Bab 2 Kevin Ghani Ammardinata

90 15 11
                                    

"Apa yang mau kalian sombongkan ? kita hanyalah segumpal tanah yang diberi nyawa. Semua yang kalian miliki hanyalah titipan dari Allah SWT,"

~Suratan Takdir~

Nb : jadilah reader yang baik. Yang selalu meninggalkan jejaknya setelah selesai membaca❤️ vote dan comment itu gratis :)
Jangan jadi silent reader ya :"(

Sebelum pulang sekolah, aku berniat menemui kak Zaki selaku ketua rohis. Aku disuruh Ryan untuk mengantarkan beberapa berkas berisi formulir pendaftaran anak rohis kepada kak Zaki.

Kak Zaki merupakan lelaki idaman, aku kagum padanya. Pasalnya bukan hanya tampan tapi ia juga pemuda sholeh. Aku hanya bisa mengagumi kak Zaki dalam diam.

Saat aku berjalan melewati koridor sekolah dengan tergesa-gesa. Yah pasalnya aku pulangnya naik angkot jadi harus buru-buru, kalau nggak gitu nanti ketinggalan angkot.

Bruggh...

Tanpa sadar aku menabrak seseorang dan membuat berkas-berkas yang kupegang jadi berhamburan. Aku melihat ke arahnya ternyata aku menabrak seorang cowok.

"Punya mata nggak sih elo. Kalau jalan lihat-lihat dong." omel cowok itu.

Kevin Ghani Ammardinata yah itulah nama yang tertera di nametagnya.

"Ma...maaf aku buru-buru tadi." balasku seraya membereskan berkas yang berhamburan tadi.

"Jangan marah-marah sama cewek cantik kaya Zahra Vin," pinta teman cowok tadi.

"Bodoamat mau cantik atau jelek gue nggak peduli. Salah siapa main nabrak orang. Makanya mbak kalau jalan tuh jangan nunduk mulu." ucap Kevin sarkas.

"Ayo pulang Ren." ajak Kevin pada temannya itu.

Yah aku kenal dengan temannya Kevin. Nama temannya adalah Rendy Adam Prasetyo. Rumahnya tak jauh dari rumahku.

"Bentar gue mau bantuin Zahra beresin berkas-berkasnya dulu. Lo nggak mau bantu Vin ?" tanya Rendy pada Kevin.

"Ogah gue, kalau lo mau bantu dia yaudah bantuin aja sana. Tapi jangan ngajak-ngajak gue. Gue mau pulang duluan." ucap Kevin sarkas berlalu meninggalkan aku dan Rendy.

"Gue bantuin ya Ra." tawar Rendy.

"Nggak usah Ren, aku bisa sendiri kok. Lebih baik kamu pulang aja." pintaku. Rendy bergeming.

"Astaghfirullah Zahra, kamu kenapa ? kok berkas-berkasnya sampai berhamburan kaya gini ?" tanya kak Zaki tiba-tiba.

"Emm Zahra nggak apa-apa kok kak. Tadi Zahra nggak sengaja nabrak Kevin." balasku.

"Zaki, Zahra gue pamit pulang dulu ya." pamit Rendy. Aku mengangguk setuju. Setelah itu Rendy meninggalkan aku dan kak Zaki.

"Kevin si anak songong dan besar kepala itu ?" tanya kak Zaki.

"Kak Zaki nggak boleh ngatain orang kaya gitu," seruku.

"Bukan ngatain sih Ra, tapi faktanya Kevin kan memang begitu." balasnya. Gue hanya tersenyum.

Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil gue. Yah orang itu adalah Rissa.

"Rara," panggil Rissa.

"Iya Ris." balasku.

"Lo kemana aja sih. Katanya mau pulang bareng. Tuh angkotnya udah datang. Dan gue suruh pak supirnya nungguin bentar." omelnya.

"Iya Ris tadi Ryan nyuruh aku buat anterin berkas berisi formulir pendaftaran anak rohis ke kak Zaki." bisikku pada Rissa. Sedangkan Rissa hanya bergeming.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suratan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang