bagian dua.

50 3 0
                                    

Jangan salahkan aku jika nanti aku salah paham dengan semua sikap mu kepadaku.

***

Rumaisha dan clarissa mereka berada dikantin. Ruma memesan batagor kesukaanya dan es jeruk, sedangkan clarissa memesan nasi goreng, batagor, bakso dan minumannya sama dengan ruma.

Ruma yang melihat seberapa banyak makan clarissa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tetapi dia heran seberapa banyak pun clarissa makan badannya selalu kecil.

“wahh.. parah. Makan ga ngajak-ngajak nih.” Tiba-tiba alieen duduk disebelah clarissa dan mencomot batagornya.

“kebiasaan deh lo, suka makan makanan orang tanpa izin.” Marah clarissa

Alieen tidak datang sendirian ke kantin tetapi dia datang dengan ” four A”. ruma yang sadar bahwa alieen tidak datang sendirian menatap orang yang dengan tidak seizinnya duduk di sampingnya yaitu agam. Tetapi ruma hanya memandangnya sebentar terus bertanya ke alieen.

“lieen tugas gue udah di kumpulin kan ke si dito?”

“udah tuh dikumpulin sama si abi umi” tunjuk alieen kepada abian. Merasa namanya di panggil abian hanya mendengus dengan sebutan alieen.

“ada yang mau nitip pesan?” tawar  aziel kesemuanya.

“gue dong pesen bakso sama es the nya” pinta alieen

“kalau gue sama abian nasi goreng sama the anget” ucap adnan.

“kayak yang kembar aja” sahut clarissa

”ehh.. ya iya dong kita itu si kembar yang paling ganteng” seru abian sambil merangkul adnan dan menaik turunkan halisnya. Alieen dan clarissa yang melihat kelakuan kedua orang tersebut pura-pura muntah, karena jijik.

“kalo lo mau pesen apa?” tanya aziel kepada agam.

“gue pesen batagor satu sama es jeruknya” ucap singkat agam. Aziel pun pergi untuk membeli pesanan mereka.

Rumaisha terus makan makanannya dan menghiraukan seseorang yang disampingnya terus menatapnya tanpa berkedip. Ruma makan apa adanya tidak di anggun-anggun kan sehingga dia tidak sadar bahwa sekarang dia makan dengan belepotan. Agam yang melihat cara makan ruma yang seperti  anak kecil hanya menggelengkan kepala dan mulai membersihkan sudut bibir ruma yang belepotan.

Tubuh ruma menegang dengan perlakuan tiba-tiba agam dan langsung menghentikan makannya. Ruma manetap agam yang masih membersihkan sudut bibirnya.

“kalo makan itu jangan kayak anak kecil, udah gede loh” ucap agam sambil senyum dan mengusap lembut pipi rumaisha.

“si abang biasa ae aja ngegobalnya..”ledek adnan, semua yang ada dibangku tersebut tersenyum ngeledek dengan apa yang dilakukan agam kepada ruma.

”makasih.” kata ruma sambil tersenyum canggung dan melepaskan tangan agam dengan perlahan dari pipinya.

Ruma mengalihkan kegugupannya dengan langsung meminum minumannya. Sedangkan agam terus tersenyum melihat salah tingkah ruma.

“heh. Lo pada berdua ambil gih pesanannya, gue ribet!!” perintah aziel saat sampai kebangku mereka kepada adnan dan abian. Kedua teman aziel pun pergi mengambil pesannya. Sedangkan aziel duduk karena dia telah mengambil pesanannya dan juga pesanan agam.

“pesanan gue mana?” tanya alieen kepada aziel

“tuh masih di warungnya, nanti juga di bawa sama pacar lo” acuh aziel

“siapa? Gue ga punya pacar ya..”

“siapa lagi yang sering lo sebut si abi umi itu”

“lo kalo ngomong ya.. pengen gue tabok itu muka datar lo ya” marah alieen. Sedangkan aziel hanya mengangkat kedua bahunya.

Tiba-tiba datang danita dengan kedua temannya yaitu fany dan fidelya. Memang dari dulu danita menyukai agam, sehingga danita terus mencari perhatian agam namun agam tidak pernah melirik sekalipun ke danita.

“hai.. agam,” sapa danita sambil mencekal lengan agam. Agam segera melepaskan cekalan denita dari lengannya.

“ihh.. kok dilepas sih.?” Tanya denita dengan manja

Rumaisha yang melihat tersebut merasa geli dan juga tidak suka.

“loh ko nenek lampir ada disini?” adnan dan abian membawa pesanannya dan kebangku mereka, tatapi kursi mereka sudah di ambil alih oleh denita dan kedua temannya

“cantik gini lo sebut nenek sihir, dasar biadab lo,” tunjuk deniata ke adnan

“minggir lo!, ini kursi gue.” Usir adnan dan abian kepada denita dan kedua temannya.

“ga mau. Gue mau deket sama agam sayang” tolak denita dan kedua temannya.

“di tempat gue aja, gue mau ke perpustakaan dulu” tawar ruma sambil berdiri mau pergi. Tetapi dengan cepat agam mencekal tangan ruma.

“mau gue antar?” tawar agam

“ga usah agam, dia bisa sendiri kok, mendingan kamu disini. Abisin makanan kamu dan temenin aku makan.”

“iya ga usah, gue bisa sendiri kok.” Tolak ruma dengan senyuman. Agam hanya pasrah dan mengangguk kepada ruma.

koridor sekolah sangat ramai, rumaisha terus berjalan sendiri menuju perpustakaan, kadang-kandang ada siswi lain yang menyapanya dan ruma hanya tersenyum sebagai balasan. Saat ingin berbelok ruma bertabrakan dengan seorang siswa.

___________________________________________

Maaf bila cerita ini agak garing ya.🙏😔

Tapi moga aja kalian suka sama cerita ini

Jangan lupa vote, coment sebanyak"nya😊😁

Salam sayang🥰😍

Adilahnh

12mei2020

Agam RumaishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang