"Gue bahagia kalau lo bahagia. Gue akan melakukan apa pun buat lo. Walau caranya sederhana, yang penting tujuannya istimewa."
-Reyhan-
"Lo jadi, kan, bareng gue?" Alesia mengangguk, dirinya juga sudah beri tahu bang Alex agar tidak menjemputnya.
"Nanti, sebelum balik, makan dulu ya. Gue laper," kata Reyhan.
Reyhan dan Alesia berjalan beriringan. Banyak pasang mata yang melihat, namun Reyhan acuh bahkan sekarang tangannya menautkan ke jemari Alesia tanpa meminta izin. "Eh," pekik Alesia.
"Lo diam aja." Tanpa menjawab, Alesia kembali membungkam bibirnya. Tubuhnya menghangat gitu saja. Bahkan, pipinya merona, untung saja, kulitnya tidak begitu putih, jadi tidak terlihat jika dirinya sedang blushing.
Sesampainya di parkiran. Reyhan melepaskan tautannya dan beralih mengambil helm kemudian memakaikannya ke kepala Alesia. Alesia kaget, dan mengerjapkan matanya untuk beberapa saat. Hatinya benar-benar senang. Pikirannya melayang. Jantungnya berdegup kencang.
"Lo pakai jaket gue buat nutupin rok. Gue yakin, lo naik motor gue rok lo naik. Gue enggak mau lo dinikmati orang lain," bisik Reyhan dan menyerahkan jaketnya.
Alesia mengambil tangan lelaki itu untuk menaiki motor yang bisa dibilang tinggi. Jaket juga sudah terpasang rapih untuk menutupi rok-nya. "Han... makasih, ya," ucap Alesia tepat di telinga Reyhan.
"Untuk apa, Al?" Reyhan menghadap ke Alesia sebentar, lalu menyalakan mesin motornya dan melaju.
"Atas semua kebaikan lo buat gue. Lo terbaik," lirih Alesia.
Reyhan tersenyum. Mengambil tangan Alesia untuk memeluk pinggangnya. Tanpa disadari, keduanya tersenyum dan seolah-olah detik ini dunia hanya milik keduanya.
🌀🌀🌀
Alesia dan Reyhan sudah sampai di rumah makan khas Padang ini. Keduanya menduduki tempat yang dekat jendela, sengaja agar bisa melihat jalanan yang penuh keramaian dan orang-orang yang berlalu lalang.
"Al. Gue belom jawab yang tadi lo ucapkan. Gini loh, gue bahagia kalau lo bahagia. Gue akan melakukan apa pun buat lo. Walau caranya sederhana, yang penting tujuannya istimewa," kata Reyhan dan menatap mata Alesia penuh keyakinan.
"Gue mau, lo semakin bersemangat lagi untuk menjalani semua masalah lo. Masalah itu untuk dihadapi, bukan dijauhi. Gue sangat yakin, kedua orang tua lo pasti akan berubah menjadi kedua orang tua yang lembut dan seperti orang tua pada umumnya. Mereka bukan engga cinta, tapi mereka sedang menunjukkan rasa cintanya dengan perlakuan yang berbeda. Apa lo paham sama yang gue ucapkan?" tanyanya.
"Gue paham, kok, Han. Gue akan terus sabar menghadapi keduanya. Sebenarnya emang cape, tapi gue sekarang mengerti, ini hanya sebuah ujian. Toh, Allah engga akan menguji umatnya di luar kemampuannya, bukan?" jawab Alesia.
Reyhan tersenyum mendengar penuturan gadis di hadapannya. Lelaki itu bangga, Alesia ternyata bukan anak yang susah untuk diajak berubah. Dia hanya membutuhkan cinta dan ketulusan. Mungkin, sedikit lagi Reyhan akan berhasil. Mungkin juga, Reyhan menyimpan rasa untuk gadis itu. Namun, dia tidak mau mengungkapkannya, dia ingin menunggu kondisi benar-benar memungkinkan.
"Lo hebat. Lo itu wanita yang benar-benar kuat. Gue bangga sama lo, terus semangat, jangan menyerah. Fighting!" Reyhan mencubit pipi Alesia gemas, hingga membuat orang yang dicubit mengerang kesakitan dan memanyunkan bibirnya.
"Udah ah, makan dulu. Gue laper," celetuk Reyhan kemudian membilas tangannya dengan air dan melahapkan nasi yang sudah tercampur rendang.
🌀🌀🌀
Part pendek, ya, gais. Tapi maknanya dapet ko, semoga bisa menjadi untuk pengalaman hidup, ya. Semangat untuk aku, kamu, mereka, bahkan kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gua adalah Gue
Romance"Alesia. Lo bisa enggak sih rubah penampilan lo sedikit aja. Jangan kaya gini, setidaknya, ya, berubah jadi perempuan yang modis dan berkelas lah. Jangan tiap hari yang lo pegang hanya bola basket dan laptop doang buat nulis. Yang mandang lo lama-la...