1 - Light Off

1.5K 61 3
                                    

POV Kinara

Aku memejamkan mataku sesaat sebelum kububuhkan racun sianida di dalam kopi Capuccino itu. Kopi beracun yang akan membalaskan dendamku selama ini.

Ingatanku kembali pada kematian ibuku satu setengah tahun yang lalu. Sore itu aku sedang berdiri menunggu ibu di pinggir jalan di depan sebuah mini market. Kami janjian untuk bertemu. Aku ingin memberikan kabar gembira untuknya. Mengenai biaya sekolah adikku yang baru saja kudapatkan tadi.

Kulihat ibu dari jauh sudah ada di depan sana. Ia membawa boks dagangannya yang berisi kue-kue di tangan kiri dan nampah di atas kepalanya. Wajah tuanya nampak lelah sekali dan penuh peluh. Tapi ibu malah terlihat bahagia saat aku melambaikan tangan dengan ceria.

Namun, tiba-tiba kulihat sebuah mobil sedan mewah berwarna merah dengan kecepatan cukup tinggi kehilangan kendali. Ia banting setir ke arah kiri saat di depannya ada sebuah truk besar sedang berjalan lambat. Tak kusangka mobil itu malah mengarah ke bahu jalan hingga naik ke atas trotoar. Tepat di depannya ibuku sedang melintas.

"Ibuuuu awaaaaasss!!!!!" teriakku kencang sekali.

Namun, suara bising lalu lintas mengaburkan teriakanku padanya. Ibuku tak mendengar. Ia justru tersenyum padaku. Aku jadi panik. Mobil itu mengarah semakin dekat ke arahnya. Lalu...

Ciiiiittt!!!! Braaaakkkk!!!!

Tubuh wanita renta itu terpental jauh. Aku terbelalak tak percaya. Jantungku bergedup kencang menyaksikannya baru saja ditabrak mobil. Aku segera berlari kencang mendekatinya. Ia tergeletak tak berdaya di trotoar jalan dengan darah mengalir dari kepalanya. Kue-kue dagangan itu tumpah ruah ke mana-mana bersama rusaknya nampah yang selalu setia menemaninya sepanjang hari untuk mengais rezeki.

Aku terperangah tak percaya dengan kenyataan yang kusaksikan ini di depan mataku sendiri. Hanya bisa berteriak histeris memanggil namanya. Kuangkat tubuh renta itu di pangkuanku. Kubangunkan ibuku berharap ia masih bernyawa. Kupanggil namanya berkali-kali. Tapi tak ada respon sama sekali. Matanya tetap terpejam. Perasaanku tak karuan. Dadaku sesak. Aku ketakutan setengah mati. Apakah ibuku akan mati?

"Ibuuu.... Ibuuu... Bangunlah! Kumohon bangunlah Ibuuu ....," isakku sedih.

"Sepertinya Ibu ini sudah meninggal Mba," ujar seseorang di sampingku. Entah siapa dia.

"Gak mungkin Ibu meninggal!! Ibu pasti masih bisa diselamatkan kan, Pak?" tanyaku bimbang. Pria itu hanya terdiam ragu.

Aku benar-benar berharap ibuku masih bisa diselamatkan. Jika tidak aku dan kedua adikku akan menjadi anak yatim piatu.

Kuperiksa denyut nadi di pergelangan tangan ibu. Masih bisa ku rasakan denyutan itu walaupun terasa lemah. Aku bersyukur beliau masih hidup.

Kulihat juga orang-orang mulai berdatangan melihat kejadian ini. Mereka hanya memandangi kami. Berbisik-bisik. Tanpa berniat membantu sama sekali. Aku kecewa melihat sikap mereka. Tak adakah rasa peduli pada kami?

Tak berapa lama kudengar suara sirene ambulans. Mobil itu datang cepat dan petugas medis segera berhamburan keluar dari dalam. Kupanggil mereka agar segera mengangkut ibuku yang masih tak berdaya. Tapi mereka malah mendekati mobil mewah itu terlebih dahulu. Aku kecewa.

Mobil yang telah menabrak ibuku itu rusak parah di bagian depan. Kap mobilnya sampai penyok. Pintu depannya sulit dibuka sampai petugas polisi terpaksa memotongnya. Setelah terbuka kulihat ada seorang pria di sana dalam keadaan sama tak berdayanya. Kepalanya penuh darah. Ia pingsan. Petugas ambulans berhasil mengeluarkannya dengan sigap. Ia kini terbaring lemah di atas ranjang. Aku tercengang melihat pria bersetelan jas hitam itu. Aku mengenalnya. Baru saja tadi siang, ia makan dengan teman wanitanya di restoran tempatku bekerja. Penampilan aristokratnya begitu menarik perhatian dan memukau. Sampai-sampai semua pelayan dan pengunjung wanita disana terkesima melihatnya. Ia pria tampan dengan postur tubuh yang ideal bak model tapi sayang sikap jumawanya membuatku muak dan kini pria sombong itu telah menabrak ibuku. B*jingan!!

Belenggu Kinara [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang