*2

1.1K 173 37
                                        

Guilt

Haikyuu!! © Furudate Haruichi

Warning : OOC, typo, Sho-ai, dan lain sebagainya.

Happy Reading~

Oikawa tengah sibuk menata makanan yang baru Ia masak untuk makan malam, matanya sesekali melirik kearah jam dinding yang ada diruang makan.

“Kenapa Waka-chan belum pulang juga.”

“Lemburkah?” gumamnya.

Tangannya buru-buru mengambil ponselnya, kemudian mengetikkan sesuatu disana.

Me

Waka-chan.. Kenapa belum pulang? Apa sedang lembur?

Send

Matanya menatap lama layar ponselnya, entahkenapa perasaan gugup tiba-tiba muncul.

‘Ting.’

Waka-chan♡

Ya. Sedang lembur. Tak perlu menungguku.

Singkat, Padat, dan jelas.

“Ah.. Lembur. Jadi untuk apa aku repot-repot memasak makan malam untuknya.” gumamnya menatap masakan yang baru Ia masak.

***

Oikawa duduk disofa ruang tamu, matanya terpaku pada pintu masuk. Ia tengah menunggu sang suami pulang kerja.

Walaupun Ia sudah mengantuk berat, Ia tetap ingin menyambut sang suami saat pulang. Membawakan tas dan jasnya. Seperti biasanya.

“Papamu hari ini pulangnya larut sekali ya nak.” ucapnya sembari mengelus perutnya.

“Atau.. Mungkin tidak pulang untuk hari ini karena pekerjaannya yang banyak itu..” ucapnya tiba-tiba sedih.

Diliriknya kembali jam dinding yang ada didekat ruang tamu.

“Sudah hampir tengah malam..” gumamnya bersandar ke punggung sofa diikuti helaan nafasnya.

Tak lama setelah Ia memperhatikan jam, suara pintu utama dibuka mengambil alih atensinya.

Ia langsung bergegas bangun dari duduknya, sebuah senyum manis terpasang dibibir cherrynya.

“Okairi, Waka-chan. Sini biar kubawakan tas dan jasmu.” ucap Oikawa menyambutnya.

“Kenapa belum tidur, Tooru?” tanya Ushijima membuat Oikawa terkejut dan terlihat bingung.

“Eh?”

“Sudah tengah malam, kau belum tidur juga. Apa yang kau lakukan? Bukannya aku sudah menyuruhmu untuk tidak menungguku? Kau mau membahayakan calon anakku?!” ucap Ushijima membuat rasa sesak muncul di dada Oikawa.

Ia hanya ingin menyambut suaminya seperti biasa. Bukan ingin dimarahi seperti sekarang.

“Aku.. Hanya ingin menyambutmu seperti biasa.” sahut Oikawa pelan.

“Terserahlah.” ucap Ushijima berlalu meninggalkan Oikawa.

***

Oikawa membuka matanya, mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang masuk ke retinanya.

Kepalanya sedikit pusing, ah mungkin efek tidur larut kemarin malam.

Badannya pun terasa pegal.

“Haah.. Apa aku tidak usah masuk kerja dulu ya. Badanku rasanya pegal sekali.” gumamnya menepuk-nepuk punggung serta pinggulnya.

‘Cklek.’ suara pintu kamarnya terbuka. Memperlihatkan tubuh tegap suaminya yang tengah berdiri diambang pintu.

Kejadian kemarin malam kembali terputar diotaknya. Sebuah senyum miris tiba-tiba terpasang dibibirnya.

“Kenapa masih di ranjang? Tidak bekerja?” tanyanya. Oikawa menggeleng.

“Aku tidak enak badan.”

“Makanya kalau dibilang tidak perlu menungguku ya tidak perlu. Merepotkan kan jadinya.” Oikawa diam, merepotkan? Oikawa sungguh ingin tertawa sekarang. Ia hanya ingin melakukan kebiasaanya. Menyambut Ushijima seperti biasa.

“Ah setelah kupikir-pikir lagi.. Aku akan pergi bekerja hari ini. Agar tidak menyusahkanmu tuan Ushijima.” sahut Oikawa penuh penekanan pada marga sang suami.

Ia bergegas berdiri dan berjalan melewati sang suami. Meninggalkannya dalam keterkejutan akan apa yang diucapkan Istrinya.

***

Ushijima memasuki ruang makan, matanya menatap meja makan yang hanya tersedia roti serta selai.

“Sarapanku?” tanyanya. Oikawa mengendikkan bahunya acuh, “Makan saja yang ada.”

“Tooru.”

“Apa?” tanya Oikawa menaikkan sebelah alisnya.

“Sarapanku.”

“Lihatkan hanya ada roti disini. Tidak bisa makan roti saja? Aku juga lelah, kemarin aku membuatkan banyak makanan tapi apa? Kau lembur. Tidak mengabariku juga. Kau juga selalu marah-marah padaku!”

“Tooru..”

“Kau pikir hanya kau yang punya masalah? Kau pikir enak jalan diluar dengan keadaanku yang sekarang? Seorang laki-laki, hamil? Dan lagi kau pikir.. Aku mudah berjalan cepat dengan perut besar seperti ini?!” kesal Oikawa menatap tajam sag suami.

Keheningan tiba-tiba menyapa mereka, Ushijima yang masih meresapi apa kata-kata Oikawa. Dan Oikawa yang berusaha menenangkan dirinya dari amarah.

“Haah.. Aku pergi duluan. Urusan makan terserah kau.” ucap Oikawa berdiri sembari memegang tasnya.

Kemudian berjalan melewati sang suami begitu saja.

*TBC

Apa kecepatan ya? Hm..
Maaf deh kalau rada err.. Aneh?

Dan semoga kalian terhibur.

Sekian terima kasih gaes..

Senin, 18 Mei 2k20
Pukul 21.02 Wita

GuiltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang