi ini beneran gawat Sa!" Ucapnya lagi, nadanya sedikit panik.
"Kenapa?"
"Itu, si Damas lagi berantem di parkiran."
"Sama siapa?" Ucap Sasa, nadanya berubah khawatir. Bagaimanapun Sasa tidak suka jika Damas berkelahi.
"Itu Sama Haris, cepetan deh, Lo kesana sekarang."
Sasa mengangguk, dengan cepat dia mengoper sapu ditangannya ke tangan Rasti. Untung koridor sepi, sekarang dia bisa leluasa berlari. Entah kenapa lagi dengan pacarnya itu, pagi-pagi udah ribut aja. Emang cowok ga bisa selesain masalah dengan kepala dingin kali ya? Bawaanya pengen adu jotos Mulu perasaan.
Diparkiran ternyata sudah ramai, Haris pingsan dengan Damas yang masih belum puas memukuli wajah bonyok milik Haris. "Damas udah stop!" Lihat, suara Sasa bahkan tidak didengarkan.
"STOP!"
Damas berhenti, cowok itu berdiri dan menghampiri Sasa yang bernafas tak beraturan karena usai berteriak.
"Maaf"
Sasa memilih membuang muka saja, Damas harus diberi pelajaran. Gadis itu meninggalkan Damas, kembali kekelasnya.
"Wuiih mbak bro, ada apaan nih? Pagi-pagi udah esmosi aja tuh muka." Sharon, cowok tengil itu mencolek dagu Sasa. Dia sedang menghampiri kembarannya. "Eh Ren, mana duit dari Bunda. Katanya dititipin sama Lo ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US
Teen FictionMenurutku dia segalanya, menurutnya aku sementara. Semenyakitkan itu. **** Samara Dwi Ratna, seorang gadis yang berambisi menjadi seorang Model terkenal dikota Jerman. Menjadi pacar seorang Damas Aksa Putra Dermawan, membuatnya sedikit merasakan kel...