sebelum lamaran(1)

70 17 18
                                    

happy reading🍉


Dalam seminggu ada satu hari yang dinanti orang-orang, satu hari yang cukup untuk mengistirahatkan diri sejenak dari kesibukan duniawi. Ialah hari minggu hari dimana orang-orang tidak perlu memasang alarm untuk bangun lebih awal. Saat hari itulah mereka bisa memulihkan otak dan tenaga mereka yang dikuras habis pada hari-hari sebelumnya.

Itulah yang ingin dilakukan Ranaya kala itu, pada hari minggu selepas menunaikan sholat shubuh perempuan itu kembali melanjutkan tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Tapi, dirinya masih asik bergelayut manja dengan guling dan kasur.

Dung..tak..dung
cek cek 1 2 suara dicoba!

"Astagfirullah!"

Suara nyaring organ tunggal sontak membuat Ranaya terbangun dari tidurnya dengan keadaan duduk di kasur, perempuan itu mengelus dadanya dia bersyukur tidak mati muda dalam keadaan lajang karena jantungan. Dia lalu melihat kearah jam yang ada di dinding kamarnya

"tckk ... masih jam tujuh lewat lima"

perempuan itu berdecak kesal padahal dirinya berencana tidur hingga pukul delapan, masih ada waktu 55 menit 14 detik tapi matanya tidak mau lagi diajak berkompromi untuk kembali tidur. Jadilah waktu tidur 55 menit 14 detik itu terbuang sia-sia.

Tepat setelah ia selesai membereskan tempat tidurnya Ranaya segera pergi melesat ke dapur.

"lho ndoro putri sudah bangun, tidak biasanya?" kata seseorang yang telah lebih dahulu ada disana sebelum Ranaya

"suara organ tunggal di tempat bu Indah tuh, kenceng amat. Naya sampe kebangun gara-gara kaget! bisa-bisa rumah kita ntar runtuh"

Ranaya tidak suka dengan suara nyaring salon dari organ tunggal, dia merasa jantungnya ikut bergetar. Melodi lagu-lagu dangdut terdengar keras hingga menggetarkan jendela rumah nya.

"yah namanya juga pesta nikahan, kalo sepi bukan pesta namanya"

Saat itu tidak seperti biasanya Ranaya melihat banyak makanan yang tersaji di meja, Sarah ibunya Ranaya bahkan masih terlihat sibuk memasak padahal makanan di meja sudah terlalu banyak baginya.

"kok ibu banyak banget masak?, mau Naya bantuin?" tawar Ranaya kepada ibunya

"ga usah entar malah ga jadi masakannya" ledek Sarah, soal memasak Ranaya bukan ahlinya di suruh membedakan lengkuas dan jahe saja ia tidak bisa

"yee kan pengen bantuin, biar jadi anak yang berbakti kepada orangtua nya" sahut Ranaya sambil mengerucutkan bibirnya, Sarah terkekeh melihat kelakuan putrinya.

"ya udah, kamu cuci piring aja"

"oke!"

Ranaya segera melaksanakan perintah dari ibunya itu, sedangkan Sarah kembali melanjutkan kegiatan memasaknya. Keduanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing

"Bapak mana bu? kok lubang idungnya belum keliatan?" tanya Ranaya

"Bapakmu masih molor di sarangnya sana"

Ranaya tertawa mendengar mendengar jawaban dari Sarah, mungkin dirinya yang sering bangun kesiangan itu adalah sifat dari bapaknya yang diturunkan langsung kepada dirinya. Seperti kata pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

"ooh iya, tadi aku lupa pengen tanya. Tumben ibu masaknya banyak, entar ada orang yang mau datang, ya?"

"iya, Gita sama suaminya mau kesini entar" jawab Sarah

"oh gitu"

Ranaya menjawab seadanya, memang biasanya kakak sepupunya itu kerap kali berkunjung kerumahnya pada hari minggu. Merasa kerjaan nya sudah selesai Ranaya lalu pergi ke kamar, mengambil hp lalu mulai menjelajahi sosial media.

ting tong ting tong

Baru saja perempuan itu menghidupkan data seluler sudah banyak saja notifikasi pesan di grup chat teman-temannya

Ratmi
Woy kalian pada kemana dah
ga keliatan batang idung nya.
kalian lupa ya kalo hari ini pesta
nikahan aku!😠

sekar
Sabar Jubaidah orang
lagi siap-siap 😑

Nita
2

Ucha
3

ranaya
4

eva
Ratmi aku ga bisa dateng😭
soalnya aku juga lagi
di kondangan sepupu:v

ratmi
ett dah maemunah tega
amat sih, ya udah lah.

eva
tenang bebeb walau aku
ga dateng, hadiahku udah
aku titipin sama Ucha

ratmi
huwaa makasih loh, va
btw udah ya guys aku
mau di rias.

Tepat setelah dirinya selesai mandi, Ranaya segera bersiap siap saat itu dia memakai kebaya peplum berwarna merah dipadukan dengan rok lilit batik berwarna hitam-cokelat. Dia lalu mengambil hadiah yang sudah ia siapkan dan segera berpamitan pada ibunya.

"bu! Naya pamit, ya. Mau ke kondangan temen! assalamualaikum"

"wa'alaikumsalam. Ga sarapan dulu?!"

"entar aja sarapannya di kondangan!!"

Ranaya melesat pergi dengan ojek online yang telah ia pesan, sedangkan Sarah hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya itu.

.bersambung.

Jangan lupa vote dan komennya, guys. Maaf untuk tanda baca saya yang masih banyak salah. Saya berterimakasih pada kalian yang menyempatkan waktu membaca karya saya.

see you~

Let's get marriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang