Isekai? Menyenangkan

176 24 9
                                    

.
.
.
Pancasona
.
.
.

Kanata POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanata POV.

Sial.

Ini dimana?

Sakit.

"...-dar" suara yang samar-samar ku dengar

Mau tau nggak, apa yang ku lihat setelah bangun?

Ruangan putih (𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘)

Ranjang putih (𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘)

Selang (𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘)

Alat-alat (𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘)

Orang-orang yang berkerumun seperti melihat orang utan (𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘)

𝙶𝙸𝙻𝙰

Ini gue jadi apaan?

Mereka ini perawat atau...

"ARRGH" sebelum aku mencerna semua hal, badanku terasa di setrum oleh listrik tegangan kuat.

Njir, ternyata di jadiin ayam panggang gue.

SAKIT WOI! ISTIRAHAT DULU NAPA SIH! Lama lama, gemez pen nampol.

Apalagi perempuan di bagian tengah itu.

Seperti nya, dia yang jadi ketua geng nya.

Cantik sih, tapi lebih cantikan,dan mudaan gue lah. Orang cantik boleh narsis (ajaran gojo satoru) ( ͡° ͜ʖ ͡°)

"Ketua, nomor satu-sembilan-satu sudah mencapai batas nya. Jika dilanjutkan, dia akan meninggal," ucap seorang pria bertubuh gempal, berkacamata bulat, dan tentu saja memakai jas lab putih.

Ingin mengumpat tapi napas masih satu-dua.

"Lanjutkan," perintah si cewek sialan.

Emang sialan tuh orang. Baru hidup kembali udah di matiin aja. Emang gue kecoak!

"Baik"

Penyiksaan dilanjutkan guys.

OTW ayam panggang. Kurang saus nya. (っ˘ڡ˘ς)

Bangsat. Penglihatan gue udah kabur.

Baru mati-Hidup lagi-Mati lagi.

Perasaan kalau di komik-komik isekai, nggak gini amat deh.

Bye-bye...

Yah, Ma, seperti nya sebentar lagi kita akan ketemu.

Kanata POV END.

Setelah penyiksaan berjam-jam, para ilmuan (asli nya: penyiksa) akhir nya berhenti.

"Percobaan satu-sembilan-satu gagal," ucap lelaki bertubuh ceking.

"Besok, percobaan satu-sembilan-dua. Untuk gadis itu, berikan pada 'dia'. Si penggila nekrofilia itu pasti sangat senang.

PS: Nekrofilia: penyimpangan seksual, pengidapnya menikmati melakukan hubungan seksual (sex) dengan mayat.

"Baik ketua," ucap kedua asisten itu.

Setelah mendengar jawaban ke-dua bawahan nya, si gadis berjalan menuju satu-satu nya pintu di ruangan itu.

Pintu nya otmatis cuy, maklum yang punya gedung nya itu orang kaya. (bayangin aja, pintu nya kek di film sci-fi gitu yang dari besi itu lho...)

Sesaat setelah ketua dari geng mereka pergi, salah satu dari mereka – yang bertubuh gempal itu meraih telepon genggam yang berada di saku jas nya lalu mengetik sebuah nama yaitu 'Sinting'.

Saat akan menekan tombol untuk menelpon, telepon itu tiba-tiba jatuh dengan darah yang membasahi layar nya. Tak ada teriakan kengerian, atau pun kesakitan. Semua nya sunyi. Hanya ruangan dan layar telepon telah ternodai darah sang pendosa yang menjadi saksi bisu kematian mereka.

𝐓𝐁𝐂

Pancasona | BSD x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang