Tujuh Pelindung Pusaka

59 8 17
                                    

"Perkenalkan, aku Greysha Clandestine. Aku, yang akan menjadi pelindung pusaka di planet ini."

Suasana hening seketika, namun saat satu orang bertepuk tangan pelan, ratusan puluhan tangan lain mengikutinya.

"Luar biasa!"

"Apa tadi ada yang melihat gerakannya? Dia sungguh cepat seperti kilat!"

"Kalau pelindung pusaka kita sekuat ini, planet kita pasti akan aman!"

"Greysha! Greysha! Greysha!" suara sorak-sorakan mulai menggema di aula tersebut, mengelu-elukan nama Silver Grey. Silver Grey menyengir dan mendengus, lalu menyerahkan mic kembali kepada MC dan turun dari panggung.

"Eh... ba-baiklah. Kita akan melanjutkan duelnya. Selanjutnya ronde ke 12, peserta nomor 14 dan 28 silahkan naik ke panggung," sambung sang MC.

"Duh... bagaimana ini Sun? aku gugup...." bisik Moona. Sunniva menggenggam erat tangan Moona.

"Tenang saja, kita pasti menang!"

"Aku tahu kalian pasti bisa!" ujar Blueta, Lazuly ikut mengangguk, mendukung penuh temannya yang akan naik ke panggung.

"Baiklah! Kami pergi dulu, doakan kemenangan kami ya!" pamit Sunniva sambil menarik lengan Moona.

"Iya!" koor Lazuly dan Blueta.

Pertandingan pun dimulai, Sunniva dan Moona berhadapan dengan seorang pangeran pengguna angin dan putri pengguna tanah.

Setelah MC memberikan aba-aba mulai, Sunniva segera mengangguk ke arah Moona. Moona yang paham dengan kode dari Sunniva langsung bergerak.

Moona membentuk lingkaran dari ujung jarinya dan seketika di panggung tersebut tercipta ruangan yang gelap tanpa setitik pun cahaya, lalu Moona menciptakan sebuah ilusi dimana dirinya bertambah banyak dan di dalam lingkaran bulat itu, kedua lawan mereka tidak dapat melihat satu sama lain atau benda apa pun, hanya dapat melihat bayangan Moona yang berpendar. Otomatis, kedua lawan mereka hanya menyerang bayangan Moona tanpa arah, namun bayangan itu tidak terluka sedikitpun, yah namanya juga bayangan. Hingga lawan mereka menjeda serangan mereka karena kelelahan.

"Sekarang Sunny!" seru Moona.

"Okee!" Sunniva terbang dan mengarahkan tangannya ke lingkaran hitam tersebut, enam cahaya terbentuk di sisi kanan dan kirinya, kemudian secara bersamaan keenam cahaya itu menyinari dengan sangat terang kedua lawan mereka, sanking terang dan panasnya cahaya tersebut membuat kedua lawan mereka berteriak kesakitan.

'Semua orang hanya fokus pada si Grey, apa bagusnya dia? Sombong begitu. Aku bisa lebih hebat lagi daripada dia,' batin Sunniva.

"Ka-kami menyerah!" ujar pemuda lawan mereka. Namun Sunniva tidak berhenti, dia terus mengarahkan cahayanya kepada mereka.

"Su-Sunny! Sudah cukup! Mereka sudah menyerah!" seru Moona sambil memegang lengan sahabatnya itu. Sunniva tersentak dan menghentikan serangannya.

"Maaf...." gumamnya pelan. Moona hanya memandangnya, khawatir.

"Pemenangnya adalah nomor urut 14, selamat kepada pemenang!"
**************************************************************
Matahari tertidur, bulan yang kini menjadi penguasa langit. Artinya, malam penobatan pelindung pusaka yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta telah tiba. Malam penentuan.

Queen Platina sudah berdiri di atas panggung sambil membawa ketujuh lencana untuk penjaga pusaka. Sang MC berdeham, membuat para peserta yang tadinya ribut terdiam.

"Dengan ini, saya akan membacakan nama ketujuh orang yang berhak melindungi pusaka kita semua," kata sang MC. Suasana semakin menegang saat sang MC membuka sebuah gulungan kertas yang berisi nama-nama yang terpilih. Lazuly dan ketiga temannya saling berpegangan tangan, berdoa dalam hati masing-masing agar mereka sama-sama terpilih.

Seven Gardenia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang