•Capsule•

9.1K 761 106
                                    

Bright menatap bayangan dirinya di sungai dari atas jembatan malam itu. Mukanya sungguh berantakan, apalagi hatinya.

Niatnya sore itu ia akan memberi kejutan pada Nevy—pacarnya— di tempat kerja perempuan itu; malah ia yang mendapat kejutan dengan melihatnya berciuman dengan laki-laki lain.

Bright menghela nafasnya kasar. Sakit rasanya jika bayangan itu kembali terngiang.

Pria yang kini berusia 23 tahun itu pun melangkah pergi dari sana. Berniat untuk pulang dan minum mungkin? Entahlah ia perlu sedikit pelampiasan.

Saat Bright hendak menyeberang jalan, ia melihat seorang laki-laki yang memakai masker berlari ke arahnya. Lalu di belakang laki-laki itu ada seorang wanita tua yang sepertinya mengejarnya.

“Tolong! Pencuri!”

Mendengar teriakan wanita itu, kaki Bright otomatis berlari cepat menyusul laki-laki yang belum lama melewatinya.

Di persimpangan jalan, si pencuri itu terlihat kebingungan memilih arah. Maka saat itulah Bright menarik tangannya dan melihat dompet wanita berwarna marun di tangannya.

“Apa-apaan kau!”

Si pencuri itu berteriak di depan wajahnya. Bright menarik dompet itu dari tangannya dengan sekuat tenaga.

“Itu milikku! Kembalikan!” Pencuri itu masih berusaha mengambil kembali dompet itu.

Bright membuka dompet tersebut dan mengambil kartu identitas dari dalamnya. Benar, foto yang tertera di sana adalah milik si wanita tua tadi. Ia memperlihatkan kartu tersebut ke pria di depannya dengan menaikkan sebelah alisnya. Raut wajah pria di depannya seketika menjadi tegang. Ia ketahuan.

“Sebaiknya kau pergi kalau tidak mau aku lapor ke polisi.” ucap Bright yang membuat sang pencuri pun kabur secepat mungkin dari sana.

Bright pun berjalan kembali menyusuri jalan yang ia lewati tadi sampai ia bertemu dengan sang wanita tua yang tampak bersedih. Mungkin mengira dompetnya tak bisa kembali.

“Permisi, Bu. Ini dompet milikmu?” Bright bertanya dengan sopan.

“Kau mendapatkannya? Oh, terimakasih, Nak.” Wanita tua itu berucap dengan senyumnya.

“Ini, ambil ini untukmu.”

Bright menatap bingung benda yang diberikan wanita itu kepadanya. Kelihatannya seperti dua keping koin? Tapi entahlah warnanya tidak terlihat seperti koin yang berlaku pada umumnya. Satu berwarna merah muda sedangkan satu lagi berwarna biru langit. Ukurannya pun lebih besar dua kali lipat dari koin biasa.

“Apa ini?”

“Pergilah ke toko mesin kapsul di blok sebelah, pakai koin itu di mesin paling pojok. Merah muda untuk perempuan dan biru langit untuk laki-laki.”

Ucapan wanita itu justru membuat Bright semakin bingung. Perempuan dan laki-laki apanya?

Wanita itu berpamitan setelahnya. Meninggalkan Bright yang masih dipenuhi raut bingung.

Maka kakinya melangkah menuju toko kapsul yang dimaksud. Ini bukan pertama kalinya ia kesini. Ia pernah sesekali menemani temannya, Gunsmile yang maniak anime kesini. Tentu saja toko kapsul memiliki banyak mesin yang berkaitan dengan kartun asal Jepang itu.

Bright melangkah masuk ke toko itu pelan. Baru satu langkah, ia sudah dapat mendengar lagu berbahasa Jepang yang memasuki indra pendengarannya.

Pria itu berjalan melewati lorong demi lorong sampai ia menemukan mesin yang dimaksud.

Capsule boyfriend/girlfriend?

Mesin apa ini? Kenapa Bright tidak pernah melihatnya sebelumnya? Padahal ia sering dibawa berputar-putar toko ini oleh Gunsmile.

Capsule BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang