-
"Kanzaaa!" Uhukkk! Kanza menepuk dadanya berkali-kali. Ingin rasanya ia mencakar teman sebangkunya itu, tapi misi utama detik ini adalah menghentikan batuknya karena tersedak akibat terkejut.
"Apasih lo!" Jawabnya dengan ketus, setelah berhasil meneguk air yang disodorkan Novia.
"Hehe sorry, lagian elo gue panggilin berkali-kali ngga nengok, makan coklat ga bagi-bagi lagi, gue kan juga mauu" cerocosnya dengan sebal membuat Kanza terkekeh, lalu memberikan potongan cokelat untuk gadis itu yang diterima dengan senang hati.
"Dapet coklat dari mana?" Novia bertanya setelah menghabiskan kunyahan dimulutnya.
"Lahh lo ngga tahu? tadi itu diselipin Kenzo di saku hoodie" ia menjawab dengan santai, lain halnya dengan Novia yang tengah terheran-heran.
"Kenapa?"
"Kok dia kasih lo coklat? Jangan-jangan," Novia sengaja menggantungkan kalimatnya ingin melihat ekspresi sahabatnya yang satu ini, yang di pancing malah sibuk dengan hitungan fisika.
"Lo ngga kepo gue mau ngomong apa?" Itu bukan pertanyaan, melainkan desakan agar Kanza mengeluarkan rasa ingin tahunya.
"Apa?" Lebih memilih bertanya meskipun dengan nada datar daripada Novia akan teriak-teriak lagi.
"Kenzo suka sama lo" cetusnya dengan santai.
Tukkkk, pensil di tangannya mendarat dengan kasar didahi Novia membuat si empunya memberengut, Kanza terkekeh melihatnya.
"Sakit!" Ujarnya sengit.
"Lagian, lo tuh kalo ngomong disaring dulu, difikir dulu, aneh-aneh aja" jawabnya dengan mata fokus pada hasil coretannya.
"Eh tapi bisa aja hlo, secara lo ngga jelek-jelek banget" lancar sekali mulutnya mengeluarkan isi hati tanpa dibumbui.
"Whatever, gue ngga peduli! Ini batagor gue kan? Ntar gue bayar" enggan mendengarkan asumsi Novia lebih lanjut, ia memilih makan batagor yang masih sedikit hangat.
Rasanya aneh, lidahnya baru saja merasakan cokelat manis dan kini malah terasa pedas campur gurih. Menggendikkan bahu tidak peduli dan melanjutkan makannya, buku yang tadi ia geluti sudah disingkirkan ke pojok meja dan kerjaannya akan diteruskan nanti.
Samar-samar ia mendengar teman-temannya tengah bergosip ria, ia terlalu malas bergabung hanya mengetahui kisah hidup orang lain. Namun ada yang menarik, membuatnya urung menempelkan earphone ke telinga.
Iya itu kak Renata gila sihhh cantikk banget, udah gitu pinter lagi, sekarang dia lagi jadi inceran anak cowok, wajar sihh bahkan dari dulu udah dikejar-kejar tuhh, denger-denger juga dia lagi deket sama adek kelas, ganteng juga menurut gue, kalo ngga salah Kenzo namanya.
"Kenapa?" Novia bertanya setelah melihat Kanza yang hanya diam.
"Kak Renata itu ketua OSIS kita bukan?"
"Lahh sibego, dia bahkan udah hampir selesai jabatannya dan lo gak tahu? Gila aja sihh"
Oh.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIDAK MAU JADI GURU!
JugendliteraturBukan cerita tentang gadis pemberontak yang membenci guru kemudian jatuh cinta pada gurunya. Kanza Nadira, gadis tomboy namun pandai make up, berpenampilan sederhana namun sangat pandai mendesain baju modis, suka menggambar apapun terutama gambar ba...