12. Braga Vs Aka

87.3K 7.2K 169
                                    

vote & comment dulu ayo!!

Dua Remaja berbeda jenis kelamin berjalan saling berdampingan. Keduanya terdiam tanpa mau membuka percakapan duluan. Mereka bukan sedang marahan atau saling mengacuhkan. Hanya saja, keduanya bingung harus memulai percakapan darimana?

Sebelumnya, mereka tak pernah dalam keadaan seperti ini. Biasanya mereka hanya bertemu tanpa disengaja, lalu setelah itu beradu mulut.

Singkat namun membekas

Salah satu dari mereka mendadak terdiam. Tepatnya si gadis yang dipaksa pria itu untuk ikut dengannya. Menatap ke arah tangan mereka yang baru saja saling bertautan. Lebih tepatnya, sang pria yang memaksa untuk menggenggam.

"Ke-"

"Diem!" Pria itu dengan cepat memotong sambil mengeratkan genggaman mereka, dan melanjutkan berjalan

Untung saja koridor sepi karena jam istirahat sudah berakhir. Jadi ia akan terbebas dari tatapan siswa lain dan tentunya gosip-gosip yang pasti akan beredar.

"Beruk, lo mau bawa gue kemana sih?"

Oke, panggilan itu kembali terlontar dari bibir si gadis. Membuat kalian tau siapa mereka, bukan?

Iya, Braga. Dia terdiam tanpa mau memperdulikan pertanyaan gadis tersebut.

"Untung kelas gue jamkos, jadi gak bakal kena hukum. Coba ka-"

"Ck bisa diem gak sih?!" Sentaknya kesal

Resha, gadis yang ditarik pria berdarah dingin itu langsung terdiam. Antara kaget dan takut dengan suara begitu juga tatapan Braga.

Sesampainya disana, Braga duduk dikursi panjang yang sekiranya muat untuk 4 orang. Braga menepuk kursi disampingnya menyuruh Resha duduk, Resha menurutinya.

"Jadi apa tujuan lo bawa gue kesini?" Tanya Resha akhirnya. Karena ia sedari tadi sudah kesal melihat Braga yang malah terdiam bersandar dikursi, memejamkan matanya sambil melipat kedua tangannya.

Braga diam, ia bingung harus menjawab apa. Ia sebenarnya hanya refleks menarik lengan gadis ini saat dikantin tadi. Entah, Braga tidak tau alasannya apa.

"Nanti malem temenin gue, ke TPU" Kata itu terlantar dimulut Braga

Resha membuatkan matanya. Gak salah? Ke TPU? Malem-malem? Ada apa? Apa pria didepannya ini sedang baik-baik saja? aneh banget, sekalinya ngajak temenin ke makam mana malem-malem lagi. Emang gak waras.

Resha mengerjapkan matanya, lalu menatap Braga kesal "Lo waras gak sih? masa ngajak ke TPU malem-malem? mau ngapain? Ukur tanah buat tempat lo mati?"

"Ck kalo pulang sekolah gue gak bisa, mau tawuran"

Resha membulatkan matanya "Gila!  Yaallah Beruk, kan hari lain masih bisa gak usah malem-malem juga kali" Ujarnya kesal, lalu menempelkan punggung tangannya didahi Braga "Gak panas, padahal"

Braga memegang tangan Resha lalu mengenggamnya "Ck, enakan gini"

Resha terpaku, gila nih cowok. Lagi keadaan kek gini aja berani banget ngomong kaya gitu? gak tau apa jantung Resha udah demo? Pengen banget cakar muka so sangar itu, tapi jangan nanti Braga jadi gak ganteng lagi.

"Trus itu apa lagi, mau tawuran? Gak ada kerjaan lain apa? Faedahnya tawuran apa sih?" Ujarnya sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Braga

Braga melepaskan genggaman tersebut. Kini tangannya sudah dilipatkan didepan dada menatap lurus ke depan.

"Gak usah bawel!"

"Ck yaudah sih, bodo amat terserah lo aja!"

Braga menatap Resha "Jadi mau gak?"

Braga (Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang