Single

63 4 0
                                    

"Jadi kita kemana?"
"Kita akan survey beberapa rumah sakit. St. Luke Medical Center, Beaumont Hospital, dan yang terakhir, nanti kau akan tahu sendiri."

"Kenapa kau tidak memberitahu yang terakhir?"
"Kan nanti kamu juga akan tahu. Aku sudah memberi tahu mereka tentang rencana ini, dan mereka semua menerimamu. Jadi kau tinggal memilih saja yang kau mau."
"Wow, really? Aku tak tahu kau seberpengaruh ini di Amerika."
Nathan tertawa kecil.
"Ayahku membantu mereka dalam membangun rumah sakit dulu, jadi tentu aku punya akses khusus. Tapi tetap saja, mereka menerimamu karena kehebatanmu kok, bukan karenaku. Hanya saja kau melewati antrian yang begitu panjang." jelas Nathan panjang lebar.

Mobil porsche yang dinaiki mereka tiba di tujuan pertama, St. Luke Medical Center.

Beberapa dokter terlihat berjajar di depan pintu utama rumah sakit itu.

"Selamat datang, tuan Nathan." sambut salah satu dokter, dilanjutkan bersalaman dengan Nathan dan Emily. Mereka berkeliling melihat rumah sakit itu. Suasana yang bersahabat, dengan taman yang cukup luas untuk para pengunjung maupun petugas rumah sakit itu.

Mereka pun menyudahi berkeliling di St. Luke dan beralih ke Beaumont.
Beaumont Hospital berdiri di daerah yang lebih sepi, dan bangunannya yang sedikit ngeri, membuat Emily bergidik saat memasukinya. Tapi ia tetap menghormati petugas disana dan berkeliling sekilas.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Nathan ketika memasuki mobil untuk pergi ke rumah sakit ketiga.
"Lumayan, tapi aku lebih suka St. Luke, disini agak seram." Emily kembali bergidik membayangkan bangunan tadi. Nathan tertawa kecil.
"Meski bangunan kuno, Beaumont dipenuhi oleh dokter-dokter hebat juga. Tapi sepertinya, kau akan memilih yang terakhir."
"Memangnya dimana yang terakhir?"
"Tunggu saja, sebentar lagi kita sampai."

Setelah perjalanan sekitar 30 menit, tibalah mereka di bangunan tinggi besar dengan jembatan kaca yang menyambungkan beberapa bangunannya,

Johns Hopkins Hospital

Nama itu terpampang besar membuat Emily mengucek matanya sekali lagi. Apa kah ini mimpi ia berdiri di salah satu rumah sakit terbaik ini?

"Serius Nath? Aku bisa kerja disini?"
Nathan mengangguk.
"Aku sudah mengirim semua catatan operasimu selama ini, dan mereka bilang kau diterima."
Emily refleks memeluk Nathan.
"Thankyou, Nath!! Kamu selalu bisa membuat aku senang."
Nathan membalas pelukan itu dan mengelus rambut Emily.
"Sama-sama, ayo masuk, mereka sudah menunggu kita untuk mengajak kita berkeliling."
Emily melepaskan pelukannya, dan mengangguk semangat.

Beberapa dokter menunggu mereka. Dokter disitu terbilang ramah dibalik wajah mereka yang selalu serius itu.

"Selamat siang, tuan Nathan. Saya Daniel, kepala dokter bedah disini. Dan disini ada Sofia, Chloe, dan Lucas. Mereka semua adalah dokter bedah, tapi masih ada beberapa lagi yang tidak ada shift hari ini, dan kepala rumah sakit sedang pergi ke Jepang. Jadi kami yang akan membawa anda berkeliling. Saya harap anda tidak keberatan." Dokter-dokter itu membungkukkan badannya pada Nathan.

"Tentu saja tidak, dokter Daniel. Ini Emily, dokter pribadi saya." Nathan mengenalkan Emily, mereka pun berjabat tangan.
"Saya sudah mendengar dari kepala rumah sakit bahwa anda mungkin akan bekerja disini. Kemampuan anda sangatlah tinggi, nona."
"Terima kasih, dokter Daniel. Panggil saya Emily saja." balas Emily dengan senyuman.

Mereka pun berkeliling, rumah sakit itu sangat besar sehingga membutuhkan waktu hampir 2 jam untuk menjelajahi semua tempat disana. Dokter-dokter itu menjelaskan dengan sabar semua tempat secara bergantian, dan akhirnya tiba saatnya Emily menyudahi pertemuan itu.

i'm falling, again. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang