Hari ini Sherly melakukan rutinitas nya seperti biasa. Sehabis bangun tidur dia langsung membersihkan diri dan setelah itu turun kebawah untuk sarapan. Setelah selesai dengan sarapan nya Sherly langsung berangkat ke kampus.

Saat sedang berjalan untuk masuk ke kelas, ia merasa bahwa ada yang aneh dengan orang-orang yang dia lewati. Semuanya menatap Sherly lalu berbisik seakan sedang membicarakannya. Tidak sampai situ, saat sudah memasuki kelas semuanya juga menatapnya dengan tatapan yang sama.

Sampai Kinara datang ke arah nya dan menarik Sherly ke tempat duduk. Sedangkan Sherly sedari tadi hanya merasa kebingungan dengan semuanya. "Ini ada apa sih, Na?" tanyaku penasaran.

"Parah Sher, kamu jadi bahan omongan sekampus nih"

"Apa? Bagaimana bisa?" heran dengan yang di bicarakan oleh Kinara.

Ada apa? Kenapa tiba-tiba dia menjadi bahan omongan sekampus. Sherly pikir, dia tidak ada melakukan hal yang aneh-aneh. Tapi pemikiran Lisa tentu saja salah, dia habis jalan bersama Mahasiswa Populer yang dicap sebagai manusia es dengan seribu kata pedas nya di kampus ini.

"Coba kamu lihat ini" jawab Kinara sambil menunjukan layar ponselnya kehadapan Sherly.

Ia memandang dengan sangat teliti apa yang bisa membuat dirinya menjadi hot topic sekampus. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat fotonya bersama Dean saat sedang berada di kafe kemarin.

Bagaimana hal ini terjadi, apakah ada yang mengikutinya secara diam-diam lalu memotret nya atau Dean sendiri yang sengaja merencanakannya. Apa pun itu, sekarang aku merasa takut.

Sementara di sisi lain, Dean beserta kawan-kawannya sedang berkumpul di kantin. Tempat yang tepat jika saja kelas dibatalkan karena dosen sedang ada urusan pribadi.

"Hei, tebak hal menarik apa yang terjadi?" ucap seorang pria yang biasa di sebut Bima.

"Jangan mengesalkan, beri tahu saja intinya" jawab pria yang satu sambil menjitak kepala Bima, yang tak lain adalah Jake.

Sedangkan Dean hanya menyimak pembicaraan mereka. Tidak berguna jika ingin mencoba untuk bergabung dengan mereka. Paling-paling hal yang bakal mereka bicarakan tak akan jauh dari wanita atau anak geng dari kampus sebelah.

"Kemarin aku bertemu dengan seorang wanita yang cantik di kedai Saleh. Luar biasa sekali...."

"Huh.... Ku pikir kamu akan mengatakan sesuatu yang penting, ternyata hal yang tidak bermutu sama sekali." ucap Hendra lalu beranjak dari tempat duduknya, tapi segera di tahan oleh Bima.

"Dengarkan dengan baik terlebih dahulu, jangan main meninggalkan begitu saja!!" protes Bima sambil menarik Hendra sampai kembali terduduk di bangku sebelahnya.

"Aku tidak tertarik dengan 'hal menarik'mu itu" cetus Hendra

"Maka oleh itu, dengarkan aku terlebih dahulu. Wanita yang kutemui kemarin, ia sedang diam-diam memotret Dean dengan seorang perempuan dari jauh" Jelas Bima sambil mengusap-usap lengannya seolah merinding.

Dean yang merasa namanya disebut segera menoleh ke arah Bima dan Hendra lalu menaikkan alis nya seakan meminta penjelasan. Tapi fokus ketiganya beralih ke sosok jake yang sedang berlari kearah mereka.

"Kenapa kau?" tanya Hendra sambil memandang Jake dari atas sampai bawah.

"Itu... co- coba deh.. huft.. kalian..."

"Tenangkan dirimu terlebih dahulu baru berbicara" potong Bima karena merasa kesal dengan Jake yang menjelaskan sambil ngos-ngosan.

"Itu... foto Dean bersama seorang perempuan tersebar disatu kampus. Dan sekarang perempuan itu, atau eh... Sherly!! Dia jadi bahan omongan satu kampus" jelas Jake yang kali ini lebih jelas.

Give Me ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang