part 3

45 0 0
                                    

Author pov

Setelah melakukan kewajiban mereka sebagai anak baru atau siswa baru di SMA MERAH PUTIH mereka pun kembali ke rumah masing-masing, meskipun mata hari merganti bulan karna jam sudah menunjukan pukul 08.00.

Gisel pov

Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan bagi gue,meskipun sedikit melelahkan.

"Hufft cape banget"
kataku pada diri sendirisambil menekan-nekan bel gerbang rumah gue yang bak istana kata orang,buat gue ngga.

"Eehh non Gisel,maaf lama non"kata mang Jaja satpam rumah gue sambil membungkuk tanda hormat.

"Iya mang"kataku dan berjalan kerumah.

Loh ko ada mobil papa ya,jangan-jangan papa udah pulang lagi.ucapku dalam hati.

Aku pun berjalan kepintu utama untuk menekan bel  yang berada di sana.

Ninong
Ninong
Ninong

"Ihhh lama banget si,"kataku dengan muka bete.

Ning......nongggg

Pintu pun terbuka,memperlihatkan mpo Ati asisten rumah tangga di rumah ku.

"Ehh non Gisel,baru pulang non"tanya bibi pada ku.

"Iya bi,ngomong-ngomong papah ada bi,"tanyaku pada bibi.

"Iya non,Tuan sudah ada"kata bibi dengan muka sedihnya.

"Ohh,ehh loh ko bibi sedih si??"tanyaku pada bibi.

"Bibi takut non di Gisel kasari lagi sama tuan,apa lagi muka tuan kaya emosi begitu"
kata bibi dengan air mata yang mengalir.

"Udah bi,bibi tenang aja Gisel kuat ko,bibi yakin deh,"kataku dan memeluk bibi.

"Yaudah kalo gitu Gisel masuk dulu ya bi"sambungku dan berlalu pergi.

Ruang keluarga.

"Heyyy anak yang tak tau diri,dari mana saja kamu haaa"teriak papa.

"Apa peduli anda pada saya"kataku dengan muka datarku.

" berani kamu ya,,,"katanya dengan emosi.

"Iya,buat apa juga saya takut terhadap anda,!!"kataku dan berlari menaiki  anak tangga.

"Awas,,kamu ya!!"kata papa dan berlari mengejarku menuju kamarku di lantai atas.

Setelah sampai dilantai atas,aku pun langsung masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. bodo amat sama papa yang teriak-teriak di luar kamar ku.

Setelah mengunci pintu aku pun langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri,soalnya badanku terasa lengket dan bau.

Author pov

"Bii....bibi"teriak papa Gisel pada mpo Ati asisten rumah tangga dirumah Gisel.

"Iya tuan"saut mpo Ati sambil menunduk kepada papa Gisel.

"Gisel udah makan bi,?"tanya papa Gisel pada mpo Ati.

"Sepertinya belum tuan"jawab mpo Ati bingung karena tidak biasanya papa Gisel menanyakan apakah gisel sudah makan atau belum.

"Bagus kalo begitu"jawab papa Gisel dengan senyumnya.

"Sekarng juga,kamu beresin makanan dan simpan di lemari,setelah itu kunci lemari dan jangan sisahkan sedikit pun makanan di meja ngerti" sambung papa Gisel.

"Tapi tuan non Gisel kan,belum makan tuan" jawab mpo Ati pada papa Gisel.

"Kamu membantah  saya haa!!"teriak papa Gisel pada mpo Ati.

"Ti...ti..tidak tuan.yasudah kalo begitu, saya beresin makanan dulu di dapur permisi"pamit mpo Ati pada papa Gisel.

"Hmm"jawab papa Gisel dengan deheman.

Di kamar Gisel

"Aaakkhhhh.....kenapa...kenapa aku ngga pernah dianggap di rumah ini,dan di keluarga ini skali pun"tangis Gisel menggema di kamarnya.

"Aku benci...aku benciiii,kenapa aku harus di lahirkan ke dunia ini,kenapa...."teriaknya lagi.

ya allah andai aku tau nasib aku akan kaya gini mungkin aku nolak sangat menolak untuk dilahirkan ke dunia ini.

Aku benci hidup ku,aku benci...

Racau gisel disertai tangisan.

2 jam kemudian.

Kreokk
Kreok

Gisel terbangun karena bunyi perutnya,pertanda bahwa Gisel belum sarapan.

"Aduh..ini jam berapa ya"kata Gisel sambil mengucek matanya yang sembab karena menangis.

Setelah itu Gisel melihat jam weker yang berada di nakas yang menunjukan pukul 11.15 giselpun turun menuju dapur.

Setiba Gisel di dapur,Gisel melihat sekelilingnya gelap karena lampu telah padam.

Giselpun berjalan menuju saklar lampu berniat untuk menyalakannya kembali tetapi niat itu di urungkannya,karna gisel melihat papanya sedang bersender di meja bar.

"Mau apa kamu"tanya papa Gisel pada Gisel sambil bersedekap dada dengan angkuhnya.

"Apa urusan anda"kata Gisel dan berlalu pergi dari hadapan papanya.

"Kamu tanya apa urusan saya,heiii anak biadab kamu lupa ini rumah siapa,INI RUMAH SAYA...!!!"kata papa Gisel di sertai teriakannya.

"Terus...!!"tantang Gisel pada papanya.

"Ohhh jadi kamu berani sama saya,beranii" jawab papa Gisel,dan mendekati Gisel.

"Iya,untuk apa juga saya takut terhadap anda,"

"DASAR ANAK BIADAB KAU,,,"teriak papa gisel dan melemparkan vas bunga yang terdapat dimeja hias pada gisel.

Prenggg

Dengan kelincahannya gisel berhasil menghindar dari lemparan papahnya.

"Ohhh jadi anda sekarang main kasar,"kata gisel dengan senyum miring.

"Ngga nyangka ya,ternya orang seperti anda berani juga main kasar.Dasar bodoh,buta kali ya orang-orang membangga-banggakan,serta menyanjung anda sampai ngga liat betapa burukya orang yang mereka andalkan ini!!!,"

"CUKUP.....!!!dasar anak yang ngga tau diri kau,biadab,enyah kau dari dunia ini,kamu sama skali tidak bersyukur atas apa yang kamu punya selama ini"maki papa Gisel

"Hhaha TIDAK BERSYUKUR ngga salah,HARUSNYA ANDA YANG PANTAS MENYANDANG KATA ITU...KARENA APA,KARNA ANDA SELAMA INI NGGAK PERNAH MAU BERSYUKUR,ATAS HARTA YANG ANDA MILIKI,SAMPAI-SAMPAI ANDA MENYAKITI,MENINDAS,BAHKAN MENYALAHKAN ANAK ANDA YANG MALANG INI TERHADAP RENCANA ANDA YANG GAGAL ITU,,,!!!.teriak Gisel menggema diseluruh ruangan di sertai dengan isakan.

"BERANINYA KAMU MEMBANTAH DAN MENGATAI SAYA RASAKAN INI"teriak papa Gisel disertai tamparan di kedua pipi Gisel.

Plak
Plak

"Itu pantas untuk kamu anak biadab"tunjuk papa Gisel pada Gisel dan berlalu pergi dari hadapan Gisel.

Di balik pintu.

"Hiks..hikss kasian non Gisel,bibi sedih banget ngeliat non Gisel di gituin sama tuan,pedahalkan non Gisel anak yang baik,pinter,cantik lagi tapi kenapa tuan dan nyonya ngga pernah mau nerima non Gisel...hiks...hikss"kata bibi pada mang Diding supir di rumah Gisel sambil tersedu-sedu karena tangisannya.

" udah lah bii ngga usah kita urusin,itumah hak tuan buat apain anak nya toh dia juga yang akan menyesal kalo non Gisel sampai kenapa-napa"balas mang Diding sambil mengusap punggung mpo Ati.

"Tapi kan..,"kata mpo Ati di potong oleh mang Diding.

"Sudah-sudah itu,urusan mereka kita kan disini hannya sebagai asisten bukan apa-apa jadi kita ngga ada hak buat ngatur-ntur hidup non Gisel dan tuan"kata mang Diding dan berlalu meninggalkan mpo Ati.

Bersambung...

Griselia(love And Family Problems)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang