Awal.

120 2 0
                                    

ATURAN MEMBACA

1. Pelan-pelan saja, tidak perlu buru-buru.

2. Baca dalam hati, tidak perlu keras-keras, agar yang sudah di hati tidak segera lepas.

3. Berikan komentar pada bagian yang kamu sukai.

4. Screenshot dan sebar luaskan. Jangan lupa tag akun @tinta.kelabu di Instagram atau di media sosial lainnya.

***

Kita akan selamanya menjadi kumpulan kata. Apa yang sudah terlewati, sekarang memang sudah benar-benar mati. Segalanya telah hilang dan tidak akan pernah terulang.
**
Tentangmu aku mengenal apa itu rasanya cinta, ternyata ada manis dan pahitnya juga. Manisnya sewaktu kita bisa melihat indahnya kelopak senja bersama-sama, yang lebih indahnya lagi; aku melihat surya tenggelam lewat kedua matamu. Sedangkan pahitnya sekarang semua yang sudah terlewati hanya bisa tersimpan di dalam memori.
**
Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa melawan takdir yang sudah digariskan, kita sebagai manusia biasa memang sudah sepatutnya menerima dengan hati seluas lapang. Bersama-sama mana yang sifatnya selamanya? Semuanya hanyalah rasa yang sementara saja. Manis hanya di awal sedangkan pahitnya selalu ada di belakangnya. Memang, manis dan pahit itu sudah menjadi paket lengkap dalam urusan mencintai. Kita tidak bisa mencintai dengan memilih satu rasa. Jika memilih manis, itu berarti kita bersiap untuk menelan pahit di kemudian hari.
**
Jadi bagaimana? Sudah siap menerima keduanya? Kalau hatimu belum siap menerima konsekuensi yang harus diterima, jangan berfikiran untuk mengenal apa itu cinta, nanti kamu trauma.
**
Jangan menerima seseorang hanya karena kesepian tetapi karena kesiapan.

Baca juga tulisanku di..

Instagram | Twitter |

Sebuah LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang