Masih menunduk dengan kesedihannya, tanpa sadar dua orang siswa sedang memperhatikannya.
"Loh kenapa, cantik-cantik kok nangis" kata salah seorang siswa.
"Perlu bahu gak, nih sama gue aja" sambung siswa lainnya tertawa.
"Sama gue aja lah" balas siswa sebelumnya.
"Sorry gue gak kenal kalian, permisi gue mau ke kelas" jawab Ella, sedikit kesal.
"Kok buru-buru sih, kenalan aja belom" rayu siswa itu lagi.
"Sorry gue takut telat, permisi".
Kali ini salah seorang siswa mencoba meraih wajah Ella.
"Apaan sih" gerutu Ella menepis tangan siswa itu.
"Ada apa nih, loh dua jangan suka ngeganggu cewek, mending loh ke kelas deh udah mau masuk" omel siswa lain, yang tiba-tiba datang menghampiri mereka bertiga. Kini dia berada diantara Ella dan kedua siswa itu.
"Aduhh Far, jangan ngerusak deh" balas siswa sebelumnya.
"Kalo loh mau ngedeketin cewek gak gini caranya, yang ada semua pada kabur" koreksi Rahfar pada kedua temannya.
"Udah ahh, kita ke kelas aja Rul, biarin tuh si Rahfar" ajak siswa lainnya kesal.
Mereka pun berlalu pergi. Kini tinggal Ella bersama Rahfar di koridor.
"Sorry ya, temen-temen gue emang suka gitu, tapi mereka baik kok" ucap Rahfar dengan nada ringan.
"Gak papa kok, santai aja" sambung Ella.
"Ehh kalo boleh tau nama loh siapa, gue Rahfar" tanya Rahfar.
"Panggil aja Ella" jawab Ella.
Belum sempat mengobrol panjang Naurah tiba-tiba datang dan menepuk pundak Ella lalu mengajaknya pergi.
"Gue cari-cari, ternyata loh disini malah asik ngobrol lagi" gerutu Naurah kesal pada sahabatnya.
"Sorrry tadi gue....".
"Udah-udah sekarang kita ke kelas yuk, udah telat nih, maaf permisi kak" bantah Naurah memotong pembicaraan Ella tetapi masih sempat berpamitan pada Rahfar dengan nada manisnya.
Mereka pun berlalu meninggalkan Rahfar sendirian. Rahfar hanya bisa berbalik dan tersenyum tipis.
Dengan jalan tergesa-gesa Ella dan Naurah menyusuri koridor. Tibalah mereka didepan sebuah ruangan sepertinya kelasnya dan benar saja semua siswa sudah bersiap didalam kelas.
"Ayo buruan la" ajak Naurah sedikit gelisah.
"Huhhft untung aja gak telat" ujar Ella dengan helaan nafas lega.
Bukan tanpa alasan. Mereka berdua tau bahwa jam pertama hari itu adalah mapel fisika.
Seluruh siswa pasti mengenali guru yang mengajar, pak Cipto. Siapa yang tidak mengenali pak Cipto, salah satu guru killer yang sangat menjunjung kedisiplinan.
Baginya disiplin adalah sampul yang mencerminkan identitas seorang pelajar. Karena itulah semua siswa segan padanya apalagi mengenai soal kedisiplinan, seperti mereka berdua.
Keduanya pun masuk ke kelas dengan raut wajah lega dengan senyuman tipis manis mempesona.
Semua mata sempat tertuju pada keduanya, sebelum seseorang berkacamata datang dengan membawa ransel coklat dipundaknya. Dia adalah pak Cipto, suasana tiba-tiba menjadi hening.
"Selamat pagi" sapa pak Cipto lantang dengan lambaian tangannya. Serentak seluruh siswa menjawab penuh semangat dengan senyuman paksa yang nampak dari bibir mereka, "Pagi pak".
"Saya Cipto, guru fisika kalian. Saya pikir kalian sudah tau tentang saya. Saya sangat suka kedisiplinan dan saya harap kalian bisa mematuhinya.
"Baik pak", "iya pak" jawab seluruh siswa segan bersahut-sahutan.
* * * * * * * * * *
-
-
-
Bagaimana lanjutan ceritanya?
Maaf kalau banyak typo bertebaran 😆
Jangan lupa meninggalkan jejak
Dengan vote & comment 🙏
-
Terima kasih telah membaca 🥰
Enjoy 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Ella #Terima Kasih Telah Hadir🌹
Fiksi RemajaTentang masa lalu yang menghantui, namun kini telah berakhir berganti bahagia karena kehadirannya. "Aku telah menitipkan hatiku untukmu, tapi mengapa kau malah meninggalkannya?"