07:15 AM"Raaa....11 Nayraa!" teriak seseorang yang sangat menusuk telinga Ayra. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya yang super bar-bar.
Ayra membalikkan tubuhnya dengan malas dan menghentikan perjalananannya menuju kamar mandi.
"Iya, DALEM!" jawab Ayra sedikit kesal.
"Bisa ngga si Lo ga triak-triak!" lanjut Ayra mengomeli sahabatnya.
"Ga bisa lahh. Ikut dong! Ra," pinta Freza.
"Dasar gabut!" jawab Ayra dan Freza terkekeh.
Arabella Farsha Nafreeza. Sahabat Ayra biasa dipanggil Freza, Priza, Sapri, dan masih banyak lagi. Mereka tumbuh bersama dari kecil. Sehingga sangat mengenal masing-masing sifat dan karakter sahabatnya.
Freza seseorang yang cantik, agak pintar tapi tidak begitu, susah move on dari mantan, cerewet dan yang lainnya susah dijabarkan.
Selera humornya yang receh memang sama dengan Ayra, mereka suka tertawa menertawakan hal-hal yang menurut orang lain aneh dan tidak lucu. Jika Freza dan Ayra melihat hal yang lucu mereka saling menatap dahulu, lalu tertawa. Freza sudah tau apa yang ada dipikiran Ayra begitupun sebaliknya, sehingga tidak perlu dijelaskan. Kejadian tersebut tentu akan diulang-ulang oleh mereka, dan mereka akan tertawa lagi. Suka heran.
Nasib Ayra dan Freza hampir sama. Mereka di rumah masing-masing seperti anak tunggal.
Kakak Ayra tinggal di dekat perusahaan papanya, dan kakak Freza menjadi tentara yang masih berjaga di perbatasan negara. Nama kakak Freza adalah Fabio Mahesa Dananjaya. Bio panggilannya.
"Ra!?"
Freza yang dari tadi hanya diam melihat sikap Ayra, membuka mulutnya. Freza greget.
"Ini kenapa si ni anak tumben-tumbenan dingin bet kek kulkas," batin Freza.
"Iya Za, ada apa? ada apa Freza temen babi Ayra," jawab Arya.
"Lo kenapa njir? diem-diem baek, biasanya ngoceh trs sampe bibirlu monyong-monyong," tanya Freza.
Ayra menatap Freza dengan mata bawang.
"Ehh malah mau nangis ni bocah. Cup cup cup!. Kenapa, Ra?" tanya Freza lagi
"Gue, hmmm..........." Ayra menggantung kalimatnya. Air mata Ayra tak dapat dibendung.
Freza langsung memeluk dan menepuk-nepuk bahu Ayra agar Ayra tenang.
Sungguh Ayra tidak ingin mengingat masa lalunya. Masa lalu yang sangat menjengkelkan, dan tentu saja menyakitkan. Namun, apa daya sang pembawa luka tak sengaja kembali dengan membawa sejuta kenangan lama. Membawa lagi perih yang sudah lama tak terasa.
"Gue laper banget Za," jawab Ayra yang sudah tenang sambil mengusap air matanya.
"Kenapa ga bilang sih? nangis-nangis segala bikin orang panik. Lo kan bisa bilang sama Gue," Freza marah dengan lembut.
"Sebenarnya Gue tau Ra, Gue tau Lo kenapa. Tadi Gue liat sendiri Lo sama Zega," Batin Freza.
Freza tahu apa yang terjadi. Ia memilih untuk diam dan menunggu Ayra berbicara sendiri kepadanya. Freza tak mau memaksa Ayra. Karena jika ia memaksa mungkin Ayra akan lebih teringat dengan kenangannya.
Kenangan yang mungkin bagi Ayra sangatlah indah. Sangat istimewa.
🍃🍃🍃
09:00 AM
kring kring kringg
Bel istirahat telah berbunyi. Siswa-siswi berbondong-bondong menuju kantin. Ayra yang tadi kelaparan langsung mengajak Freza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need You Beside Me
Teen FictionBagaimana rasanya dikelilingi oleh cogan-cogan? Ada mantan, sahabat, ada pula yang menggebet:v Hidup dengan kecukupan membuat Ayra selalu bersyukur. Keluarga yang harmonis menambah kesan hidupnya. Apakah Ayra akan kembali ke masa lalu dengan mantan...